Tentang Hilmi

7 2 0
                                    


Sejak ia dan Hilmi sekelas di kelas dua ini, tidak ada yang istimewa. Ia bergaul dengan Hilmi selayaknya dengan teman-teman sekelas lainnya. Bicara santai dan bergurau, kadang mereka dan beberapa teman yang lain duduk dipojok kelas pada saat jam kosong maupun di jam istirahat ke dua, mereka mengisi waktu dengan bernyanyi di iringi denting gitar Evan.

Kalau istirahat pertama mereka pasti langsung menyerbu kantin, memberi makan cacing-cacing diperut yang sudah berteriak minta jatah preman karena sejak pagi belum sarapan.
Kadang Neyvi je kantin bersama dengan Hilmi, namun tak ada perasaan lebih di hati Neyvi dan Hilmi.

Tapi di bulan ke dua semester dua ini, entah bagaimana awalnya, dari beberapa kawan, termasuk Evan yang lumayan akrab dengannya, Neyvi mengetahui bahwa Hilmi menaruh hati padanya sejak akhir semester satu yang lalu.

Ia memang melihat sikap Hilmi berubah kepadanya menjadi lebih perhatian, tapi tak pernah terucap dari bibir Hilmi bahwa ia menaruh hati pada Neyvi, apalagi memintanya untuk menjadi kekasih. Hingga sebulan setelah Neyvi mendengar berita burung itu, ia mengenal Feriyan.

Kawan sekelasnya termasuk Hilmi tak ada yang tahu tentang surat menyurat antara ia dan Feriyan. Mereka hanya melihat gelagat dua orang yang sedang jatuh cinta. Dan Neyvi pun tak berusaha menutupi hal itu walau tak satu kata pun keluar dari mulutnya tentang kisah ia dan Feriyan.

Kawan-kawan sekelasnya kerap menggoda tentang kedekatannya dengan cowok dari kelas sebelah tersebut, dan ia hanya tersenyum penuh arti. Ia lupa tentang seseorang di kelasnya yang katanya juga menaruh hati padanya. Toh Hilmi tak pernah mengatakan padanya, jadi berita itu belum tentu benar kan ?

Tapi kian hari ia semakin melihat tatapan mata yang berbeda dari Hilmi, antara perasaan cinta namun juga kecewa. Sikap Hilmi terhadapnya juga seperti maju mundur. Kadang terlihat begitu atraktif mendekatinya, di lain saat terlihat menghindar. Sepertinya ada keinginan untuk lebih dekat dengannya, namun menjadi surut langkah karena melihat kedekatan Neyvi dan Feriyan.

Neyvi bukan tak merasakan hal itu, namun ia berusaha mengabaikannya. Ia tak mau dibilang kege-eran karena jika memang Hilmi merasakan sesuatu yang lain terhadapnya, tentu sudah dikatakannya. Lagi pula setahu Neyvi pada semester satu lalu cowok itu menyukai Diva, si gadis pendiam dan pintar yang kerap meminta Neyvi pindah duduk disebelahnya saat jam pelajaran.

Apa semudah itu perasaan bisa berubah semudah membalikkan telapak tangan ? Neyvi tidak bisa mengerti hal itu karena ia sendiri bukan orang yang mudah jatuh cinta.

Tapi kawan-kawannya kadang tak punya hati. Mereka tahu bahwa Hilmi suka padanya, tapi kerap masih saja mereka menyebut-nyebut nama Feriyan untuk menggoda Neyvi. Tak lihat kah mereka wajah Hilmi yang memerah lantaran -cemburu-, mungkin seperti itu ya. Entah lah. Dan itu si Arya biang rese di kelasnya, paling ribut mau menjodohkan Neyvi dan Hilmi. Bikin geregetan aja. Bukan apa-apa, Neyvi khawatir nanti Hilmi berharap lebih jauh lagi, sedangkan hati Neyvi saat ini hanya tercurah untuk Feriyan.

Neyvi dibuat serba salah oleh ulah kawan-kawan sekelasnya.


###

Selamat datang Hilmi!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat datang Hilmi!


To be continue
Jangan lupa vote dan komen ya!

Menghapus Sisa KenanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang