Part 11👑

13.7K 1.7K 140
                                    

Tubuh Naveen mengejang hebat, keringat dingin membasahi punggung dan dahinya. Kaisar Drilan yang melihat reaksi Naveen, tidak berniat untuk menghentikan perbuatannya. Darah segar keluar dari mulut Naveen, tapi tetap tidak membuat Naveen membuka kedua matanya.

Setelah simbol aneh muncul di leher putih milik Naveen, Kaisar Drilan menjauhkan tangannya dan mengusap darah yang keluar dari mulut Naveen. Tatapan matanya sangat dingin, tapi sangat terlihat raut kepuasan di wajahnya.

"Sekarang kau resmi menjadi bagian dari Zelosville. " Kaisar Drilan membungkuk dan mendekatkan mulutnya ke telinga kiri Naveen.

"Sekeras apapun kau berusaha, tetap saja kau tidak akan pernah bisa lepas dari ayah. "

Memang pernah terlintas di pikiran Naveen untuk pergi meninggalkan Istana dan hidup bahagia di luar Istana, menjadi rakyat biasapun sudah cukup bagi Naveen. Namun sepertinya tujuannya itu tidak akan pernah bisa terlaksana karena Kaisar Drilan sudah memasang segel khusus agar Naveen tetap berada di sisinya. Kaisar Drilan kembali berdiri tegak, kemudian menghilang dalam sekejap.

Matahari akhirnya terbit, cahayanya masuk ke dalam kamar Naveen melalui celah-celah gorden kamarnya, kedua mata Naveen mengerjap pelan. Setelah kesadarannya terkumpul penuh, Naveen segera turun dari tempat tidurnya.

"Kenapa leher ku sakit sekali. " Naveen meraba lehernya dengan pelan, dia berkaca dan memperhatikan leher jenjangnya yang begitu mulus tanpa luka sekecilpun.

Simbol aneh itu tidak bisa Naveen lihat, tapi anehnya semua orang bisa melihatnya dengan jelas. Termasuk Zeon yang sekarang sudah berada di belakang Naveen, Zeon membawakan seragam dan juga sarapan pagi untuk tuannya.

"Selamat pagi yang mulia. "

Naveen menoleh dan tersenyum lembut kearah Zeon, Zeon membalas senyuman Naveen dengan senyuman ramahnya.

"Aku akan segera kembali, apakah itu seragam Zevascar Academy. " kedua matanya bersinar saat melihat seragam yang begitu indah.

Zeon mengangguk kemudian memberikan seragam tersebut kepada Naveen. Naveen pergi untuk memberesihkan diri dan Zeon langsung merapihkan tempat tidur tuannya. Suasana di kamar Naveen memang menenangkan seperti biasanya, Zeon paling suka dengan aura di kamar pangeran keempat yang terasa sejuk dan menenangkan.

"Zeon. "

"Iya yang mulia. " Zeon menoleh kearah Naveen yang berpenampilan rapih dan menggemaskan di mata Zeon.

"Bagaimana suasana di Zevascar Academy? " tanya Naveen, dia begitu penasaran. Setahunya Academy adalah tempat yang membuatnya sering mendapatkan hinaan dari beberapa bangsawan.

"Saya tidak bisa menjelaskannya yang mulia, sebaiknya anda segera memakan sarapan anda. "

Zeon mendorong troli berisi makanan ke arah Naveen, setelah menyiapkan kursi dan meja. Zeon mempersilahkan Naveen untuk duduk dan sarapan dengan tenang.

"Zeon. "

"Apakah anda membutuhkan sesuatu yang mulia. " tanya Zeon, dia takut jika Naveen tidak merasa puas dengan pelayanannya.

Naveen tersenyum ramah dan mengetuk meja. "Duduklah dan makan bersamaku Zeon. "

Zeon sangat terkejut dengan tawaran Naveen, hatinya bergetar dan terasa ingin meledak mengeluarkan bunga. Zeon merasa tersentuh dengan ucapan tuannya, tapi dia juga takut Kaisar dan ketiga pangeran tahu. Bisa-bisa dia di penggal oleh Kaisar Drilan.

"Tidak yang mulia, saya hanya seorang pelayan. "

"Ayolah Zeon, makan bersamaku. " pinta Naveen, bibirnya melengkung ke bawah saat Zeon kembali mengatakan tidak.

Prince NaveenWhere stories live. Discover now