Chapter 30

2.4K 236 77
                                    

Selamat sore para jombloh"er 😂

Typo bertebaran dan selamat membaca



Yibo masih merutuki kebodohannya. Bagaimana bisa bayi kesayangannya sakit dan ia tidak tau penyakit apa yang di deritanya. Bulir-bulir air mata beberapa kali lolos melewati pipi bulat nya. Ingatkan kembali bahwa Yibo tidak akan menangis, jika bukan karena hal yang sangat penting untuk ditangisi.

Kekesalannya semakin bertambah pada saat Haikuan terlihat sangat santai menghadapi Sean yang menurutnya sedang kritis. Otak Yibo tidak mampu merespon dengan baik karena kepanikan yang luar biasa.

Yibo berlari meninggalkan kamar dimana Sean berbaring saat ini. Yibo berlari ke bagian taman bunga yang cukup sepi. Disana ia coba menenangkan dirinya sendiri berusaha tabah menghadapi kenyataan pahit sekalipun.

Darren  yang melihat Yibo berlari ke arah taman bunga, akhirnya mengikuti dan berniat membantu menenangkan adiknya.

"Boleh Gege duduk disini?" Darren menunjuk bangku kosong disamping Yibo.

"Ya Gege boleh duduk, silakan" Jawab Yibo lemah

"Yibo , seharusnya kau bahagia sekarang"  ujar Darren sambil mengusap pucuk kepala Yibo.

"Baru kemarin kita berdua berjanji tidak akan saling meninggalkan, tapi lihat sekarang Sean malah tidak menepati janjinya" Yibo merengek seperti anak kecil yang dibohongi

"Yibo, dengarkan Gege dulu. Gege mohon!!" Darren terus sabar menghadapi situasi yang dihadapi adiknya.

"Sean baik-baik saja Yibo"

Darren memegang kedua bahu Yibo lalu menariknya mengarahkan pada dirinya. "Bayi kesayanganmu baik-baik saja bahkan--- em---" Darren menjeda sebentar.

"Begini.. kapan kau merasakan perubahan pada sikap Sean?" Darren sebenarnya ingin langsung memberitahukan mengenai Sean tapi ia ingin adiknya lebih peka dengan apa yang terjadi.

"Apa hubungannya?" Jawab Yibo dengan wajah sinis

"Kapan Sean mulai sakit-sakitan?" Tanyanya lagi

"Emm.. semenjak dia pulang dari kerja praktek, tapi dia hanya demam biasa dan langsung sembuh" Yibo menunduk lesu.

"Lalu setelah itu apa ia mengeluh sakit lagi? Atau menunjukkan kelainan yang lainnya?" Darren seperti memberikan pertanyaan kuis pada Yibo.

"Sebulan kemudian Sean mengeluh sakit, sedikit demam, lelah dan mual terus-terusan. Apa Sean sakit kanker Ge?"

"Heum..?" Darren membelalakkan matanya

Taaakkk

"Aaww!!"

Darren memukul belakang kepala Yibo.

"Sembarangan kalau bicara!" Hardik Darren

"Lalu Sean sakit apa? Aku tidak sanggup melihat Sean  lemah seperti itu Ge, aku takut.. hiks..hiks.." Yibo malah frustasi dan menangis.
Darren sudah tak sabar ingin duel dengan adiknya agar otaknya berpikir lebih rasional.

"Lalu Sean mengeluh apa saja dan apa yang bisa menenangkannya? "

"Sean selalu ingin dimanja bahkan tidak biasanya ia manja kepadaku. Dia meminta aku menyuapinya, bahkan ia selalu meminta aku menciumnya ketika mual nya sedang kambuh. Astaga!" Yibo semakin frustasi. "Ge.. aku takut bukankah itu tanda-tanda orang yang akan meninggal, biasanya ia akan menunjukkan hal-hal yang manis untuk meninggalkan kenangannya.. tidak...tidak.. Gege...hiks..hikss..." Yibo malah semakin tak karuan

Darren hanya diam tak bergeming ketika Yibo menarik kerah bajunya dan berusaha mencekik nya karena stres memikirkan keadaan Sean.

"Wang Yibooo!!!" Hardik nya

Love Doesn't Need Reason (Yizhan Version )ENDWhere stories live. Discover now