Heartbreak 17

45 26 2
                                    

Pertemuan pertamanya dengan Jaehyun adalah beberapa tahun lalu dengan status sebagai senior dan junior di Universitas, hanya sebatas itu dan tak lebih. Namun, yang membuat mereka berdua saling mengenal satu sama lain adalah karena sama-sama bergabung di dalam sebuah club mahasiswa yang sama. Kemudian setelah lulus, keduanya bertemu kembali di sebuah acara bisnis yang tak terduga dan menjalin kedekatan usai acara tukar nomor ponsel satu sama lain.

"Jadi, tidak ada yang bisa kulakukan selain menurutinya." Di sebelahnya, laki-laki itu diam setelah menjelaskan semuanya.

Sejak bermenit-menit lalu, sofa di ruang tamu menjadi saksi akan keterdiaman Ha-eun mendengarkan semua penjelasan darinya. Seumur hidupnya, Ha-eun tidak pernah merasa sesakit ini. Bahkan ketika ibunya meninggal dan ayahnya sibuk dengan dunia gelapnya sendiri, rasanya tak jauh lebih sakit dari ini. "Bagaimanapun itu, seharusnya kau berbicara lebih awal padaku, Jae," ucapnya dengan lirih. "Bagaimana bisa kau diam saja dan membodohi ku seperti ini?"

"Ha-eun, aku sungguh tidak berniat seperti itu," elaknya. Ia menatap Ha-eun dengan tatapan yakin meski wanita itu terus menunduk sedari tadi. "Aku hanya... bingung. Aku bingung harus bagaimana mengatakannya padamu."

Ha-eun menghela napasnya. "Bagaimanapun itu.., kita sudah berakhir."

Jaehyun menggeleng. "Tidak, Ha-eun, aku tidak mau kita berakhir seperti ini. Aku mencintaimu."

"Lalu mengapa kau menikahi wanita lain jika benar-benar mencintaiku?!" Ha-eun menatapnya dengan mata berkaca-kaca. Hatinya hancur mengingat fakta bahwa laki-laki yang di hadapannya kini telah menyandang status sebagai suami perempuan lain. "Aku hanya memintamu untuk menunggu, Jae. Ajakanmu untuk menikah waktu itu, aku memintamu untuk menunggu sampai aku benar-benar siap. Jika kau benar-benar mencintaiku, kau pasti akan menunggu sampai kapanpun itu dan melakukan segala cara untuk menolak perjodohan yang dilakukan oleh ayahmu, bukan?"

"Ha-eun..." Melihat bagaimana wanita yang dicintainya kini menitikkan air mata karenanya, Jaehyun terdiam. Karena yang bisa ia lakukan saat ini hanya menatapnya dengan pandangan sendu.

"Berulang kali aku mengatakannya padamu. Jika ada masalah, ayo kita selesaikan bersama-sama. Aku kekasihmu, sudah seharusnya kau mengatakannya padaku dan kita hadapi berdua. Tapi kau malah memilih diam dan semuanya hancur seperti ini." Ha-eun terisak. Kedua tangannya ia gunakan untuk menutup wajahnya.

Sementara menyaksikan itu, Jaehyun memeluknya. Ia dekap tubuh perempuan itu ke dalam pelukannya. "Semuanya salahku," ucapnya, penuh penyesalan. Air matanya turut jatuh kala mencium pelipis Ha-eun yang tubuhnya kini bergetar. "Tapi tolong, jangan pergi. Aku tidak bisa tanpamu."

Malam itu, keduanya memeluk rasa sakit yang sama. Luka yang mereka miliki sama-sama mengangah lebar dan amat perih untuk ditutupi. Ha-eun tahu apa yang ia lakukan ini sepenuhnya salah. Tapi rasa yang bergejolak di dalam hatinya tak dapat berbohong. Dia masih mencintai Jaehyun. Amat sangat masih mencintainya hingga lupa bahwa tak seharusnya dia mengangguk dan membuka pintu hatinya kembali untuk laki-laki itu beristirahat di dalamnya.

--Heartbreak--

Usai menempelkan kartu dan melewati pintu keamanan perusahaan, Taeyong melangkah masuk. Sesaat, ia menjeda langkahnya kala menemukan Ha-eun yang berdiri di sana—terdiam di depan pintu lift seraya menunggu pintunya terbuka. Melihat itu, Taeyong menyunggingkan senyumnya. Lalu kembali melangkah hingga kemudian berdiri di sebelahnya.

"Selamat pagi, Nona Kang," sapanya. Ia berbicara formal mengingat di sana tak hanya mereka berdua. Ada beberapa karyawan lain yang juga tengah menunggu di kanan-kiri mereka.

Ha-eun menoleh. Melihat keberadaan Taeyong di sebelahnya, ia tersenyum lantas mengangguk singkat. Terdapat 3 buah lift di sana. Lalu ketika pintu lift di depan mereka terbuka, mereka berdua akhirnya masuk.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 11 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Heartbreak | Lee TaeyongWhere stories live. Discover now