Part 17👑

18.6K 2K 448
                                    

Pangeran Devran tiba di kediamannya, Naveen yang berada di pelukannya bergerak gelisah karena tidak bisa bernafas dengan baik. Jubah yang menutupi seluruh tubuhnya akhirnya terlepas, Naveen bernafas lega setelah itu. Dia tersenyum lebar saat melihat burung hantu salju milik pangeran Devran terbang cepat kearahnya.

"Kakak aku takut. "

Pangeran Devran yang sedang mengambil belati di lemari khusus, menoleh dan menatap adiknya.

"Apa yang kau takutkan? " tanyanya sambil berjalan mendekat kearah Naveen.

"Kenapa mereka menginginkan aku kakak. "

Pangeran Devran berjongkok di hadapan Naveen yang sedang duduk sambil mengusap burung hantu salju, tatapan keduanya bertemu. Naveen terserentak kaget saat ini, karena melihat tatapan yang sangat lembut dari mata pangeran Devran, tidak seperti biasa-biasanya.

"Semuanya akan baik-baik saja, Kaisar tidak mungkin kalah. "

Naveen mengangguk pelan, dia tahu kehebatan Kaisar Drilan. Hanya saja dia tetap khawatir sehebat-hebatnya seseorang pasti memiliki kelemahan, bagaimana jika Kaisar Drilan terluka dan mati.

Puk

Pangeran Devran tersenyum tipis sambil menepuk kepala Naveen.

"Jangan pikirkan apa-apa, sebaiknya kau tidur. "

Naveen mengangguk dan berdiri, kemudian berjalan ke tempat tidur milik kakaknya.

"Selamat malam kakak. "

Pangeran Devran yang sedang duduk di jendela, berdehem pelan. Ekor matanya melirik Naveen yang sudah tidur, raut wajah anak itu begitu polos dan menggemaskan.

Pangeran Devran mendongak menatap bulan purnama dengan intens, seketika dia teringat dengan sosok yang pernah dia temui saat usianya 7 tahun. Sosok pria berjubah hitam dengan topeng perak dan pancaran kedua mata merahnya yang sangat mengerikan.

"Apakah yang dulu itu sosok Lordelvaros. " gumam pangeran Devran. 

DUAR!

Kepulan asap terlihat sangat tebal di atas langit Kerajaan Nerlan, salah satu Kerajaan besar di Kekaisaran Zelosville. Pangeran Devran langsung melakukan teleportasi ke Kerajaan tersebut, tapi sebelum itu, tentu saja dia menyuruh ksatria roh untuk menjaga Naveen. Walaupun pangeran Devran tahu, jika para Pegasus selalu ada dan memantau keadaan Naveen.

Saat sampai di Istana, semuanya benar-benar terlihat kacau. Gerbang utama hancur dan para Ksatria beserta Aegis bertarung melawan Monster Naga berkepala 3. Dari mulut Monster itu keluar api yang sangat besar dan panas dan orang-orang dengan kemampuan element es sangat di butuhkan saat ini.

"Yang mulia pangeran Devran, senang melihat anda disini. " Raja Herlan, tersenyum senang saat melihat keberadaan pangeran Devran.

"Hm. "

Pangeran Devran membuat pola di atas pijakannya menggunakan pedangnya. Pola dengan ukiran aneh bersinar terang dengan cahaya keemasan, tapi sesuatu yang aneh muncul. Sosok Naga Es yang sangat besar keluar dengan suaranya yang menggema di seluruh Kerajaan Nerlan.

"Bekukan mereka, lalu hancurkan. "

Roaaaarrr

Naga Es tersebut terbang dan menyemburkan element Es dari mulutnya, sehingga Naga kepala tiga tersebut membekku. Tinggal satu Naga lagi, pangeran Devran maju dan menebas kepala Naga tersebut sehingga putus.

Pangeran Devran tersenyum lebar saat melihat tubuh Naga tersebut ambruk, dia bahkan mengusap pelan darah yang berada di pipinya.

"Ah, aku rindu adik ku. "

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 23, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Prince NaveenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang