Heartbreak 05

131 105 2
                                    

Suasana gedung mewah nan megah tersebut seketika ramai ketika para tamu undangan mulai berdatangan memenuhi seisi ruangan. Dengan jas mewah berwarna gelap yang dikenakan para pria, dan juga gaun cerah yang melekat pada tubuh para tamu-tamu wanita. Semakin menambahkan kesan indah pada suasana tempat tersebut.

Terlebih lagi dengan adanya bunga-bunga mawar putih yang menghiasi di mana-mana, tirai-tirai putih yang menggantung, karpet merah luas yang terlentang, dan juga jangan lupakan altar megah di depan sana... yang terlihat indah dengan nuansa serba putih di sekelilingnya.

Beberapa menit lagi, acara pernikahan Jung Jaehyun dan Song Yena akan dilangsungkan. Tak banyak tamu undangan yang datang, dikarenakan acara ini memang diselenggarakan secara tertutup. Hanya keluarga, teman-teman dekat kedua mempelai, beserta para kolega perusahaan yang mereka undang. Semua ini atas dasar permintaan Song Yena beserta persetujuan Jaehyun. Sedangkan kedua orang tua mereka hanya mendukung meskipun terdapat sedikit perdebatan di awal.

Bukan apa-apa, ia hanya tak ingin ada seorang wartawan pun yang meliput acara sakral tersebut. Mengingat keluarganya dan juga keluarga Jaehyun adalah kelurga terpandang yang sama-sama memiliki perusahaan besar, tentu membuat siapapun dapat mengenal mereka secara mudah. Yena hanya menginginkan acara pernikahannya berjalan sebaik mungkin seperti orang-orang pada umumnya, tanpa adanya ketenaran di sosial media.

"Jae, kau sudah siap?" tanya sang Mamah yang baru saja memasuki ruangan tempat putranya dirias. Hanya Jaehyun seorang diri di dalam sana. Tak ada siapapun karena sang penata rias baru saja keluar setelah selesai melakukan pekerjaannya.

"Sebentar lagi," jawab Jaehyun dengan datar, sembari melonggarkan dasi hitam yang dipakainya di depan cermin.

Kedua sudut alis Nyonya Jung hampir menukik ketika sadar akan perubahan sikapnya. "Jae..." Maka, beliau lantas melangkahkan kakinya berjalan mendekat. "Kau kenapa, hm?"

Jaehyun menghela nafas beratnya singkat,  lalu berucap, "Aku tidak tahu, Ma." Ia menunduk sembari memakaikan jam tangan pada pergelangan kirinya. Ia terdiam, kemudian menoleh menatap manik mata hitam legam sang Mamah. "Apa aku harus?..." Ia menjeda kalimatnya, guna menetralisir perasaan hatinya yang mulai berkecamuk dengan pandangan sendu, "Menikahi Yena."

Mendengarnya, membuat nyonya Jung menarik nafasnya dalam. Tangannya terulur memegang kedua bahu putranya seraya memanggilnya lirih. "Jae..." Bersamaan dengan cengkeraman tangannya yang menguat. "Bukannya saat itu kau sangat yakin dengan keputusanmu untuk menikahi Yena? Kau tidak melupakan itu bukan?" Beliau menatap dengan lekat. "Dan sekarang, inilah buah dari keputusan mu waktu itu sayang..." lanjutnya.

"Memang Jae, tentu banyak rintangan yang akan dihadapi ketika seseorang akan menikah. baik itu berasal dari eksternal maupun internal, termasuk juga dengan keraguan yang tengah kau alami saat ini. Itu wajar, Jaehyun."

"Tapi kau harus bisa meyakinkan dirimu sendiri... Harus bisa meyakinkan hati mu." Disentuhnya tepat pada letak uluh hati Jaehyun. "Song Yena wanita baik-baik, kalian sudah saling kenal sangat lama. Dia wanita lembut, baik hati, dan juga pekerja keras. Ia dapat membangun perusahaan fashionnya sendiri  meskipun dibesarkan oleh keluarga kaya raya. Dia juga bisa membuktikan kalau ia dapat tumbuh dengan baik meskipun tanpa kehadiran seorang ibu sejak kecil..."

"Ayahnya telah mendidiknya sebaik itu, Jae. Dan kau masih meragukannya?"

Tak ada yang bisa Jaehyun lakukan selain menunduk mendengarkan itu semua. Ya, itu semua memang benar adanya. Song Yena memanglah gadis baik-baik.

"Kau harus yakin pada dirimu sendiri bahwa Yena adalah wanita terbaik untuk mu, Jae. Percaya pada Mama!Sekarang keluarlah!... Berdiri di atas altar dan tunggulah calon istri mu di depan sana." Nyonya Jung tersenyum. "Jangan hancurkan pernikahan mu hanya karena keraguan yang bersemayam."

Heartbreak | Lee TaeyongΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα