omega coded.zip

2K 169 9
                                    

cw // aboverse, omega!heeseung, alpha!sunghoon. singkat banget, dont expect more huhu.

.

.

Heeseung tahu dia tidak secantik omega di luar sana. Dia bahkan tidak terlihat mungil dan menggemaskan. Badannya tinggi dan otot-ototnya cukup terlihat--dalam sekali pandang dia tidak menunjukan kesan submissive and breedable yang biasanya ditunjukan para omega.

Hobinya bermain bowling dengan Riki, adik kelas sekaligus tetangganya yang presenting sebagai alpha setahun lalu. Dia sering menghabiskan waktu sampai larut malam untuk bermain PS di rumah Sunoo, sepupunya yang merupakan seorang beta. Seluruh anggota keluarganya (selain Heeseung sendiri) adalah beta. Bau badannya tidak tercium seperti omega, terlalu banyak feromon alpha dan beta yang tercampur sehingga feromon omeganya kadang tidak tercium.

"Tidak apa-apa, kok." Sunghoon berkata suatu hari ketika Heeseung sibuk menggosokan tisu basah beralkohol ke pergelangan tangannya--berusaha menghapus bau dari teman-temannya yang tanpa sengaja melekat di tubuhnya. "Aku masih bisa cium bau badan kamu. Tenang aja."

Sunghoon. Usianya setahun lebih muda dari Heeseung, tetapi dia menolak keras untuk memanggil Heeseung 'kakak' dan memperlakukan Heeseung selayaknya teman sebaya.

Heeseung tidak masalah. Dia merasa senang Sunghoon memperlakukannya sebagai seseorang yang seumuran dengannya. Itu membuatnya  lebih muda dan lebih hidup; sejenak ia bisa melupakan ujian masuk universitas yang menunggunya di depan mata.

Sunghoon adalah alpha. Termasuk ke dalam golongan alpha yang aneh, kalau Heeseung boleh jujur.

Dia bergaul dengan banyak omega, termasuk Heeseung sendiri. Heeseung sesekali bisa mencium  bau omeganya. Akan tetapi, dia bukanlah alpha yang nakal. Alih-alih nakal, Sunghoon adalah pemuda dengan selera humor yang patut dipertanyakan, namun perilakunya sangat lembut dan baik. Dia memperlakukan semuanya dengan sama--itulah yang membuat banyak omega merasa aman dan nyaman untuk bermain dengan Sunghoon.

Sunghoon suka bermain, tetapi dia bukanlah pemain.

Apa yang membuat Sunghoon aneh?

"Kamu gak perlu pakai rok kalau kamu gak suka." Sunghoon duduk di kursi belajar Heeseung ketika Heeseung tengah mematut dirinya di depan cermin. Kakak dari Sunoo (alias kakak sepupunya) baru saja memberikan Heeseung rok pendeknya yang sudah tidak ia kenakan. Rok yang seharusnya sepanjang lutut itu menjadi hanya setengah lutut ketika Heeseung gunakan.

"Roknya cantik," jawab Heeseung. Dari cermin, ia melihat bagaimana Sunghoon lebih fokus ke wajahnya ketimbang kakinya yang setengah telanjang. "Sayang kalau gak dipakai."

"Hu-um cantik." Sunghoon menjawab, matanya masih tertuju ke pantulan wajah Heeseung. "Tapi kamu lebih cantik."

Heeseung memerah. Dia menoleh ke Sunghoon--membuat bahan ringan dari roknya sedikit berkibar. Cantik sekali, tetapi benar kata sunghoon--Heeseung kurang suka menggunakan rok.

"Aku ingin pakai ini saat kita nge-date."

"U-ung u-ung." Sunghoon menggelengkan kepalanya sambil berdiri untuk pindah tempat menjadi duduk di atas kasur Heeseung. "Kelewat riskan. Jangan pakai roknya buat keluar."

Heeseung berjalan mendekat ke Sunghoon. Dia duduk di sebelah Sunghoon, menyisakan sedikit jarak di antara mereka. "Kenapa?" tanyanya. "Banyak omega yang pergi jalan-jalan dengan rok, gak peduli dengan jenis kelamin mereka. Apa kaki aku kurang cantik, ya? Aku udah cukur bulu sih--"

"Bukan." Sunghoon buru-buru menyela. Dia merangkul bahu Heeseung lalu mendorong pelan kepala Heeseung agar bersandar di bahunya. Gestur yang menggemaskan dan membuat Heeseung tersenyum sendiri, ia membiarkan kepalanya bersandar di bahu lebar Sunghoon dan rambutnya dimainkan dengan sayang oleh pemuda itu. "Pakai rok itu bikin dingin, iya kan? Aku gak mau kamu dingin."

"Gak apa-apa sedikit dingin," kata Heeseung. "Kalau kamu pikir aku manis dengan pakai rok, aku mau-mau aja kok."

"Kamu emang manis banget kalau pakai rok." Sunghoon mencium kecil pucuk rambut Heeseung. Wajah Heeseung memanas. "Tapi kalau itu berarti buat paha kamu dilihat sama orang lain, nggak deh. Kita date di ruang tv aja sambil nonton Disney."

Heeseung tergelak, namun pipinya malah semakin panas. Dia mencubit kecil perut Sunghoon. "Posesif."

"Pacar aku ini cantik banget meski dirinya sendiri gak ngerasa kalau dia cantik." Sunghoon mengerucutkan bibirnya. "Kalau orang lain sadar dia cantik banget, aku senang. Tapi kalau sampai ikutan naksir, nope. Enak aja. Ini punyaku."

"Geliiii." Heeseung mencubit Sunghoon lagi. Tangannya langsung ditangkap oleh tangan Sunghoon yang bebas dan digenggam erat. "Padahal aku gak kayak omega. Kamu aja kadang gak bisa cium bau feromonku."

"Tapi seringnya kecium, kok," jawab Sunghoon. "Bau teh dan mawar. Seger. Lembut. Bagus kalau orang lain gak bisa cium."

Benar-benar posesif.

Sunghoon menolehkan kepalanya untuk menatap langsung mata Heeseung. Heeseung ikut sedikit mengadah dengan posisi masih bersandar pada bahu Sunghoon.

"Heeseung, kamu gak perlu kelihatan seperti omega lain. Bagi aku, kamu udah cukup." Sunghoon berucap. "Aku gak peduli kamu terlihat seperti apa. Bahkan kalau kamu berbau kayak alpha sekalipun, aku pikir aku juga gak peduli. Aku cuma peduli kamu itu Heeseung dan aku sayang Heeseung."

Pipi Heeseung merah sempurna.

"Kamu aneh."

"I love you too."

Yang membuat Sunghoon aneh adalah dia tidak pernah memaksakan Heeseung menjadi orang lain selain menjadi dirinya sendiri.

Heeseung bersyukur akan hal tersebut.

.

omega coded.zip : tamat

.

A/N : drabble gak jelas, sih, maklumi aja ya. 

Makasih yang udah mau baca!

Restricted.exe • All x HeeseungWhere stories live. Discover now