5-Ternyata Dia Peduli

26.8K 5K 504
                                    

VOTE dulu sebelum baca yaa🤪

COMMENT juga dong gimana perasaan kalian😚

SELAMAT MEMBACA!👐🏻

SELAMAT MEMBACA!👐🏻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

"Mama! Papa!"

Pekikan Via sangat jelas terdengar oleh Juna yang hendak mengambil minum ke dapur. Anak itu tengah melakukan video call dengan orang tuanya bersama Liam di ruang tv. Juna tersenyum melihatnya dari kejauhan. Syukurlah, Via sudah tak menangis lagi.

Lantas ia mendekat agar bisa ikut bergabung. Namun suara Papanya membuat Juna urung dan kembali memundurkan langkahnya. Sudut bibir yang sebelumnya tertarik, perlahan memudar.

"Kak Ali mana, sayang? Kok cuma berdua aja? Papa mau ngobrol sama kalian bertiga," ucap Tyo dari seberang.

Bertiga? batin Juna miris.

Lagi-lagi sebuah luka tertanam di hati Juna. Kali ini, bukan lagi karena dia terlalu perasa. Tapi memang kenyataanya sangat menyakitkan. Di kala anaknya itu kembar, namun hanya satu yang ditanyakan. Padahal Juna sangat ingin bergabung dan melepas rindu dengan kedua orang tuanya.

"Kak Ali lagi belajar. Gak mau diganggu katanya," jawab Via dengan nada lucu. "Via panggilin Kak Juna, ya?" tambahnya.

"Gak usah, sayang. Biarin aja, Kak Juna juga harus belajar."

Kali ini, Mama Hara juga berhasil menorehkan luka pada hati Juna yang rapuh. Jika sudah begini, maka tak ada lagi alasan baginya untuk bergabung pada video call itu. Alhasil, Juna beranjak dan melangkahkan kakinya menuju dapur dengan membawa luka yang orang tuanya torehkan.

Tiba-tiba Juna merasakan sebuah tangan mengelus punggungnya saat ia sedang menuangkan air panas untuk menyeduh kopi. Ternyata itu adalah Bi Hanum yang menatapnya dengan raut yang tak bisa Juna baca. Wanita paruh baya itu tersenyum padanya, namun matanya seperti sedang bersedih.

"Kenapa, Bi?" tanya Juna bingung.

"Enggak apa-apa, Den. Sini biar Bibi aja yang buatin, sekalian sama cemilannya nanti Bibi siapin, Aden ke kamar aja duluan," ujar Bi Hanum.

Jelas Juna menolak. Ia tak ingin merepotkan Bi Hanum. Lantas ia menggeleng pelan sambil tersenyum. "Enggak usah, Bi. Biar Juna aja, nanggung ini."

Bi Hanum malah kembali tersenyum dengan raut seperti sebelumnya. Membuat Juna semakin tak mengerti.

Untuk Arjuna[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang