Aku dan Dirinya

2 1 0
                                    


Neyvi duduk santai di warung es pinggir jalan bersama beberapa teman, termasuk diantaranya Vina, sambil menunggu bus mereka lewat.
Tiba+tiba Vina menyenggol lengannya sambil berbisik pelan.

"Tuh yang namanya Tita, yang kurus pake kaca mata."

Mata Neyvi langsung bergerak mengikuti arah pandang Vina. Ada tiga orang gadis yang sedang berjalan ke arah warung tempat ia dan Vina duduk. Neyvi mencuri pandang beberapa saat ke orang yang ditunjuk Vina.

Gadis berkaca mata tebal, berkulit hitam gelap, dengan rambut keriting tipis sebahu. Sekilas tak ada yang istimewa dari gadis itu. Wajah teramat sangat biasa. Penampilan pun biasa saja, tapi sikapnya tidak kecentilan, cenderung kalem dan tak ada senyum sedikitpun di wajah itu.

Apa yang dilihat oleh Feriyan darinya ? Dia jauh dari kata cantik. Sungguh, Neyvi tak berusaha menjatuhkannya hanya karena dia adalah kekasih Feriyan, cowok yang disukainya.

Memang benar kata Vina waktu itu, wajah dan penampilan Tita biasa saja. Atau mungkin karena dia tidak genit, makanya Feriyan tertarik ? Tapi toh Neyvi pun bukan cewek pecicilan, hanya wajahnya selalu murah senyum, tidak masam seperti Tita. Ah entah lah apa yang membuat Feriyan kepincut padanya.

Selama ini ia menerka-nerka secantik apa kekasih Feriyan hingga membuat Neyvi menunggu begitu lama untuk sebuah kata cinta darinya. Kadang ada rasa insecure muncul dalam dirinya, mengira kekasih Feriyan adalah gadis yang meski bukan tercantik di sekolah, paling tidak tercantik di kelas.

Dan kenyataannya ? Atau mungkin saja Feriyan memang bukan tipe cowok yang mengejar penampilan fisik. Mungkin saja pribadi Tita sangat menarik dibalik kesederhanaannya.
Lalu apakah pribadinya kurang baik di mata Feriyan hingga sejauh ini ia hanya menggantung perasaannya tanpa memberi kepastian ?

Sesungguhnya hati Neyvi masih diliputi perasaan kesal terhadap Feriyan, tapi entah mengapa ia tak bisa melepaskan bayang cowok itu barang sedetik pun.

Feriyan masih saja mengiriminya surat seperti biasa, tapi Neyvi sengaja selalu menunda-nunda saat membalasnya, seperti sengaja ingin menunjukkan perlawanan, atau ia ingin Feriyan tahu bahwa ia sedang merajuk. Seharusnya ia tak perlu lagi membalas surat-surat Feriyan, karena cowok itu sudah punya kekasih. Untuk apa lagi mendekati dirinya ?

Tapi Neyvi melihat sejauh ini belum pernah ia melihat Feriyan dan Tita bersama, entah di kantin, saat pulang sekolah, atau mengobrol di depan kelas seperti mereka. Mungkin itu hanya cerita burung yang belum tentu kebenarannya, paling tidak itu lah harapan Neyvi. Dan sikap Feriyan kepadanya masih tidak berubah.
Tetap perhatian dan selalu memandangnya penuh kekaguman, kalau tidak bisa dibilang cinta, ya karena memang dia tak pernah mengatakan bahwa dia mencintai Neyvi.

Jalani saja dulu, lihat sampai sejauh mana hubungan ini bisa bertahan. Dan apakah selanjutnya akan ada kemajuan atau hanya jalan di tempat. Lalu jika memang cuma jalan di tempat, sanggupkah Neyvi meninggalkan Feriyan ?

Ah, nanti saja ambil keputusannya, siapa yang tau apa yang akan terjadi di masa depan, ya kan ? Putus Neyvi menenangkan diri. Dan ia kembali tercenung hampa.








###

To be continue
Jangan lupa vote dan komen ya!

Menghapus Sisa KenanganWhere stories live. Discover now