Tanya

6 2 0
                                    


Sudah dua bulan ini hari-hari Neyvi telah terisi dengan surat-surat dan perhatian Feriyan yang membuat hatinya terasa terbang ke dunia tanpa batas. Setiap kata yang terucap dari bibir Feriyan selalu menumbuhkan sebuah harapan tentang hubungan percintaan yang langgeng, mungkin sampai mereka lulus sekolah, atau bahkan lebih lama lagi dari itu. Meski ia tak sampai memikirkan hubungan hingga menjadi suami istri. Tidak. Umurnya baru 15 tahun, pikirannya belum cukup sampai kesana. Hanya betapa ia menginginkan tetap bersama Feriyan, entah sampai kapan. Ia yakin perasaannya kepada Feriyan tidak akan berubah, tapi bagaimana dengan Feriyan ?

Hingga saat ini, tak satu pun dari surat-suratnya meminta Neyvi untuk menjadi kekasihnya. Kadang ada kebingungan di hati Neyvi tentang perasaan Feriyan. Menurut penuturan Vina, Feriyan naksir padanya. Dan memang itu terlihat dari sikap Feriyan yang semakin hari terlihat semakin tak ingin jauh darinya.

Tapi bukankah seorang perempuan butuh kejelasan ? Meski usia mereka masih belia, tapi rasanya cukup untuk menjalin sebuah komitmen. Lihat lah teman - teman mereka seperti Wanto dan Elin, Aemi dan Ryan, Rudi dan Lila, Diva dan Lesmana, bahkan sebelumnya Lesmana pernah berpacaran dengan Laras, juga beberapa pasangan sejoli lainnya. Mereka terlihat santai saja menjalin hubungan dan tak malu-malu memproklamirkan hubungan mereka.

Sementara ia dan Feriyan ? Apakah cowok itu masih ragu-ragu terhadapnya, ataukah merasa malu jika teman-teman mengetahui hubungan mereka ?

Yang ia dengar dari teman-teman, semua pasangan sejoli di sekolah ini memulai hubungan mereka dengan diawali pernyataan cinta dari para cowok. Lalu bagaimana dengan Feriyan ? Apakah ia belum siap untuk menjadi lebih dekat, atau ia termasuk salah satu tipe cowok yang mengungkapkan rasa cintanya lewat perbuatan saja ? Ah Neyvi pusing dibuatnya.

Ia ingin sekali memproklamirkan hubungan mereka, ia ingin semua orang tahu dan mengatakan bahwa Feriyan adalah pacarnya. Tapi bagaimana bisa ia mengatakan bahwa Feriyan itu pacarnya sedangkan perasaannya seperti digantung dan tanpa kejelasan.

Dan ia cuma mampu termenung di kamarnya sambil memandangi tumpukan surat dari Feriyan. Dibukanya satu-satu, dan dibaca kembali surat itu satu demi satu, dan fix, tak sepatah kata pun di dalam surat-surat itu yang menyatakan bahwa Feriyan memintanya untuk menjadi kekasih. Tak satupun.

Apakah cinta itu hanya ia yang merasakan sendiri ? Apakah Feriyan hanya ingin dekat dengannya saja, bukan sebagai kekasih, hanya sekedar dekat ?

Ia merasa Feriyan begitu egois. Tak mengerti kah ia tentang perasaan seorang perempuan ? Betapa tidak pekanya Feriyan. Lelah rasanya menunggunya mengatakan bahwa ia ingin hubungan mereka lebih dari pertemanan, bukan hubungan tanpa status seperti ini.

Neyvi ingin kepastian, tapi tak mungkin ia yang bertanya lebih dulu bagaimana sebenarnya Feriyan memaknai hubungan mereka. Bagaimana jika jawaban Feriyan hanya menganggap Neyvi sebagai teman atau sahabat saja ? Atau bagaimana jika Feriyan merasa terusik dengan pertanyaan itu lalu menjauh darinya ? Sudah siapkah ia akan resiko itu ? Huffftt....tentu saja ia tak siap. Jadi.....apa yang harus ia lakukan sekarang ? Hanya menunggu hingga hati Feriyan terketuk ? Tapi sampai kapan ? Kesal rasanya hati Neyvi memikirkan hal ini.





###

To be continue
Jangan lupa vote dan komen ya!

Menghapus Sisa KenanganWhere stories live. Discover now