DBF|15

107 8 0
                                    

Lima belas menit saat kejadian..

Raja terus menerus melirik Zoe tanpa henti, membuat sang empu yang dilirik sangat risih. Meskipun dia mencoba tidak perduli dan mengalih pandangannya dengan ponsel miliknya, namun kegiatan tersebut sia sia.

Bahkan sekarang Zoe sudah ingin marah, bukan marah lagi tepatnya ingin membunuh manusia disebelah kanannya itu.

Untung saja dia berfikir jernih, dan dia selalu ingat dengan janjinya. Tindakan membunuh hanya untuk memusnahkan orang orang yang berbuat jahat di depan matanya.

Tidak seperti Raja yang hanya membuat dirinya kesal karena dilirik terus menerus.

"Zoe.." panggil Raja.

"Akhirnya!! ada obrolan juga" lega batin Zoe.

Zoe melirik sebentar,"apa?" jawabnya dengan cuek.

Raja tersenyum simpul,"lo cuek aja gue suka Zoe. Gemes" batin Raja.

"Isi yang ada dikardus itu apa?" tanya Raja.

Zoe termenung sebentar,"kenang kenangan" jawab Zoe.

Raja mengernyit,"kenang kenangan kok di taruh kardus? emangnya gak bisa cukup dikenang dimemori otak aja? atau lupain aja gitu" balas Raja dengan pikiran ya bisa dibilang bikin Zoe darting.

Zoe menghela nafas kasar,"barang pemberian dari Dewa. Gue mau kasih aja ke nyokapnya, kalo dibuang mumbazir" jelas Zoe dengan nada jengkelnya.

"Kenapa gak disimpen?" tanya Raja yang membuat Zoe semakin muak. Karena jika membahas hal hal terkait dengan Dewa bawaannya ingin marah marah.

"Belum cukup penjelasan gue tadi?" Zoe bertanya balik dengan tatapan dinginnya.

"Eum.. o-oke cukup" gugup Raja.

Perbincangan tersebut tak terasa selesai dengan cepat, tetapi mereka berdua bersyukur karena tidak akan merasakan keheningan lagi.

Akibat mobil Raja sudah tiba dikediaman Dewa Algentara. Dan mereka berdua pun langsung turun serta kebelakang bagasi guna mengambil barang yang dibawa oleh Zoe tadi.

Mereka berjalan menuju pintu masuk rumah Dewa. Tetapi rumah tersebut sangat sunyi, padahal suasana belum malam amat.

"Kayaknya sepi banget Zoe," ucap Raja.

"Eum.. masuk aja gimana?" tanya Zoe.

"Oke" setuju Raja.

Mereka pun langsung masuk kedalam rumah Dewa. Berhubung pintunya tak di kunci, Zoe dan Raja masuk begitu saja tanpa izin lagi.

Brak!
Brak!

Kardus yang dibawa oleh keduanya terjatuh, akibat terkejut melihat kondisi Sasya yang sudah tergelepak digenangi oleh darah.

"Kak Sasya!!" histeris Zoe sambil menghampiri Sasya, lalu membalikkan posisi tubuh Sasya yang tadinya tengkurap menjadi celentang.

"T-tusukan itu" ucap Raja terbata bata melihat tusukan yang ada di tubuh Sasya.

Zoe menatap Raja,"Kenapa Ja! Lo tau tentang bekas tusukan ini?"

Raja terdiam, dia mencoba mengingat dimana dia melihat bekas tusukan tersebut.

Flashback on!

"Gue harus cepet bawa bukti ini, supaya persidangan Zoe bisa lancar!" ucap Raja sembari berjalan cepat melewati koridor tempat persidangan.

Bruk!

"Awsh.."

Ringis Raja karena bahunya tertabrak kencang dengan sosok pria paruh baya.

DANGEROUS BEST FRIENDSWhere stories live. Discover now