DBF|18

106 6 0
                                    

David Algiro,

Seorang pengacara kepercayaan keluarga Algentara. Saat ini beliau sedang menerima tamu yang bisa dibilang kawan dari mendiang Dewa Algentara.

"Kamu?" terkejut David.

Raja tersenyum,"sore om.." dan Zoe ikut tersenyum dengan David.

David pun tersenyum,"ada apa ya? kamu itu yang pernah saya tabrak di koridor pengadilan kan?"

Raja mengangguk,"iya om.. saya kesini hanya ingin meminta bukti dari om mengenai kasus Dewa Algentara yang om tangani waktu itu"

"Untuk apa?" tanya David.

"Mendingan kita masuk aja deh om.. biar lebih enjoy bahasnya" ucap Zoe lalu menyengir dengan David.

"Haha.. iya om lupa, silahkan masuk"

Akhirnya yang ditunggu Zoe tiba juga, masuk ke dalam rumah yang dia idamkan. Yaaa meski itu tidaklah rumah dia tetapi rumah orang lain.

"Ayok silahkan duduk," ucap David mempersilahkan mereka berdua duduk.

Mereka berdua pun langsung duduk.

"Jadi kedatangan kita kesini ingin meminta bukti atas kasus Dewa Algentara om.. karena kak Sasya, mengalami hal yang sama dengan Dewa" jelas Zoe tanpa diminta oleh David untuk menjelaskan.

"Maksud kamu? Sasya tiada seperti Dewa?" tanya David untuk meyakinkan dirinya.

Raja mengangguk,"iya om benar. Tim polisi menemukan bukti senjata yang pembunuh itu gunakan. Dan maaf om saya lancang, saya tak sengaja melihat gambar foto yang saya beri ke om saat tertinggal waktu itu. Eum.. setelah saya lihat saya yakin kalau tusukan Dewa dan Sasya sama, tapi ujung senjata yang digunakan tidak sama seperti lubang yang ada ditubuh mereka berdua" jelas Raja.

"Jadi maksud kami berdua tidak ingin mengambil bukti tersebut, hanya saja ingin memastikan apakah sama atau tidak" tambah Zoe.

David mengerti sekarang,"oke baiklah.. akan om ambil buktinya. Sebentar ya," lalu meninggalkan mereka berdua.

"By the way Ja.. faedah kita kesini ngapain ya? cuma buat mastiin aja gitu?" tanya Zoe.

"Iya, sekaligus kasih info kematian kak Sasya" jawab Raja.

"Heum.. oke"

Tak berselang lama David kembali, membawa sebuah foto yang terbilang lebih dari satu.

Diapun duduk,"ini foto foto buktinya" lalu ditaruh ke meja.

Raja langsung mengambil ke bukti intinya, dan Zoe mengambil foto sebuah bunga Ranunculus.

Zoe tersenyum,"cantik.." gumamnya.

Raja memandangi foto luka lubang dengan lamat,"benar benar pulpen manipulasi. Sejak kapan bentuk pulpen segi enam tapi bekas tusukannya bulat ?! aneh.." ucapnya sedikit bernada prustasi.

"Bisa saja dia menjatuhkan pulpen yang berbeda, iyakan?" duga David.

Zoe mengangguk,"bisa juga lho Ja! siapa tau hal itu buat mancing kita supaya dia bisa bunuh kita dengan mudah?"

Raja bergidik ngeri,"bener.. ucapan kalian benar semua"

"Intinya yang terjerumus dalam kasus ini bakalan jadi inceran pembunuh itu, kalian hati hati" ucap David.

"Iya! Om juga hati hati," ucap mereka berdua.

***

Tak terasa hari sudah hampir malam, mereka berdua sedang berada di dalam mobil Raja hendak menuju pulang kerumah.

DANGEROUS BEST FRIENDSOnde as histórias ganham vida. Descobre agora