Extra Chapter

2.8K 217 70
                                    

Selamat malam minggu para jombloh"er 😂 😂 😂 😂 ada yang nunggu ini gak? Mungkin udah pad lupa tpi enggk papa karena memang ini cerita favorite ku sendiri dan karya Dajie ku tercinta @andinisetya1983 ni autornya yang lupa sama ceritanya sendiri 😂😂😂😂😂








Happy reading, maapkan Typo betebaran.🙏🙏🙏
.
.
.
"Jadi yang benar nama anak kita apa??"

"Terserah kau saja Yibo... Kau kan daddynya" Sean tersenyum tanpa dosa sambil memainkan pipi baby WangXiao yang tembam....

...

Sudah hampir satu Minggu Sean mendapatkan perawatan pasca melahirkan. Kondisinya sehat dan bayi mungil mereka pun sangat sehat.

Yibo tak henti-hentinya memanjakan Sean. Selama berada di ruang perawatan, hanya Yibo yang membantu untuk bergerak. Baik itu untuk sekedar berjalan atau menemaninya ke toilet.

Padahal Sean selalu menekankan jangan dekat-dekat pada Yibo, karena ia sudah sangat bernafsu sekali ingin bergumul dengan suami tercintanya. Namun apalah daya mereka masih berada di Rumah Sakit.

"Habiskan makanannya baby" Yibo mengarahkan sumpit yang berisi lauk lalu disodorkan ke mulut Sean.

"Tidak mau, aku sudah kenyang" tolak Sean sambil menepis tangan Yibo pelan.

Gimana tidak kenyang, belum ada setengah jam Yibo menyuapi roti dan susu untuk Sean . Tiba-tiba makan malam sudah datang dengan lauk pauk yang lengkap dan Sean harus menghabiskan makanannya.

"Yibo. Aku kenyang, sumpah!" Ucap Sean dengan wajah memelas.

"Baiklah" Yibo mengalah akhirnya menghentikan untuk menyuapi bayi kelinci kesayangan nya.

"Iboo" Panggilnya merdu

"Ya Baby"

Yibo masih sibuk membereskan peralatan makan untuk di taruh kembali di troli khusus. Kemudian langsung duduk di samping Sean yang sedang dalam posisi terlentang.

"Ada apa nyonya Wang?"

Sean merasa pipinya panas dan perutnya terasa geli mendengar sebutan nyonya.

"Jangan meledekku"

"Aku tidak meledek, aku sedang menyanjungmu baby. Kau sudah menjadi nyonya Wang sejak lama bahkan saat kita pertama kali melakukan penyatuan."

Owh.. yeah.. wajah Sean semakin merona mendengar penuturan Suami tercintanya. Bahkan kini ia sudah sangat ingin merasakan milik suaminya berada di dalam tubuhnya. Entah mengapa Sean mudah sekali bernafsu jika berdekatan dengan Yibo.

"Eeemm..Yibo apa kita sudah boleh main?." Ujarnya manja sambil memiringkan badannya dan meraba dada bidang milik suaminya.

"NO!"

"Aish.. ayolah sebentar saja" Rengeknya lagi

"Sean Xiao Zhan! Kalau tidak menurut jangan salahkan aku jika nanti aku benar-benar menusukmu hingga jahitan perutmu terbuka karena nanti gerakan ku akan sangat brutal." Yibo menegaskan kembali kata-kata saktinya.

Bukan tidak mau, Wang Yibo masih normal dan kadar hormonnya pun 11 12 dengan . Hanya saja Yibo tak mau menyakiti Sean apalagi baru saja selesai operasi.
Sean membalikkan badannya, memunggungi Yibo. Bibirnya tak henti merapalkan umpatan-umpatan pelan, bahkan sekarang bibirnya sudah maju menahan kesal.

"Baby.. akh.. jangan marah"

"Sayang.. aku tidak mau kau kesakitan"

Sean menjawab dengan nada lirih "ya aku tahu, seandainya saja aku wanita dan melahirkan dengan cara normal mungkin tidak sesusah yang melahirkan dengan cara tidak normal ini. Harus menjaga jahitan di perut lah, hati-hati berjalan, tidak boleh melakukan aktivitas yang melelahkan, inilah itulah apalah."

Love Doesn't Need Reason (Yizhan Version )ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang