Part 2👑

15.5K 1.7K 25
                                    

Naveen mengerjapkan kedua matanya, kemudian uduk. Dia terserentak kaget saat melihat banyak pria berpakaian zirah yang berlutut di hadapannya. Ingatan-ingatan dari manusia bayangan menghantam kepalanya, sehingga dia meringis kesakitan.

"Shhh.... Kalian.... Kembali. " ucapnya.

Prajurit-prajurit itu semakin menunduk karena merasa bersalah telah mengkhianati Naveen.

Sedangkan Naveen menarik nafasnya dalam-dalam saat melihat sepuluh pria yang memakai baju zirah silver yang terdapat lambang Pegasus di dada mereka. Ke sepuluh pria itu berlutut di hadapan Naveen, dengan pedang tajam di tangan kanan mereka. Naveen sungguh tidak suka melihat orang-orang berlutut di hadapannya.

"Pangeran maafkan kami karena telah meninggalkan anda. "

Naveen yang memang sudah mendapatkan semua ingatan dari manusia bayangan, hanya berdehem pelan karena dia merasa di khianati apalagi ke sepuluh prajurit Kekaisaran Zelosville ini adalah prajurit yang di tugaskan oleh mendiang Permaisuri terdahulu yaitu neneknya saat dirinya masih berusia 2 tahun. 

Dia ingat semuanya bahkan saat usianya baru 1 tahun, karena manusia bayangan merekam semua masa kecilnya sampai sekarang usianya 14 tahun.

Naveen Drilan Zelosville, pangeran keempat di Kekaisaran Zelosville, ayahnya adalah Kaisar Drilan Zelosville. Kakak pertamanya sekaligus Pangeran Mahkota, Damian Leander Zelosville. Pangeran kedua, Tristan Vittone Zelosville dan Pangeran ketiga, Devran Chaiden Zelosville.

Kaisar Drilan adalah Kaisar berhati dingin bahkan raut wajahnya sangat datar, Kaisar Drilan hanya tersenyum untuk Permaisuri Ariya itupun dapat di hitung dengan jari, bahkan sifat dinginnya sampai menurun ke anak-anaknya terkecuali Naveen yang memiliki senyuman hangat dan dapat dia berikan untuk siapapun.

Kehidupan Naveen bisa di bilang sangat menyedihkan, dia tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu. Bahkan saat masih berada di Bumi dan sekarang dia entah berada di dunia apa karena disini nasibnya tidak jauh berbeda.

Kaisar dan ketiga pangeran tidak pernah mengunjunginya, dia melihat ingatan milik Naveen bayangan. Dirinya tidak pernah di ijinkan keluar dari kamar, bahkan  pintu kamarnya akan selalu terkunci kecuali saat Zeon menemaninya di kamar.

Zeon adalah pengasuh pribadinya sejak usianya 2 tahun, Zeon adalah seorang pria. Usianya tidak jauh berbeda dengan pangeran Damian.

Mengingat masa-masa saat manusia bayangan yang menggantikan posisinya dia jadi bingung sendiri, antara ingin menerima kehidupan barunya ini, atau tidak sama sekali. Naveen benar-benar dendam dengan wanita yang membawanya sampai ke dunia ini, walaupun ternyata wanita tersebut adalah ibunya.

"Pangeran apa anda baik-baik saja? "

Naveen melirik salah satu prajurit, kemudian dia berdehem pelan.

"Baiklah, jadi sekarang statusku adalah pangeran ya.... Naveen kau harus bisa membuktikan kepada mereka semua bahwa kau itu pantas hidup untuk menjadi seorang pangeran dan putra dari Kaisar jelek. " batin Naveen.

"Berikan kuda putih itu. "

Prajurit tersebut menatap kuda putih di sebelahnya dengan heran, dia sama sekali tidak mengerti dengan ucapan Naveen karena setahunya Naveen adalah pangeran yang terkenal sangat takut dengan kuda.

"Maksud and-"

Naveen menatap tajam prajurit tersebut dan prajurit tersebut langsung menunduk.

"Aku ingin menunggangi kuda sendiri. " kata Naveen sambil tersenyum tipis.

Prajurit-prajurit tersebut saling berpandangan kemudian mengangguk, Naveen langsung menaiki kudanya dan menghentakkan tali kekang sehingga kuda yang bernama Leoner itu berlari dengan cepat.

Prince NaveenWhere stories live. Discover now