Cewek Lugu Paling Manis

3 1 0
                                    


Baru saja ia melangkah menuju pintu keluar, sosok Vina sudah berdiri di depan pintu lalu mengajaknya ke kantin. Tapi kali ini ia tak ingin ke kantin belakang, karena melewati kelas Vina yang juga merupakan kelas Feriyan.

Ia mengajak Vina ke kantin depan yang biasanya penuh dengan kakak kelas. Biasanya Neyvi malas jajan disana karena ada beberapa kakak kelas yang suka rese' menggodanya, kadang ada yang suka sksd alias sok kenal sok dekat.

Dan ada satu lagi yang membuatnya enggan kesana, biasanya ada sosok cool kak Devran yang sering menatapnya lekat seperti hendak menelannya. Waktu kelas satu dulu, kak Devran adalah pembimbing Pramuka nya. Setelah pelantikan, dia pernah meminta Neyvi untuk menunggunya di belakang sekolah karena katanya ada yang ingin dibicarakan.

Tapi Neyvi tak pernah kesana menemuinya, ia gemetaran setiap melihat tatapan mata kak Devran, dan agak takut membayangkan apa yang akan dibicarakan olehnya. Saat itu umurnya baru 14 tahun. Mana berani ia bertemu berdua saja dengan seorang laki-laki.

Dan hingga kini ia telah di kelas dua, tatapan kak Devran padanya masih seperti dulu, tapi ia tak pernah lagi memintanya untuk berbicara empat mata, setiap kali berpapasan, ia hanya membalas senyum Neyvi dan masih dengan tatapan yang sama, tanpa ada sepatah katapun keluar dari bibirnya.

Namun hari ini, ia lebih memilih melihat tatapan mata kelam milik kak Devran daripada melihat senyum palsu di wajah Feriyan. Untuk kali ini, ia ingin menghindari cowok itu. Belum siap rasanya berbicara dengannya sementara Neyvi tahu bahwa dalam kerling menggoda Feriyan yang biasa ditujukan padanya, ada sosok Tita yang kokoh bertahta disana

"Hhhfffttt.....brengsek lo Yan," maki Neyvi dalam hati.

Begitu sampai di kantin luar, ia disambut dengan sapaan kak Sam yang membuat seisi kantin menoleh padanya sambil senyum-senyum

"Eh ada Neyvi. Minggir semua, cewek gue mau lewat !" Perintahnya kocak.

"Sialan, bikin gue tengsin aja nih bocah, dasar garing." Bisik Neyvi pelan ke arah Vina, yang dibisiki malah cengengesan.

Entah mengapa, kak Sam suka sekali menggodanya, mungkin karena ia tidak genit seperti adik-adik kelasnya yang lain. Dan dari beberapa gadis yang berwajah lugu di sekolahnya, katanya ia yang paling manis.

"Cuiiihhh....emangnya mereka badan sensus yang mendata cewek-cewek berwajah lugu. Mengarang bebas sodara-sodara...." Begitu kata Neyvi selalu kalau ada yang menyampaikan hal ini padanya, termasuk Vina.

Tapi memang Vina akui wajah Neyvi ini terbilang sangat manis dan enak dipandang. Gak ngebosenin, kata Evan, si pengamen kere dikelas IPA 1.
Sebenarnya yang manis dan enak dipandang di sekolah ini bukan cuma Neyvi, kalo istilah pedagang kaki lima sih 'ngamprah' saking banyaknya, tapi ya itu, keunggulan Neyvi adalah ia tidak genit, bukan cuma ke cowok-cowok seangkatan, tapi juga ke kakak kelas.

Ia bahkan cenderung menarik diri dari cewek-cewek seangkatan yang berlomba-lomba mencari perhatian para kakak kelas.

Selama ini ia tak pernah merasa risih selalu menjomblo karena memang belum ada yang bisa mencuri hatinya. Dan baru beberapa bulan terakhir ini hatinya mulai terketuk dan ia mulai berani membuka diri untuk sebuah kata yang dulu begitu tabu baginya yaitu 'cinta'.

Tapi ternyata ia tak seberuntung teman-temannya yang lain dalam hal percintaan.

"Dasar monyong, ternyata gue ketipu," bisik Neyvi lirih dalam hati.

Walau Neyvi tak mengatakan apa-apa padanya, Vina tahu jauh di dalam hatinya Neyvi terluka. Itu lah mengapa ia menurut saja saat Neyvi mengajaknya ke kantin depan, padahal biasanya mereka paling anti kesana karena cuma kawan-kawan seangkatan yang lagi cari perhatian ke kakak kelas saja yang mau jauh-jauh ke kantin depan ini.

Dan jika sekarang mereka berdua kesana, tentu saja bukan dengan maksud yang sama.
Feriyan. Itu lah sebabnya.

"Sialan lo Yan. Lo bikin gue ngerasa gak enak dan serba salah". Omel Vina dalam hati.



###

To be continue
Jangan lupa vote dan komen ya!

Menghapus Sisa KenanganDonde viven las historias. Descúbrelo ahora