hold your peace.pptx

1.3K 110 5
                                    

Mata Sunoo melebar ketika ia melihat betapa cantiknya Lee Heeseung dalam balutan kemeja putih dan veil jaring-jaring senada yang dipadu dengan mahkota bunga--cantik.

Polesan riasan di wajahnya sama sekali tidak berlebihan. Dominan warna oranye-pink yang sesuai dengan melanin Heeseung yang lebih banyak daripada orang di sekitarnya. Ada taburan kilau yang sengaja diletakkan di sudut pipi, mata, dan pucuk hidungnya. Bibirnya juga berkilau dalam warna merah muda segar.

Cantik sekali.

Indah.

Ketika Heeseung mengulas senyum ke arahnya, Sunoo rasa hidupnya seperti berhenti berotasi.

Paradigma sosial mengharuskan Sunoo untuk berhenti menatap Heeseung. Memerintahnya untuk duduk di salah satu kursi yang tersedia, menikmati prosesi khidmat sampai akhir. Memaksanya melihat Heeseung menggenggam tangan orang lain, menciumnya begitu ikatan janji telah teruntai, dan Sunoo akan menjadi kalah selamanya.

Percuma mengenakan setelan terbaik.

Meski begitu, Sunoo tetap menatap ke depan sana. 

"Speak now or forever hold your peace."

Apakah Sunoo mampu untuk bertahan di sini? Tangan Sunoo berkeringat lalu bergetar. Matanya tak henti melihat Heeseung yang menjulurkan tangannya. Dari kedutan di pergerakannya, Sunoo tahu bahwa Heeseung mungkin merasakan hal yang sama seperti dirinya.

Sunoo menarik napas dalam-dalam. Ia membenci ini.

"Permisi."

Secara intrusif, Sunoo berdiri. Membiarkan seluruh pandang mata yang seharusnya tertuju ke Heeseung dan prianya beralih, menjadikan dirinya sebagai pusat sorotan.

Heeseung pun menoleh.

"A-Ah, tidak apa. Lanjut." Sunoo tersenyum canggung. Dia mencoba keluar dari barisan tamu yang hadir. "Maaf mengganggu."

Sunoo tergesa keluar. Dadanya sesak. Matanya panas di hari yang cerah dan berbahagia ini.

"Oh, ini rasanya kegagalan." 

Begitu jaraknya sudah cukup jauh, langkahnya terhenti sejenak. Sunoo meraba saku celananya, mencari kotak rokok yang biasa ia simpan. Dirinya sedikit menyesal telah membeli tuksedo yang tidak akan ia pakai untuk dirinya sendiri.

Pemakaian pertama digunakan untuk melepas seseorang yang ia tak mau lepas. Ironis.

Ibu jarinya sedang menekan pelatuk korek gas selagi bibirnya tengah menjepit sepuntung tembakau berbalut nikotin ketika ia mendengar derap kaki yang ribut. Itu membuatnya terusik hingga menoleh.

"Noo--"

Mata Sunoo membelalak lagi. Mulutnya terbuka sedikit, persetan dengan rokoknya yang jatuh.

"Kak Hee--"

"Apa kau membawa mobil?!" Heeseung berlari dan berteriak ketik ajarak mereka masih berkisar sepuluh meter. Mahkota bunga di atas kepalanya sedikit miring, veil-nya sudah tidak beraturan bentuknya. "Parkir di mana?!"

"Tidak jauh. Di dekat air mancur." Sunoo linglung saat Heeseung meraih lengannya. Bagai bermain tongkat estafet, Heeseung berlari dan menarik Sunoo. "Kenapa?!"

"Aku tidak akan menikah dengannya!" Heeseung terengah. Meski begitu, tangannya meremas kuat lengan Sunoo dan urat-urat di lehernya terlihat jelas. Dia begitu berdedikasi. Sunoo mengikutinya.

"Jadi kau kabur, Kak?!"

"Tentu saja!" Mobil Sunoo sudah berada di depan mata. Ia mulai mendengar suara ribut-ribut lain, jelas pihak keluarga menjadikan mereka berdua buronan sekarang. "Apakah aku terlihat ingin menikahi orang selain dirimu?!"

Bila keadaannya sedang normal, Sunoo jelas akan merasa senang.

Heeseung membuka pintu mobil Sunoo dengan kencang saat Sunoo mematikan kuncinya. Sunoo hampir membanting dirinya sendiri di kursi pengemudi--berusaha tidak mendengar betapa ramainya orang yang sedang berlari ke arahnya.

"Cepat kemudikan!".

"Yeah."

Mobil pun segera melaju.

Di dalam kecepatan hampir seratus kilometer per jam, Sunoo merasakan bagaimana Heeseung meremas lemah pahanya. Sunoo menoleh sekilas.

"Aku tidak tahu apa jadinya bila kau tidak datang," gumam Heeseung dengan pandangan terarah ke jendela. "Aku akan membenci diriku sendiri dengan keputusan yang kubuat."

Sunoo menyeringai kecil. Dia meraih tangan di pangkuannya tersebut, menautkan jari-jarinya, dan mulai menciumi tiap inci punggung tangan tersebut.

"Terima kasih."

Heeseung tergelak. "Harusnya aku yang berterima kasih, Jagoan. Kau hebat menahannya sampai sekian lama dan membiarkanku lari bersamamu."

Kecupan Sunoo menjadi lebih basah pada tangan tersebut.

"Kau bebas denganku, Kak," ujar Sunoo. "Dan aku pun akan bersamamu."

Sunoo akan mengikuti Heeseung ke mana pun pria itu pergi.

.

.

hold your peace.pptx

.

.

A/N : 

This  Sunoo

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

This  Sunoo ....

with this Heeseung

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

with this Heeseung. the star-crossed lovers yang berakhir menulis jalan cerita tentang cinta mereka sendiri.

uhuy.

heavily based on lagunya mbak taylor (ofc). Imagine sunoo smoking and driving out of his frustration tapi tetep cium-ciumin tangan heeseung bcs dia sesayang itu sama pacarnya yang love language physical touch.

gemas.

anyway, makasih udah baca dan jangan lupa jaga kesehatan <3

Restricted.exe • All x HeeseungWhere stories live. Discover now