Part 12👑

13.3K 1.7K 113
                                    

Kereta tersebut terbang melewati langit kekaisaran Zelosville, terlihat banyak kereta lainnya yang berlomba-loma untuk menjadi yang paling atas dan paling depan, tapi sepertinya mereka mengurungkan niat tersebut karena melihat lambang kekaisaran Zelosville di kereta yang Naveen naiki.

Sampai di depan gerbang Zevascar Academy, seperti yang pernah Naveen lihat di film-film fantasy. Semua orang berjajar rapih membentuk barisan untuk menyambut kedatangan sang penguasa. Kaisar Drilan berjalan angkuh bersama Naveen di sisinya, semua orang yang hadir memperlihatkan tatapan takut dan terkejut yang menjadi satu. Tapi ada dua tatapan yang tidak suka dengan pemandangan langka tersebut, dimana Kaisar berjalan berdampingan dengan Naveen. Tatapan tersebut begitu iri dan benci.

Naveen sendiri hanya menatap lurus ke depan, dimana ada kepala Academy yang berdiri dengan senyuman hangat di wajahnya menyambut Kaisar Drilan. Count Roux pemilik Zevascar Academy.

"HORMAT KAMI YANG MULIA KAISAR DRILAN DAN PANGERAN NAVEEN! "

Naveen sedikit meringis mendengar ucapan mereka semua, Naveen tersenyum ramah kearah mereka semua. Berbeda dengan Kaisar Drilan yang hanya memandang datar ke arah depan.

"Laurin. " Kaisar memanggil Sir Laurin.

Sir Laurin langsung berdiri di samping Kaisar Drilan, dia mengeluarkan pedangnya kemudian mengarahkannya ke depan.

"ATAS PERINTAH YANG MULIA KAISAR DRILAN ZELOSVILLE! SIAPA SAJA BANGSAWAN ATAUPUN RAKYAT BIASA YANG BERANI MENGGANGGU PRINCE NAVEEN DRILAN ZELOSVILLE TIDAK AKAN DI AMPUNI DAN AKAN LANGSUNG DI JATUHI HUKUMAN MATI! "

Mereka semua menegang mendengar pengumuman tersebut, antara percaya dan tidak percaya. Percaya karena Naveen adalah pangeran keempat kekaisaran Zelosville dan tidak percaya karena rumor mengatakan, bahwa Kaisar sangat membenci pangeran keempat. Benar-benar sesuatu yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya.

Setelah pengumuman tersebut, Kaisar Drilan pergi tanpa sepatah katapun. Sedangkan Naveen sudah di gandeng masuk ke dalam gedung Academy oleh pangeran Devran.

Semuanya berubah, setiap bangsawan yang berpapasan dengan Naveen langsung menunduk takut. Ini kabar bagus, karena Naveen tidak akan lagi di ganggu. Tapi bukan ini yang Naveen inginkan.

Setelah pelajaran selesai, Naveen segera pergi keluar dari kelas. Naveen berjalan seorang diri, tidak ada satupun bangsawan yang berani untuk mendekatinya. Dia tidak memiliki teman dan dia kesepian, Naveen memilih pergi ke taman Academy.

Cuaca hari ini sangat cerah, dan tidak ada satupun murid Academy yang berada di taman selain dirinya.

Naveen duduk di kursi dan menatap langit.

"Hei pangeran pengecut. "

Naveen kembali tegak, dia mengernyit bingung kearah dua orang bangsawan. Satu seorang pangeran dan satu lagi seorang putri, dapat Naveen lihat tatapan tidak suka yang di lontarkan oleh keduanya kepada Naveen.  

"Cih, kau pikir karena perintah Kaisar. Kami akan berhenti. " pangeran Deliano De Arcireus.

"Tentu saja tidak. " lanjut putri Deliana De Arcireus.

Mereka pangeran dan putri Kekaisaran Arcireus, kerabatnya sendiri. Ayah mereka adalah kakak Permaisuri Ariya, yaitu Kaisar Dylan De Arcireus. Tapi kekaisaran mereka tidak seluas dan sekuat Kekaisaran Zelosville. Dan kedua orang itu memang selalu menghina dan menggertak Naveen.

Naveen menatap tenang kearah mereka berdua. Dia harus bisa menghadapi orang-orang seperti mereka, dia tidak akan lagi diam.

"Kau pikir kami akan takut dengan ancaman dari paman Kaisar. Cih dengar Naveen kami tidak akan berhenti mengganggu mu sampai kau tersingkir dari Istana. " pangeran Deliano menatap benci kearah Naveen, begitupun dengan putri Deliana.

Prince NaveenWhere stories live. Discover now