[Family & Brothership]
"Emangnya, karate itu gak bisa dibanggain, ya?"
Keluarga harmonis, rasa neraka. Emang ada?
Itulah yang dirasakan oleh Arjuna Omar Biantara. Seorang atlet seni bela diri yang sayangnya memiliki otak dengan kapasitas rendah. Sel...
Dibawah ada lukisan Arjuna buatanku, pastiincek yaa!😋
SELAMATMEMBACA!🤸🏻♀️
.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
.
"Loh, kok udah pulang jam segini?"
Bi Hanum terheran karena kedua anak kembar ini pulang di saat yang seharusnya masih jam sekolah. Namun akhirnya mengerti saat melihat wajah Juna yang pucat. Dan noda darah di seragamnya.
"Ya, udah. Aden langsung istirahat aja ke kamar, Bibi mau buat bubur dulu," sambung Bi Hanum tanpa menunggu jawaban dari mereka. Dan melengos begitu saja menuju dapur.
Lantas Ali dan Juna saling tatap.
"Sepekaitu ya Bi Hanum?" batin Juna.
"Yeuu.. siapajuga yang gakbakalpeka pas liattampanglokayak gini!" sahut Ali yang juga membatin.
Juna manggut-manggut mengerti. Lalu mereka beranjak menuju kamar Juna.
Juna langsung merebahkan tubuhnya pada kasur empuk kesayangannya. Menggerakkan tangannya seolah sedang berbaring di salju. Sedangkan Ali memilih untuk membereskan buku sang kembaran dengan mengembalikannya pada rak.
"Eh, motor gue gimana?" celetuk Juna saat teringat dengan motornya yang ditinggalkan di parkiran sekolah. Mereka pulang dengan motor Ali karena takut Juna tak kuat menyetir.
"Ntar gue sama anak-anak yang urus," sahut Ali santai.
Juna tersenyum lebar seraya memejam dan menghirup napas dalam-dalam.
"Tau gini mah, gue sakit aja terus.. jadi bisa pulang cepet.. hahaha," celoteh Juna. Namun tiba-tiba sebuah buku mendarat tepat di perutnya. Membuatnya sedikit terhenyak dan mengaduh.
"Ngomong tu yang bener! Mulut lo kan disekolahin. Jangan asal ngomong lo!" omel Ali jengah.
Juna mendelik pada kembarannya. Lalu mengambil buku yang tadi dilempar sang kembaran untuk dikembalikan dengan dilempar pula. Namun dengan sigap Ali bisa menangkapnya. Setelahnya, Juna langsung membenamkan diri dalam selimut. Tak bisa dipungkiri, Juna kedinginan.