way back home_2.webm

2.7K 310 101
                                    

"Gue suka sama lo, Lee Heeseung. Like, I really have this massive crush on you."

Heeseung membeku di tempatnya. Benar-benar tidak bergerak.

Di sisinya, ada Jay yang tengah menatap ke arahnya dengan senyum tipis. Sekali pun pencahayaan di dalam mobil saat ini sangatlah buruk, Heeseung tetap bisa melihat wajah rekan sejawatnya yang terbilang cukup tampan itu tengah menatapnya lekat. Heeseung terdiam; dia mendadak linglung.

Apa yang harus dia lakukan saat ini?

Seorang teman menyatakan suka kepadanya. Jika itu terjadi dengan orang lain sebagai pemerannya, Heeseung jelas tidak akan ragu menolak dengan selembut mungkin. Lagipula, Heeseung tidak pernah yakin untuk memulai sesuatu dengan seseorang yang tidak ia miliki perasaan terhadapnya. Heeseung memang selalu seperti itu, dia tidak pernah begitu memikirkan soal percintaan sebelum Jake hadir di hidupnya.

Tentu saja, semuanya berubah setelah adanya Shim Jaeyun.

"Lo gak perlu jawab, kok." Jay buru-buru menambahkan pernyataannya. "Gue cuma mau bilang itu aja."

Sirkuit otak Heeseung terasa berhenti dengan penambahan dari Jay. Baginya itu tidak membantu. Itu malah membuat Heeseung malah merasa sesak setelah tadi bingung sendiri.

Dengan sisa-sisa kemampuannya untuk mengais kontrol dirinya, Heeseung memaksa diri untuk membuka mulutnya. "Kenapa lo bilang itu ke gue?" tanya Heeseung. Pertanyaannya terdengar bodoh dan Heeseung tahu itu, tetapi dia tidak bisa memikirkan pertanyaan yang lebih baik lagi daripada itu. "Maksud gue, kalau lo gak minta jawaban ... kenapa bilang?"

Senyum di bibir Jay sedikit meluntur. Sorot matanya yang tadi senada dengan senyumnya langsung meredup dan Heeseung menggigit pipi bagian dalamnya. Apa yang ia alami saat ini sangatlah tidak menyenangkan, Heeseung ingin sekali cepat-cepat keluar dari mobil Jay dan mengurung diri di kamarnya dengan segera.

Jay menghembuskan napasnya pelan, Heeseung tidak menduga temannya itu juga menahan napas sedari tadi. Satu tangan Jay yang tadi berada di kemudi mobilnya kini ia turunkan--mendarat di kedua pahanya dengan gestur mengepal yang membingungkan.

"Because you deserve it. You deserved to be liked, to be loved," jawab Jay dengan volume suara yang cukup lembut. Jay biasanya berbicara dengan suara lantang, namun kali ini ia sama tenangnya seperti saat tengah ujian bersama konsulen. "Gue deket sama lo dari tahun ketiga kita kuliah, sadar lo se-charming itu pas kita koass sering banget dapet stase yang sama--"

Rasanya Heeseung tidak mau dengar lanjutan dari perkataan Jay. Dia sedikit mengerutkan keningnya--menahan diri untuk tidak menutup kupingnya segera selagi dadanya makin terasa sesak.

"--dan sekitar lima bulan lalu gue sadar gak semua orang bisa lihat itu semua di diri lo. Not everyone appreaciated you like I do, not even your ex."

"Lo tau apa soal mantan gue?!"

Di luar kendali, Heeseung menyahut ke Jay dengan suara keras.

Sedetik kemudian, dia membelalakan mata. Begitu juga dengan Jay yang langsung menatapnya dengan ekspresi terkejut.

"Heeseung--"

"Gue mungkin kelihatan bego Jay, tapi gue sadar kalau lo suka sama gue sejak beberapa stase lalu dan gue berusaha keras buat coba abai. Mungkin juga gue coba menjauh, tapi di saat yang sama keadaan gak mungkin bikin kita jauh." Heeseung menatap gelisah ke luar jendela. Tangannya bergetar. Dia memaksakan suaranya untuk tetap terdengar jelas dan tidak bergetar, dia juga berusaha agar tidak bersuara keras seperti tadi lagi karena Jay jelas kelihatan kaget. "Su-Suka sama gue itu hak lo, Jay ... But please, rasanya capek ... Capek banget ..."

Restricted.exe • All x HeeseungWhere stories live. Discover now