Kepak Sayap Terluka

1 1 0
                                    


Ibu Wulandari, wali kelas IPA 1 sudah meninggalkan kelas sejak lima menit yang lalu setelah mengumumkan bahwa besok orang tua yang harus mengambil raport sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.

Neyvi baru saja ingin menulis di buku puisi miliknya, saat pulpen tintanya tak sengaja terlepas dari tangan dan terhempas keras di meja, yang mengakibatkan tintanya pecah berhamburan di meja dan mengenai buku puisinya. Segera ia mengambil lap di bagian bawah lemari kelas dan membersihkan mejanya.

Setelah noda tinta sudah terlihat agak menghilang, ia pun bermaksud mencuci lap dan juga tangannya yang terkena noda tinta di toilet sekolah yang letaknya di lorong paling ujung kelas IPA, dekat dengan taman kecil yang dibuat oleh pihak sekolah.
Baru saja ia melewati kelas IPA 4, langkah Neyvi terhenti. 

Sejenak tubuhnya terasa membeku. Disana, di taman yang akan dilintasinya untuk sampai ke toilet yang dituju, ia melihat Feriyan dan Tita sedang berbicara serius. Entah apa yang dibicarakan, Neyvi tak tahu dan tak mau tahu. Yang ia tahu, hatinya seperti dipukul dengan palu yang teramat besar hingga membuat nafas nya sesak.

Hampir saja tertumpah air matanya namun sebisanya ia tahan. Ia pun berbalik arah, kembali ke kelasnya. Tak sanggup ia melewati dua sejoli itu.

Ternyata berita itu benar. Ia menyaksikan sendiri kebersamaan mereka. Feriyan dan Tita punya hubungan spesial. Ia telah di bohongi, setidaknya ia merasa dibohongi.

Memang Feriyan belum memintanya menjadi kekasih, tapi sikap dan perhatiannya selama ini membuat Neyvi yakin bahwa perasaan mereka sama. Ia berusaha menepis berita tentang kedekatan Feriyan dan Tita, dan sekarang ia merasa malu akan keyakinan diri yang begitu besar tentang perasaan Feriyan kepadanya.
Tatapan Feriyan tadi begitu serius terhadap Tita.

Beda saat bersamanya, Feriyan selalu menyunggingkan senyum yang membuat hati Neyvi terasa melambung.

Berakhir sudah. Ia harus mengubur perasaan cintanya pada Feriyan. Ia sudah melihat mereka bersama, bukan sekedar isapan jempol belaka. Matanya telah terbuka, selama ini dibutakan oleh perasaan cinta yang menggebu.

Ia merasa marah dan terluka. Kepercayaan diri yang begitu besar bahwa feriyan pasti akan lebih memilihnya ketimbang Tita, telah hancur laksana bangunan pencakar langit yang roboh tanpa daya. Kesombongan macam mana yang selama ini telah dipeliharanya hingga akhirnya membinasakan dirinya sendiri.

Ia telah patah, seperti kepak sayap yang telah lunglai, tak mampu lagi mengangkasa.

Selama ini ia begitu bodoh, tak sekalipun menyinggung masalah Tita dihadapan Feriyan. Ia percaya cowok itu tak akan mengecewakannya. Dan lihat lah sekarang...

Kepercayaan yang ia bangun perlahan hingga kokoh berakar telah runtuh dalam sekejap. Ia berteriak dan memaki kepolosannya. Sebegitu mudahnya ia percaya dengan kata-kata manis Feriyan.

Berharap hanya dirinya yang ada di hati Feriyan sebagaimana hanya ada dia di hati Neyvi.

Pertama kali dalam masa remajanya ia memberikan hatinya pada seorang pria, tapi ternyata dia bukan lah orang yang tepat. Neyvi tak pernah berharap mendapatkan seseorang yang sempurna, tidak, ia tak pernah meminta lebih.

Cukup seseorang yang mencintainya dengan tulus, dan tak pernah membagi hatinya kepada yang lain.

Feriyan telah lebih dulu dengan Tita, jadi apakah ia yang datang pada waktu yang salah ? Dia kah perusak hubungan mereka ? Oh tidak, Neyvi tidak pernah ingin menjadi orang ke tiga siapapun. Ia hanya ingin jadi yang pertama dan terakhir. Itu lah harapan dan impiannya tentang cinta. Namun cinta pertamanya kandas bahkan sebelum ia benar-benar memiliki dan menggenggamnya

Jadi disini dia lah sang pengganggu, walaupun pada awalnya ia tidak tahu tentang kebenaran itu.Tapi semestinya ini bukan salahnya, lalu mengapa ia harus merasa bersalah ? Feriyan lah yang seharusnya memikul kesalahan itu sendiri, bukan dirinya. Feriyan telah berlaku picik dan kejam dengan mendekatinya saat laki-laki itu telah memiliki kekasih.

Ia tak bersalah, Tita apalagi. Mereka hanyalah korban kata-kata manis Feriyan. Dan Neyvi bertanya-tanya apakah Tita mengetahui tentang hubungan Feriyan dengannya ? Kasihan Tita. Ah...kasihan Tita ? Lalu adakah yang mengasihaninya ? Miris sekali cinta pertamanya ini.

Baik lah. Selesai sudah. Aku tidak pernah ingin ada orang yang merusak hubungan yang sedang ku bangun dengan seorang pria, dan aku juga tak akan menjadi perusak hubungan orang lain. Jadi cukup sampai disini saja. Aku menyerah.

Sepanjang jalan menuju kelasnya terasa lama, tiba-tiba saja kelasnya terasa begitu jauh, dan langkah kakinya terseok-seok seperti digayuti batu yang sangat berat. Begini kah rasanya patah hati ? Seperti tiba-tiba saja ia terbangun dari mimpi indah dan tercampak di sudut kamar dalam keadaan lemah tak berdaya. Itu lah yang dirasakannya sekarang.

Ini pertama kali dalam hidupnya ia dikecewakan dan disakiti dengan begitu dalam. Entah apakah ia bisa bangkit secepat ia jatuh, yang pasti ia tak ingin teman-temannya mengetahui hal ini karena rasa simpati mereka hanya akan membuatnya terpuruk semakin dalam. Jadi ia tak boleh menunjukkan luka ini kepada siapa pun termasuk kepada Vina. Biar saja ia mendekap hampa ini sendiri, agar ia tenang dan mampu menopang kembali rasa percaya diri yg sudah runtuh, dan mengais kembali serpihan hati yang sudah remuk, menatanya kembali dalam hening dan bangkit lagi. "Ya Tuhan beri aku kekuatan" pintanya lirih dalam hati






###

To be continue
Jangan lupa vote dan komen ya!

Menghapus Sisa KenanganWhere stories live. Discover now