DBF|26

63 4 0
                                    

Zie, Eza, Raja dan juga Zia sedang berada di dalam cafe. Zie memesan ruangan private, supaya lebih leluasa bercerita sambil menikmati makanan dan minumannya.

Usai makanan dan minuman datang diantar oleh Waiter cafe, Raja langsung angkat bicara.

"Cepet jelasin!" ucap Raja.

Zie meminum minumannya,"calm down bro"

"Lagian lo juga salah sih, mau ngomong aja ribet banget segala ke cafe lagi" ucap Zia.

"Tapi lo nikmatin juga kan?" ucap Eza lalu disambung senyuman ejek.

Zia memukul lengan Eza,"jangan ngejek kalo sama sama nikmatin!"

"Ck! cepet Zie, jangan buang buang waktu. Kita kan harus ke pemakaman Bryn" ucap Raja.

"Ah bener juga.. jadi gini Bryn itu dalang dari semua insiden penembakan kemarin malam,"

"What?" pekik Raja, Eza dan juga Zia.

Zie mengangguk,"iya.. dia terpaksa ngelakuin itu semua. Because, dia punya kewajiban yang harus di bayar, ah bukan lebih tepatnya bukan dia yang harus bayar tapi orangtuanya. Cuma, Bryn jadi kambing hitam atas kewajiban orangtuanya"

"Terus hubungannya om David?" tanya Zia.

"Om David itu musuh dari si peminjam orangtuanya Bryn. Alih alih Bryn disuruh membalaskan dendam orang itu melewati Bryn,"

Raja menghela nafas kasar,"kenapa dia ngga cerita si sama gue? otaknya si ngga di pake. Kan dia bisa aja minta duit sama gue atau ngga Eza"

"Lo kira mau minta duit sama orang gampang? dia juga bakalan ngerasain ngga enak Ja!" ucap Eza.

"Bukannya lo pelit," cibir Zia sesekali memakan kentang gorengnya.

"Ett.. gue bagel lo!" geram Eza.

"Udah yang terpenting kita ke pemakaman Bryn sekarang, gue juga heran sama orang itu. Orang yang nyuruh Bryn, dia ada seluk beluknya juga nggak ya? atas kematian keluarga Algentara?" ucap Raja.

"Why?" tanya Eza.

"Ck! otak lo lebih bodoh dari Bryn ternyata," roasting Zia.

"LO_"

"Eits.. jangan ribut!" lerai Raja,"nih gue jelasin kenapa gue bisa nuduh kayak gitu. Because om David kan pengacara nya keluarga Algentara? dia juga yang ngelaporin semua kasusnya, nah bisa jadi aja si pembunuh itu ah siapa namanya_"

Kalimat Raja terhenti karena lupa siapa nama pembunuh itu.

"Apasih?" kepo Eza.

"Oh Mr.Pen! nah dia itu ngincer om David supaya rencana dia mulus, ga ada gangguan dari pihak kepolisian" lanjut Raja.

Zie mengernyit heran, memangnya kasus kematian keluarga Algentara sangat sekejam itu? sampai sampai orang lain pun kena getahnya.

"Mr.Pen itu si pembunuh?" tanya Zie.

Raja mengangguk,"iya dia pembunuh yang membunuh semua keluarga Algentara"

"Idih sadis.. dalam waktu sebulan lebih ini satu keluarga habis ditangan dia? gila!" ucap Zia.

"Pembunuh membunuh mangsanya pasti ada maksud lain, bisa jadi aja kan keluarga Algentara cuma umpan?" ucap Eza.

Zia bergidik ngeri,"demi tuhan gue merinding"

"Sama," balas Eza.

Zie memijit pelipisnya, otak dia serasa memaksanya untuk berfikir, tapi entah apa yang harus dipikirkan terlebih dahulu.

DANGEROUS BEST FRIENDSWhere stories live. Discover now