13. PUSAT ANCAMAN ‼️

3K 332 32
                                    

"Dia mengajariku cara bermain, tetapi tidak sadar bahwa dia sedang dalam permainanku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dia mengajariku cara bermain, tetapi tidak sadar bahwa dia sedang dalam permainanku."


®®®

*Petunjuk baru sudah ada terkait kematian Danu. Baca baik-baik narasinya dan jangan di skip agar paham untuk chapter-chapter selanjutnya.

*

*

*

SELAMAT MEMBACA DAN BERTEORI

•••

Suara tongkat bisbol besi yang diseret ke lantai terdengar cukup nyaring dan menggema disepanjang koridor kelas. Suaranya memantul kemana-mana dan menimbulkan nada menyeramkan terdengar dari kejauhan. Di tambah dengan suara sepatu pantofel di lantai membuat jejak-jejak padat di area koridor.

Seseorang melangkah cukup pelan, senada dengan suara jejak sepatunya. Di area gelap koridor kelas yang lampunya dimatikan memberikan suasana cukup menyeramkan bagi siapa pun yang melintas. Tetapi, tidak dengan seseorang yang memakai hoodie hitam over size serta topeng menyeramkan di wajahnya.

Tiba-tiba, langkahnya terhenti saat mendengar suara benda jatuh yang terdengar cukup keras dari arah samping, membuat kepalanya memutar cepat. Perlahan, sarung tangan hitam di tangan itu mengeratkan pegangan tongkat bisbol dan melangkah ke sumber suara.

Dari jarak pandangannya, dia bisa melihat ruangan kelas yang berada di lantai tiga, ruangan kelas inti. Dia menggeser pintu kelas yang ternyata tidak di kunci, dengan cepat melangkah pelan dan kembali menyeret tongkat bisbol tersebut.

Kini, dia berdiri di samping jendela, memusatkan tatapan ke halaman sekolah yang cukup gelap, hanya ada cahaya bulan yang membantu penerangan matanya. Tanpa aba-aba, dia menghantam tongkat bisbol itu ke meja, membuat dari arah ujung kelas terdengar teriakan seseorang.

"Tolong! Tolong jangan bunuh gue! Gue tidak akan membocorkan rahasia ini, gue ... g-gue gak akan-"

Belum sempat seseorang itu menyelesaikan ucapannya, tongkat bisbol terlempar cukup keras mengenai papan tulis, membuat dia terdiam mematung di bawah meja. Tangannya bergetar, keringat dingin mulai bercucuran membasahi kening.

Orang yang memakai hoodie hitam dengan topeng menyeramkan itu melangkah cepat ke depan kelas, mencari seseorang yang dia tunggu sejak tadi. Kini, menatap Mahesa yang ternyata sedang bersembunyi ketakutan di bawah meja. Tanpa menunggu lama, orang itu memegang kuat kerah baju Mahesa dan menyeratnya menuju ke sisi belakang kelas, menghantamnya ke arah loker.

Mahesa terpelanting cukup keras ke arah loker dan terjatuh ke lantai, dengan tubuh bergetar, dia berusaha bangkit dan bersimpuh sambil memohon ke arah psikopat itu.

DANGEROUS SCHOOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang