Heartbreak 02

169 136 5
                                    

"Kau mau ke mana, Jae?" tanya sang Ayah ketika melihat jaehyun yang hendak keluar dengan pakaian rapinya pagi ini.

Mendengar itu, Jaehyun sontak menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah sumber suara. "Ke Kantor" jawabnya dengan datar.

"Selesaikan pekerjaanmu dengan cepat. Siang nanti kita ada janji untuk bertemu dengan seseorang." Pandangan sang ayah tak lepas dari televisi layar lebar di depannya yang terlihat tengah menampilkan siaran berita.

Jaehyun mengerutkan keningnya dalam. "Bertemu dengan siapa?"

"Yena dan ayahnya. Ada hal penting yang harus kita bicarakan bersama."

Sontak, Jaehyun berdecak malas seraya memalingkan wajahnya sekilas. "Aku tidak bisa."

Tak butuh waktu lama, Ayahnya menoleh dengan ekspresi wajah tak suka. "Mengapa?"

"Aku ada meeting penting dengan klien baru siang nanti."

"Batalkan saja."

"Ck, tidak segampang itu, Pah! Aku sudah membuat janji dengannya dua minggu yang lalu, dan itu tidak gampang, dia tidak punya banyak waktu."

"Batalkan, Jae! Papah akan mengurusnya nanti. Lagipula klien perusahaan tidak hanya dia saja."

Jaehyun terdiam, membuang muka seraya menghela nafasnya kasar. Selalu saja seperti ini. Memang sangat sulit untuk menolak semua kemauan Papahnya yang keras kepala.

--°HEART_BREAK°--

Setiap hari, sore hari di Amerika akan selalu sama. Yakni disuguhkan dengan pemandangan kesibukan ruangan Kantor tempat Ha-eun bekerja.

Sohye terlihat tengah membicarakan suatu hal tentang pekerjaan dengan BM Park di meja kerjanya. Terlihat dari atensi keduanya yang tak lepas dari sebuah berkas yang tersaji di atas meja kerja sang BM, dan juga jari-jari Sohye yang sedari tadi bergerak kesana-kemari menunjuk beberapa isi di dalamnya. Dan juga jangan lupakan kedua bibirnya yang terus bergerak menjelaskan.

Sedangkan Ha-eun, Seperti biasa. Setiap harinya, ia hanya akan menghabiskan waktunya di depan layar komputer. Menggerakkan jari-jarinya pada keyboard untuk menginput data-data penjualan dan dokumen lain terkait pemasaran.

Setelah selesai berdiskusi dengan BM Park, Sohye lantas kembali mengambil berkas tersebut dari atas meja kerja BM, dan berbalik badan untuk kembali duduk ke tempatnya. "Ha-eun!" panggilnya.

"Ya?" Mendengar itu, Ha-eun lantas menghentikan kegiatan mengetiknya. Ia lalu berbalik, mendapati Sohye yang telah berdiri tepat di belakang kursi kerja yang ia duduki.

"Apa pekerjaan mu masih banyak?" tanya perempuan itu seraya mencondongkan sedikit tubuhnya untuk melihat layar komputer di depan Ha-eun.

"Kurasa tidak," jawab Ha-eun. Ia mengikuti pandangan Sohye pada layar komputernya. "Mungkin beberapa menit lagi selesai. Kenapa?" Kemudian kembali menatap Sohye yang telah kembali menarik tubuhnya seperti posisi semula.

"Ah, syukurlah... Setelah ini pulanglah ke Apartemen terlebih dahulu, tidak perlu menunggu ku. Aku masih punya beberapa pekerjaan yang harus segera diselesaikan."

"Ah begitu... baiklah," angguknya.

Menemukan itu, Sohye lantas kembali melangkah. Namun ia urungkan jika saja ia tak teringat sesuatu. Maka, ia kembali berbalik menatap Ha-eun. "Ah, dan juga..." membuat Ha-eun kembali menatapnya bingung. "Bisa kau mampir ke Supermarket terlebih dulu? Aku baru saja ingat kalau persediaan makanan di Apartemen kita hampir habis."

Ha-eun kembali mengangguk. "Baiklah, aku akan membelinya nanti."

Membuat Sohye tersenyum senang. "Terima kasih!! Akan ku kirimkan pesan padamu nanti tentang apa saja yang harus dibeli," ucapnya seraya melenggang pergi menuju meja kerjanya.

Heartbreak | Lee TaeyongWhere stories live. Discover now