Part 6👑

13.5K 1.7K 64
                                    

Setelah selesai makan malam, Naveen pergi ke taman tanpa di dampingi oleh Zeon karena dia menyuruh Zeon untuk istirahat dan tidak mengekorinya. Naveen menatap bintang di langit sambil merebahkan dirinya di atas rumput, anak itu menghela nafasnya lelah. Dia rindu dengan bibinya.

"Mau pulang. "

"Pulang? "

Naveen terserentak kaget dan langsung terbangun saat melihat pangeran Mahkota tepat berada di sampingnya. Naveen meneguk salivanya berat, tatapan yang sangat menusuk itu membuatnya merinding.

"Y-yang muli-"

"Adik kecil! " panggil pangeran Tristan dari belakang sambil berlari menghampiri Naveen.

"Kakak. " ucap Naveen dengan perasaan lega, untuk kali ini dia senang melihat kehadiran kakak keduanya itu.

Sedangkan pangeran Damian menatap datar interaksi keduanya. Pangeran Tristan menepuk pelan kepala Naveen dia begitu khawatir saat tidak menemukan Naveen di kamarnya. Ini pertama kalinya bagi pangeran Tristan merasa takut akan kehilangan sosok Naveen, entahlah pangeran Tristan juga tidak tahu kenapa dia jadi begitu peduli kepada Naveen.

Karena saat melihat senyuman, tatapan dan cara bicara Naveen sepertinya perasaan baru muncul di hati pangeran Tristan, dia jadi begitu candu dengan senyuman dan suara adik bungsunya.

"Apa yang kau lakukan disini, ini sudah malam. Sebaiknya kita kembali ke kamarmu. " ajak pangeran Tristan.

Naveen mengangguk kecil, sedangkan pangeran Mahkota semakin menatap datar dengan seringaian kecil di bibir tipisnya.

"Sejak kapan? " tanyanya kepada pangeran Tristan.

Pangeran Tristan menatap datar kearah pangeran Damian. "Bukan urusanmu. " jawabnya dengan sinis.

Pangeran Damian yang mendengar jawaban pangeran Tristan, bukannya marah melainkan tertawa menyeramkan layaknya sosok iblis yang menjelma menjadi manusia.

"Cih, sejak kapan kau peduli dengan makhluk lemah di sisimu itu Tristan. "

"Sialan! Apa katanya makhluk lemah, dasar iblis jelek. " batin Naveen.

Naveen mengepalkan kedua tangannya, dia tidak terima dengan hinaan pangeran Damian. Naveen terserentak kaget saat merasakan usapan lembut di punggung tangannya, dia mendongak menatap pangeran Tristan yang tersenyum ramah kearahnya.

"Cih, kenapa kau sangat ingin tahu Damian. " ucap pangeran Tristan bengis.

Pangeran Damian tersenyum miring, seketika itu juga petir menyambar pohon yang berada di sisi pangeran Tristan.

Jdarrr

Bukannya takut, pangeran Tristan malah semakin tersenyum lebar dan maju untuk meladeni pangeran Damian. Naveen segera memegang ujung pakaian pangeran Tristan kemudian menggelengkan kepalanya.

"Tenanglah. " ucap pangeran Tristan kemudian memasang barier khusus untuk melindungi Naveen.

Damian menggeram marah saat melihatnya, dengan cepat dia menerjang pangeran Tristan. Pedang mereka saling beradu, pertarungan mereka begitu sengit. Tidak ada yang mau mengalah, beberapa pohon tumbang dan bebatuan juga hancur akibat serangan element kedua pangeran itu.

Pangeran Damian mengeluarkan bola api yang begitu besar, bukannya takut. Pangeran Tristan malah semakin tersenyum lebar.

"Benar-benar gila. " gumam Naveen.

"Apa yang kalian lakukan. "

Suara yang sangat dingin itu masuk ke gendang telinga Naveen, di belakangnya ada Kaisar Drilan yang sedang menatap datar kearah kedua pangeran yang sedang bertarung.

"Yang mulia. " ucap kedua pangeran itu seraya menghentikan pertarungan mereka.

Merasa di perhatikan Naveen langsung mendongak, dan bersitatap dengan mata yang sangat dingin itu.

Krak

Barier yang di buat oleh pangeran Tristan untuk melindungi Naveen hancur saat jari telunjuk Kaisar Drilan terangkat. Keringat dingin bercucuran di dahi Naveen saat Kaisar Drilan mendekat kearahnya.

"Kenapa kau belum tidur? " tanya Kaisar.

"Hah? Oh a-aku hanya-"

"Rei antarkan pangeran keempat ke kamarnya. " suruh Kaisar kepada salah satu dari dua warior kepercayaannya.

"Baik yang mulia, mari pangeran. " ucapnya.

Naveen langsung pergi, di ikuti oleh warior yang bernama Reicholas tersebut.

"Kalian berdua juga pergilah. Jangan sampai aku menghukum kalian. " kata Kaisar Drilan.

"Baik. "

👑👑👑

Pagi ini Naveen berniat untuk berjalan-jalan mengelilingi Istana, karena dia harus tahu setiap inci Istana ini. Mungkin saja Naveen bisa menemukan jalan keluar yang aman untuk kabur dari tempat ini.

"Zeon tempat apa itu? " tanya Naveen menunjuk bangunan putih yang terdapat bendera berlambang Griffin.

"Itu tempat bagi para Aegis. "

"Aegis? Semacam orang-orang pelindung kah. " tanyanya.

"Benar yang mulia. "

"Kenapa mereka di beri lambang Griffin. "

"Karena Griffin adalah penjaga yang paling bengis dan arogan, mereka juga begitu kuat dan pemberani. Mereka melindungi semua orang dari iblis jahat. " jelas Zeon.

"Terutama anda yang mulia. " batin Zeon.

Naveen mengangguk-ngangguk, atensinya langsung mengarah ke tiga orang pria yang sepertinya seumuran dengan pangeran Devran. Mereka menghampiri Naveen dengan raut wajah datar dan yang Naveen ingat, salah satunya adalah pangeran yang suka sekali mengganggu kehidupannya.

"Hah, menyebalkan. " batin Naveen.

"Wah-wah-wah, sepertinya kabar itu benar. Pangeran pengecut ini telah berubah. " ucapnya.

Pangeran Axelio Marvelion. Orang yang sering menganggunya dan kedua sahabat datarnya, pangeran Leovan Calderioz dan pangeran Nerios Valendric.

Naveen tidak menanggapi ucapan pangeran Axelio, dia malah menunjuk ke langit. Dimana ada Naga yang begitu besar, terbang tepat di atas menara tempat para Aegis.

"Woah, Zeon lihat itu. Apakah Naga biru itu bisa menyanyikan lagu pengantar tidur, seperti di film-film. " tanyanya.

"M-mungkin saja bisa yang mulia, itu Naga petir milik pangeran Devran. " ucap Zeon. Walaupun Zeon tidak tahu apa itu film yang di maksud oleh tuannya, mungkin sejenis nama orang pikirnya.

Ketiga pangeran yang merasa terabaikan begitu murka, pangeran Axelio mengeluarkan element airnya dan mencoba menyerang Naveen. Bukannya takut, Naveen malah takjub melihat kekuatan tersebut.

"Hei, bagaimana kau bisa melakukannya. Wah aku ingin mencobanya. " kata Naveen.

Ketiga pangeran itu menatap heran kearah Naveen, tapi saat melihat binar di kedua mata Naveen membuat mereka ingin terus melihatnya, wajah manis Naveen dan senyumannya seakan menghipnotis ketiga pangeran begitu juga dengan Zeon yang begitu takjub dengan senyuman tuannya.

Naga biru atau biasa yang di sebut Naga petir, terbang mendekat kearah Naveen. Pangeran Devran, orang yang mengendalikan Naga tersebut.

"Mereka mengganggunya lagi. "

Tbc

Please vote dan comment 🌞🌞🌞

Prince NaveenWhere stories live. Discover now