14. PESAN TERSEMBUNYI ‼️

3K 300 55
                                    

"Bergeraklah dengan strategi bukan ambisi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bergeraklah dengan strategi bukan ambisi."

®®®

Rasakan setiap rintihan dari suara ketidakadilan itu, kami tidak akan berhenti mempermasalahkan hal yang sama sebelum kebenaran terungkap.

#USUTTUNTASKASUSDANU!

***

Tiga hari berlalu sejak Mahesa dipindahkan ke rumah sakit umum dengan keadaan yang semakin memburuk. Mahesa mengalami hipotermia yang diakibatkan dari rasa cemas serta takut berlebihan, membuat pikirannya menangkap hal-hal buruk yang memberikan reaksi emosional tinggi. Saat dia semakin takut tubuhnya akan semakin menggigil dan dia berteriak histeris dengan menyebutkan 'pembunuh' disepanjang pengobatan.

Mengingat hal tersebut, membuat Rafka, Damar, dan Reno merasa kasihan kepada Mahesa yang bahkan mereka belum menemukan jawaban apa-apa atas tebakan mereka kemarin. Mereka merasa Mahesa disiksa secara mental secara perlahan-lahan, entah apa yang membuat dia seperti orang ketakutan setiap kali bertatapan dengan orang-orang.

"Sekarang apa? Kita tidak bisa bertanya dulu kepada Mahesa, dia belum pulih sejak tiga hari berlalu," ujar Reno yang duduk sambil melempar bola takraw hingga menggelinding ke sisi lapangan.

Mereka bertiga saling pandang dengan wajah lesu, tidak tau harus berbuat apa dan lagi-lagi menemui jalan buntu setelah mengetahui satu fakta jika Mahesa yang menjadi saksi pembunuhan Danu. Apalagi, untuk menemui Detektif Lenan, bahkan mereka dijaga ketat di sekolah jika keluar tanpa keperluan lain. Seakan-akan, sekolah tidak ingin murid-muridnya membuka suara atau mencari tau tentang kasus yang ditutup secara tidak adil seperti ini.

Keadaan sekolah bahkan sudah membaik, tidak ada murid-murid yang membahas kematian Danu lagi, meski mereka melihat dengan jelas beberapa hari yang lalu video penyiksaan Danu yang tersebar, bagaimana Danu dipukul, ditendang, serta kepalanya dihantam beberapa kali tanpa perlawanan, tidak ada rasa kasihan sebagai manusia. Mereka seakan tidak mempermasalahkan akan hal itu. Menutup mulut rapat-rapat.

Dari kejauhan, tepatnya di koridor depan kelas lantai satu Damar melihat Nola, Gretta, dan Nayla sedang menarik kasar tangan Sena serta terdengar mereka mengumpat kasar ke arah gadis itu. Pemandangan yang selalu Damar lihat setiap memasuki kelas, mereka bertiga tidak henti-hentinya merundung Sena dan memanfaatkan gadis beasiswa itu.

Hingga rasa getar di kantong almamater membuat Damar tersentak, perlahan mengambil ponselnya dari kantong kanan dan melihat pesan masuk. Kening Damar berkerut saat itu juga sambil membaca setiap rentetan kata yang ternyata dikirim oleh Nola, si ketua kelas.

[Nola Expose Class]

"Damar tolongin gue! Mereka terus-terusan membully sena, gue gak tega. Tolongin Sena."

DANGEROUS SCHOOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang