Part 15👑

15.5K 1.6K 304
                                    

🎶 The Bard's Village

Hari ini Academy di liburkan, Naveen di dampingi Zeon berjalan-jalan mengelilingi Istana. Pakaian yang Naveen kenakan hari ini sangat sederhana, bahkan Naveen tidak memakai Mahkota di kepalanya.

Cuaca hari ini mendukung, setelah selesai mengelilingi Istana. Naveen memiliki rencana untuk pergi ke menara Aegis.

"Selamat pagi pangeran. "

Naveen menoleh dan tersenyum kearah Andrew.

"Hai Andrew, apa yang sedang kau lakukan di sini? " tanya Naveen saat bertemu dengan Andrew di gerbang menara Aegis.

"Saya sedang latihan. " jawab Andrew dengan ramah.

Naveen mengangguk kecil, kemudian masuk semakin dalam. Di dampingi Andrew dan Zeon di belakangnya, sebenarnya dia menyuruh mereka untuk berjalan di sampingnya, tapi kedua orang itu menolak dengan alasan peraturan Kaisar harus di patuhi.

[Seorang bawahan tidak di izinkan berjalan mendahului tuannya, jika tidak ingin kehilangan kepalanya]

Naveen hanya memutar bola matanya malas, menurutnya peraturan tersebut adalah hambatan. Mereka yang bersikap angkuhlah yang hanya akan mematuhi peraturan bodoh tersebut.

Naveen memaksa kembali Andrew dan juga Zeon, tapi tetap saja mereka tidak mematuhi perintah Naveen. Karena itu Naveen langsung mengancam tidak akan berbicara sepatah katapun dengan mereka berdua, dan akhirnya mereka berdua bersedia berjalan di samping Naveen.

"Oh ya Andrew, bukankah saat itu kau mengajak ku ke kota. "

Naveen ingat dulu, Andrew pernah mengajaknya ke kota, tapi ajakkan Andrew sia-sia karena Devran datang dan mengusir Andrew.

"Benar pangeran. " ucapnya.

"Apa yang sedang kalian lakukan di menara Aegis. " tanya seorang pria berjubah putih, tatapan matanya sarat akan ketidak sukaan begitu juga dengan nada suaranya yang tidak bersahabat.

Andrew langsung berdiri di depan Naveen dengan pedangnya yang sudah bertengger manis di leher pria tersebut.

"LANCANG! DIMANA RASA HORMAT MU KEPADA PANGERAN KEEMPAT! "

Pria tersebut menegang dan langsung bersujud.

"M-mohon ampun yang mulia, hamba benar-benar tidak mengenali anda sebagai pangeran keempat. " pria tersebut bersujud dalam keadaan bergetar, dia sangat takut dengan hukuman yang akan dia terima jika sampai Kaisar tahu.

Naveen tersenyum tipis, lalu berjalan menghampiri pria tersebut. Dia sedikit malu saat melihat pria itu bersujud di hadapannya.

"Sudahlah, tidak apa-apa cepat berdiri. Emm siapa nama mu? "

Pria tersebut langsung berdiri dan tersenyum ramah.

"Perkenalkan saya Zaraka Aegis level 7 salam kenal pangeran. " ucapnya seraya membungkuk.

Naveen tersenyum senang, kemudian meminta Zaraka untuk menjadi pemandu, mereka. Zaraka tentu saja langsung menuruti ucapan Naveen dan segera membawa mereka mengelilingi menara Aegis.

Menara Aegis memiliki bentuk seperti Viramida dengan warna putih yang mendominasi sehingga menara Aegis seperti menara suci. Saat sampai di tempat pelatihan, Naveen bisa melihat para Aegis seumuran Zaraka sedang berlatih menyegel beberapa monster dan roh jahat yang levelnya tergolong level 6. Bagaimana Naveen tahu hal-hal seperti monster dan roh jahat, jawabannya tentu saja dari ingatan manusia bayangan.

"Mereka semua teman-teman mu. "

Zaraka menggaruk tengkuknya lalu menggelengkan kepalanya.

"Saya tidak memiliki teman. "

Prince NaveenWhere stories live. Discover now