Heartbreak 13

115 84 8
                                    

Sesampainya di sana, Taeyong dan Ha-eun sama-sama melangkahkan kakinya menuju store.

"Ah, Ha-eun? kau juga ke sini rupanya," sapa ketua Kim ketika baru saja berbalik badan dan melihat kedatangan keduanya. Ha-eun hanya tersenyum, dan mengangguk singkat sebagai respon.

"Mana yang harus aku cek?" tanya Taeyong setelah berdiri di hadapan ketua Kim.

"Ini, aku butuh bantuan mu untuk memeriksa semua kelengkapan barang yang ada di kotak sebelah sini, dan aku akan mengurus sisanya." Ketua Kim menunjuk beberapa tumpukan kardus seraya menyerahkan sebuah papan yang tertempel beberapa lembar kertas yang dijepitkan.

Taeyong mengangguk mengerti, lantas melangkahkan kakinya dan berjongkok, membuka segel kardus tersebut dan mengeceknya satu-persatu.

Ha-eun yang hanya diam seraya memandangi kesibukan keduanya, lantas mendekati Taeyong. "Perlu ku bantu?" tanyanya.

Taeyong menoleh ke samping ketika mendengar suara Ha-eun yang cukup dekat, ia menyunggingkan senyumnya seraya menggeleng kecil. "Tidak usah. Hanya tinggal satu kardus ini saja. yang lainnya sudah selesai." Ha-eun melirik beberapa kardus yang terletak di samping Taeyong. Dan benar saja, semuanya sudah dalam keadaan segel yang terbuka.

"Duduklah saja, sebentar lagi ini pasti selesai," ujar Taeyong lagi dengan pandangan tak luput dari kertas yang berada di atas pahanya, sesekali beralih pada beberapa kosmetik yang berada di dalam kardus.

Ha-eun menghela nafasnya singkat. Kemudian beranjak dari posisi tubuhnya yang semula sedikit merunduk. Ia memalingkan wajahnya memandangi keadaan sekitar yang terlihat sibuk dengan kegiatan jual beli. Ia merasa bosan, sungguh.

"Aku akan berkeliling sebentar. Hubungi saja aku jika sudah selesai dengan pekerjaan mu," ujar Ha-eun.

Taeyong tersenyum mengangguk "Baiklah, Hati-hati."

--Heartbreak--

Ha-eun berkutat dengan beberapa jajaran pakaian yang tergantung rapi di hadapannya. Jari-jarinya nampak sibuk membelah gantungan-gantungan baju tersebut. Sesekali ia akan mengambil satu baju dan mengamatinya, kemudian menggantungkannya kembali ketika ia merasa tak cocok.

Sebenarnya, bukannya tak cocok. Namun saat ini dia hanya berniat untuk melihat-lihat saja.

Kakinya kembali melangkah untuk berpindah ke lain tempat dan kembali mengulangi kegiatannya. Hingga berselang beberapa menit, ia berhenti dan kembali memandangi sekitar. Ia kembali bosan.

Ha-eun lantas merogoh ke dalam tasnya dan meraih ponsel dari dalam sana. Kemudian menghembuskan nafasnya malas ketika tak mendapati notifikasi dari Taeyong yang menghubunginya. Apakah pekerjaannya masih belum selesai? Padahal tumpukkan kardus tadi tak banyak, dan terhitung sudah lewat dari 20 menit sejak ia memutuskan untuk pergi dari sana dan berkeliling. Seharusnya tak selama ini...

Ha-eun hendak ingin kembali menemui Taeyong. Namun, langkahnya terhenti ketika netranya tak sengaja menangkap sesuatu.

Ia kembali menolehkan kepalanya ke samping kanan, menatap orang itu dengan diam. Sampai ia tersadar jika pria itu adalah Jaehyun. Jung Jaehyun.

seketika senyuman Ha-eun tersungging melihat kehadirannya. Hingga sedetik kemudian, alisnya sontak berkerut sembari berpikir. Untuk apa Jaehyun kemari? Berbelanja? Tak mungkin. Jaehyun  bukanlah tipe pria yang suka menghamburkan uang. Bahkan ia tak sendiri. Ia bersama...

Seorang wanita?...

Ha-eun menatap lekat wajah cantik nan elegan wanita tersebut. Dalam otaknya tiba-tiba muncul beberapa pertanyaaan. Siapa wanita itu? Apa ia sekretaris Jaehyun di kantor? tapi, sepertinya tidak mungkin. Bahkan wanita itu berani mengalungkan tangannya pada lengan kanan Jaehyun.

Heartbreak | Lee TaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang