Luluh

0 0 0
                                    


Pagi ini Feriyan mencegatnya saat ia sedang menuju ke kelasnya.

"Ney, tunggu sebentar," katanya

Neyvi menoleh dengan wajah datar tanpa memandang mata Feriyan.

"Kamu marah ya ?" Tanya Feriyan

Yaelah masih nanya dia, jangan-jangan dulu waktu pembagian hati ketika manusia baru saja diciptakan, dia terlambat datang karena terjebak macet.

"Ney..." Panggilnya lagi karena tidak ada jawaban dari Neyvi.

"Ngomonglah, jadi aku tau salah aku apa " katanya memelas.

"Oke" tukas Neyvi tajam.

"Karena gue menghargai kejujuran, gak seperti lo, gue akan ngomong sejujurnya. Mungkin gue gak berhak ya nanya ke lo, tapi gue tetep harus tau. Tita itu pacar lo kan ?" Tanya Neyvi dengan mata agak menyipit diarahkan kepada Feriyan.

Tidak biasanya Neyvi ber gue elu kepada Feriyan. Dan memang terlihat roman keterkejutan di wajah Feriyan mendengar kata-kata kasar Neyvi kepadanya. Tapi Neyvi tidak peduli.

"Memang iya, Ney. Tapi aku mau mutusin dia" jelas Feriyan

"Kenapa ?" Tuntut Neyvi.

"Kami udah gak cocok lagi, Ney. Karena itu aku sedang menunggu waktu yang tepat untuk bicara kepadanya" kata Feriyan pelan.

"Ternyata ini yang membuat kamu menjauhiku. Harusnya sejak awal kamu bertanya langsung ke aku, jadi tidak ada kesalahpahaman" katanya lagi.

"Jadi kapan ?" Tanya Neyvi

"Apanya ?" Tanya Feriyan bingung.

Neyvi menarik napas kesal

"Tadi katanya mau mutusin Tita, kapan ?" Tanya Neyvi menuntut

"Oh itu. Iya Ney mau cari waktu yang tepat dulu." Jawabnya pelan

Neyvi terdiam. Benaknya bertanya-tanya benar kah penuturan Feriyan. Ia mencoba mencari kebohongan di mata Feriyan tapi disana yang ada hanya kejujuran, atau karena hati Neyvi masih diliputi perasaan cinta terhadap Feriyan sehingga ia mengelak segala prasangka buruk itu, dan malah memutuskan untuk mempercayainya.

"Ney, masih marah ?" Tanya Feriyan hati-hati. Neyvi tersadar dari lamunannya.

"Tunggu saja, Ney. Tak lama lagi kami akan putus" kata Feriyan

"Hubungan kami sudah gak bisa dipertahankan lagi. Aku gak mau ngasih harapan kosong ke Tita" ujarnya.

Hmmm.....gak mau ngasih harapan kosong ke Tita, apa kabar gue yang di PHP-in terus ? Batin Neyvi.

"Ney, jawab donk. Masih marah gak ? Gak enak tau Ney didiemin sama kamu." Tuturnya mencoba meluluhkan hati Neyvi.

Neyvi bingung harus bersikap bagaimana. Sesungguhnya masih ada sisa-sisa kemarahan dihatinya, namun ia juga tak bisa menepis rasa yang masih tersimpan jauh di kedalaman hatinya.

Dan lihat lah, Feriyan masih seperti Feriyan yang ia kenal, ia merasa seperti di tarik ulur. Hingga detik ini, saat Feriyan menyatakan akan putus dari Tita, tak juga ada kejelasan dari mulut Feriyan tentang hubungan mereka.

Tapi jika memang tidak ada apa-apa di antara mereka, untuk apa Feriyan repot-repot memberi penjelasan kepadanya dan memastikan bahwa ia sudah tak marah lagi.

Astagaaaaa.....mau nya Feriyan apa sih ?!! Gemas Neyvi dibuatnya.

"Aku mau masuk kelas dulu."

Kilah Neyvi mulai ber-aku lagi, pertanda hatinya sudah mulai luluh.
Feriyan tersenyum, ia tahu Neyvi sudah tak marah lagi padanya.







###

To be continue
Jangan lupa vote dan komen ya!

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 23, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Menghapus Sisa KenanganWhere stories live. Discover now