Chapter 32

3.6K 228 134
                                    

Selamat siang para jombloh"er 😂 😂 😂 😂 ni @MarsyaAnastasya3 nageh terus kayak rentenir wkwkwkkwkwkw

Selamat membaca typo bertebaran🙏🙏






Yibo semakin sibuk dengan tugas-tugas kuliahnya. Tidak terasa juga jika hampir 6 bulan mereka tinggal di Jerman. Kali ini nyonya Xiao merasa rindu dengan Sean. Akhirnya nyonya Xiao mengunjungi kedua putra kesayangannya. Tak lupa Jean pun ikut menemani ibunya, karena Jean ternyata rindu juga dengan adik manjanya.

Karena masa kuliah di Jerman akan berakhir, Yibo disibukkan dengan pembuatan laporan hasil studi nya. Otomatis waktu dengan Sean agak mulai berkurang. Walaupun ada di apartemen tapi Yibo sibuk dengan laptop dan kertas-kertas hasil laporannya.

Sean hampir saja kabur dan pulang ke China Karena ia merasa  diabaikan oleh Yibo, maklum karena kehamilannya membuat Sean semakin manja. Ternyata justru Sean diberikan kejutan dengan kedatangan ibu dan kakaknya.

Suara dering ponsel terdengar di dalam ruangan.

"Halo Sean. Mama sudah sampai di apartemen. Kalian dimana sekarang?"

"Apaaa?? Mama didepan apartemen siapa memangnya?"

Sean masih tidak sadar dengan perkataan mamanya.
"Mama di depan apartemen mu"

"Memangnya aku punya apartemen? Apa mama baru membelikannya untuk ku?"

"Sean.. aaarrkkh.. kaki Mama sudah pegal ini menunggu didepan apartemenmu. Ini mama sudah di Berlin dengan jiejie mu".

"Mama di Jerman? Kenapa tidak bilang daritadi" Ujar Sean dengan polosnya.

Jean pun akhirnya ikut berbicara dan sedikit berteriak "heeyy.. adik jiejie  yang manja kalian dimana? Beritahu no pin kamar kalian. Ini aku dan mama sudah lelah menunggu"

"Tapi Yibo bilang tidak boleh memberikan no pin pada siapapun" Jawab Sean lagi.

Percakapan Sean di telepon pun tertangkap oleh Yibo. "Siapa yang menelepon baby?"

"Mama dan Jean ada di apartemen kita Bo"

"Berikan ponselmu" Yibo mengambil ponsel dari tangan Sean lalu menyebutkan no pin kamar mereka.
Setelah selesai berbicara dengan Jean , Yibo menyerahkan kembali ponselnya. Yibo kemudian duduk di samping Sean mengusap perut Sean yang telah membesar dengan lembut.

Mereka berdua kini sedang berada di ruangan sekretariat universitas tempat Yibo kuliah. Semenjak kandungan Sean bertambah besar, ia tak mau ditinggal oleh Yibo sendiri di apartemen. Lagi-lagi Yibo tidak menolak keinginan Sang bayi kelinci kesayangannya itu. Jika Yibo sedang ada kelas, Sean menunggu di ruang dosen ataupun di kantin.

Sean tidak merasa risih dan malu dengan keadaan perutnya yang besar. Justru Sean menjadi pusat perhatian para mahasiswa dan mahasiswi. Mereka kagum dengan penampilan Sean yang sangat manis dengan warna rambut coklat sebahu lalu di kuncir satu. Ditambah lagi warna bibir Sean yang pink merekah membuat orang-orang semakin berdecak kagum melihatnya. Bahkan beberapa dari mereka sering meminta ijin untuk mengelus perutnya Sean yang bundar itu.

"Yibo.. sudah"

Yibo menghentikan kegiatan mengusap-usap bayi kesayangan lainnya yang masih di dalam perut. Setelahnya mencium pelan bibir pink kesukaannya.

"Lagi" Pinta Sean manja

"Manja sekali sih"

"Ini kan gara-gara kamu Yibo"

"Tapi salahkan juga hormonmu yg membuatku tidak tahan"


"Yibo"



"Hemm" Sean mengelus-gelus dada Yibo.

Love Doesn't Need Reason (Yizhan Version )ENDDonde viven las historias. Descúbrelo ahora