Heartbreak 06

116 104 1
                                    

Setelah dipastikan seluruh koper bawaan mereka telah berada dalam genggaman mereka masing-masing. Ha-eun, Sohye, dan Taeyong—mereka lantas kembali melangkahkan kaki menuju Lobby Bandara.

Hanya tersisa mereka bertiga yang masih di sana, Manajer dan BM telah pergi terlebih dahulu setelah baru saja mendapatkan telepon penting yang katanya dari kantor. Sedangkan Ketua Kim dan karyawan yang lain juga baru saja pergi setelah mengambil koper.

"Ahhh... Akhirnya sampai di Seoul..." Erang Sohye.

Mendengar itu, Taeyong yang berjalan di sebelah kanannya terkekeh. "Setelah ini kau bisa istirahat sesuka mu, Nona Han. Kita masih punya waktu tiga hari untuk bermalas-malasan. Atau kau mau tidur selama tiga hari juga tidak masalah," kekehnya.

Sohye menoleh, mendengus menatapnya dengan nyalang. "Kenapa kau tidak menyuruh ku tidur selamanya saja hah?!" Dan itu membuat Taeyong tergelak keras sembari memegangi perutnya yang kini keram karena tertawa terlalu berlebihan.

"Heuh, dasar!" Kesal sohye. "Tapi Ha-eun, aku masih tidak percaya kalau kita diberi cuti selama 3 hari. Untuk sehari saja susahnya minta ampun, dan ini 3 sekaligus!"

Ha-eun menganggukkan kepalanya. "Aku juga begitu, Sohye. Tapi sudahlah, ini memang keberuntungan kita," senyumnya. "Yang aku pikirkan saat ini hanyalah... apa yang akan aku lakukan selama 3 hari di rumah nanti? Rasanya aneh karena sudah terbiasa bekerja." Ia terkekeh di akhir kalimat.

Kedua alis Sohye terangkat mendengar penuturan gadis itu. "Kau ini Ha-eun... Di saat semua karyawan mendambakan hari libur dari perusahaan, kau yang mendapatkannya malah tidak senang? Kau tidak waras, ya? Ah... Sepertinya hasrat bekerja telah mengalir deras di dalam darahmu."

"Bukan begitu maksud ku..." elak Ha-eun.

"Jika saja bukan karena besarnya gaji perbulan yang aku terima, pasti aku sudah hengkang dari dulu... Aku tidak mau menjadi bodoh karena membuang uang sebanyak itu. Meskipun taruhannya adalah punggung ku," dengus Sohye.

Memang benar, jika bukan karena besarnya gaji yang mereka terima perbulan, sudah pasti banyak karyawan yang tak mau bekerja di sana. Itu semua di karenakan jam kerja yang terbilang tak manusiawi. Jam lembur yang selalu tiba-tiba, dan hampir tak ada kata libur dalam kamus perusahaan. Bahkan terkadang di hari minggu pun mereka harus tetap masuk kerja.

Meskipun begitu, tak sedikit warga Korea yang menganggap Neo Corp adalah perusahaan impian dikarenakan tak mudah untuk bisa menembus perusahaan tersebut.

Neo Corp adalah perusahaan kecantikan besar. Telah banyak produk kosmetik yang mereka produksi dan diperjual belikan di berbagai penjuru dunia. Dan tentunya, banyak syarat dan peraturan yang harus terpenuhi jika ingin menjadi bagian di dalamnya, termasuk dengan nilai IPK dan juga lulusan universitas terbaik mana mereka berasal.

Ditambah dengan jumlah upah karyawan yang di luar nalar, bahkan Neo Corp pernah masuk dalam jajaran 100 perusahaan dengan gaji tak masuk akal di dunia.

"Kita pulang naik Taksi?" tanya Ha-eun pada Sohye. Ia tahu, wanita itu tidak akan berhenti jika sudah mengomel meluapkan seluruh isi hatinya.

"Ah maaf Ha-eun, sepertinya aku tidak bisa ikut pulang bersama kalian," jawab Sohye, yang tentu membuat kedua alis Ha-eun terangkat.

"Kenapa?"

"Young Ho menjemput ku. Dia mau mengajakku ke suatu tempat, entah ke mana aku juga tidak tahu. Katanya untuk mengobati rasa rindu." Ia terkekeh. "Dasar!" umpatnya.

Sebelum akhirnya kembali berucap, "Kau pulanglah bersama Taeyong. Taeyong!!" Ia menoleh dan menyenggol kecil lengan Taeyong menggunakan sikunya.

Alhasil, Taeyong yang awalnya fokus berjalan sembari memandang layar Handphonenya kini menoleh "Hm?" sahutnya.

Heartbreak | Lee TaeyongWhere stories live. Discover now