Namanya Feriyan

10 2 0
                                    


Bel istirahat pertama baru saja berdering. Neyvi pun masih sibuk membereskan alat tulisnya, tapi sahabatnya Vina yang kelasnya bersebelahan dengannya sudah muncul di samping mejanya dengan senyum Pepsodent yang memperlihatkan barisan giginya yang putih dan rapi

"Lo kayak siluman aja, tau-tau udah nongol di kelas gue," ujar Neyvi keheranan. Vina tertawa renyah.

"Ney, lo dapet salam dari temen gue," bisiknya.

Neyvi bertanya acuh, "Siapa?"

"Namanya Feriyan," tutur Vina

"Halaaah, gue gak tau yang mana. Denger namanya juga gak pernah," kata Neyvi cuek sambil menggiring Vina keluar dari kelasnya menuju kantin.

"Lumayan manis loh dia. Tar ya gue kasih tahu yang mana orangnya. Dia sering nanyain lo ,"  Vina bercerita dengan semangat 45, nyerocos terus sampai lengannya dicubit oleh Neyvi karena mereka sudah tiba di kantin dan celotehan Vina bisa mengundang ingin tahu orang sekantin.

Vina ini orangnya tertutup, hanya kepada Neyvi, Vanty dan Hana saja ia mau terbuka. Tapi dibanding ke dua sahabatnya yang lain, ia lebih dekat kepada Neyvi. Menurutnya Neyvi paling asyik di ajak bergibah tentang cowok. Vina sering bercerita tentang Rio, cowok keturunan batak dan juga Ilham, cowok asli Jambi yang kedua-duanya sedang pdkt kepadanya.

Neyvi selalu jadi pendengar yang baik, dan selalu memberi komentar atas curhatannya. Kadang ia menanggapi dengan serius, tapi tak jarang ia berkomentar lucu yang akhirnya membuat tawa mereka berderai.

Dan bukan hanya Vina, Vanty yang kalem dan pendiam saja bisa sering keceplosan kalau sudah bicara dengan Neyvi. Meskipun tak pernah terlihat ada ketertarikan Neyvi pada salah satu cowok di sekolah mereka, namun ia tak pernah mengabaikan cerita-cerita sahabatnya.

Mereka sudah membeli makanan dan minuman untuk dibawa ke kelas. Sebenarnya Neyvi ingin makan bakso dan duduk santai di kantin, tapi melihat kantin luar biasa padat merayap, mereka mengurungkan niat untuk makan disana.

Pas keluar kantin, mereka berpapasan dengan seorang cowok berkulit sawo matang yang kalau mau jujur sih lumayan manis, ia langsung menegur Vina.

"Vin, ke kantin gak ngajak-ngajak" katanya sambil tersenyum menggoda ke arah Neyvi.

Yang disenyumi cuek saja dan terus melangkah melewati cowok itu. Setelah itu Vina membisiki Neyvi, "Itu Feriyan, yang tadi gue ceritain. Waktu kemaren lo ke kelas gue, dia ngeliatin lo terus. Pas lo balik ke kelas dia langsung ngedeketin gue terus dia bilang; Vin, lo kenal ya sama dia? Gue sering ngeliat dia tapi gak berani negur, soalnya dia cuek banget, kalo kebetulan berpapasan di depan kelas pun dia nyelonong aja, boro-boro senyum, mandang aja ngga, jadi gue gak berani mau negur duluan,"

"Ya gue bilang lah kalo lo sahabat gue dari kelas satu. Eh langsung deh dia nanya-nanya tentang lo. Terus tadi sebelum istirahat dia nyuruh nyampein salam ke lo."

Dan seperti biasa, respon Neyvi biasa saja. Tapi Vina masih saja mempromosikan teman sekelasnya itu, yang katanya lucu lah, baik lah, setia kawan lah, nilai raportnya biasa-biasa saja lah....eehh..  itu bukan termasuk promosi kan ya ? Itu pemberitahuan. Hehehe...

Tapi ya, memang Feriyan bukan termasuk cowok di sekolah yang famous karena nilai, prestasi, maupun ketampanan. Dia tampil apa adanya, dengan kesederhanaannya.
Dia tidak seganteng Wanto dan Bagus, tidak se-famous Rudi, tidak sekeren Hilmi kawan sekelasnya, juga tidak se-flamboyant Lesmana. Feriyan biasa saja, tapi ia pintar bergaul. Ia memiliki teman di setiap kelas, termasuk di IPS. Jadi, siapa sih yang tak mengenalnya?
Rasanya cuma Neyvi yang tak mengenalnya, dan baru tahu lewat  Vina dan salam-salam manisnya yang kalau dikumpulkan mungkin sudah penuh selemari.


###

Ini diaa Feriyan!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ini diaa Feriyan!

To be continue
Jangan lupa vote dan komen ya!

Menghapus Sisa KenanganWhere stories live. Discover now