Bag. 1

1.6K 183 10
                                    

Ngga ada yang salah. Emang kitanya aja yang ngga pintar jaga hatinya.

🍃

Aran memandang Mirza dengan pandangan meminta tolong, melihat perempuan yang baru saja ia temui tiba-tiba menangis dan memeluknya siapa yang tidak bingung?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aran memandang Mirza dengan pandangan meminta tolong, melihat perempuan yang baru saja ia temui tiba-tiba menangis dan memeluknya siapa yang tidak bingung?

Namun, bukan Mirza namanya kalau tidak membiarkan Aran tersiksa terlebih dahulu, "Mampus."

Aran dapat mengerti satu kata yang diucapkan oleh Mirza tanpa suara, meminta tolong pada teman brengseknya itu memang hanya akan mendapatkan hasil yang sia-sia.

"Udah ya jangan nangis, mungkin Zee tadi lagi emosi aja jangan dimasukin ke hati." ucap Aran berusaha menenangkan dengan mengusap punggung Fiony.

"Kamu bilang jangan dimasukin ke hati? Dia selingkuh! Terus tiba-tiba bilang kalau selama ini dia emang nggak suka sama aku, cewek mana yang nggak sakit hati hah?!" Fiony membalas perkataan Aran dengan wajah yang masih berlinang air mata, ia tidak terima dengan ucapan Aran yang menyuruhnya untuk tidak memasuki perkataan Zee ke hatinya.

Aran menggaruk kepalanya, ''Ya maaf gue nggak tau masalahnya apa, 'kan."

Fiony kembali menyeka wajahnya pada seragam Aran, melihat itu Aran terdiam sambil memandangi seragamnya yang sudah basah sebagian akibat air mata perempuan di depannya.

"Pokoknya gue benci sama Zee! Benci banget, dia brengsek!" maki Fiony lagi kini sudah melepaskan pelukannya.

"Iya dia brengsek, udah ya jangan nangis lagi."

Fiony baru tersadar dengan tingkahnya, perempuan itu buru-buru mengelap air matanya.

"Maaf ya."

Aran mengangguk sambil tersenyum.

"Iya gapapa."

"Seragam kamu basah, gimana dong?" tanya Fiony panik sambil berusaha mengelap seragam Aran yang basah.

"Itu ngga penting yang penting sekarang kamu berhenti nangis." Aran menahan tangan Fiony dengan menggenggamnya.

"Sedihnya jangan berlarut-larut ya, kamu berhak bahagia." lanjut Aran menampilkan senyuman manisnya.

Fiony sempat terpaku sebentar saat melihat senyuman itu, tetapi ia buru-buru menepikan pikiran anehnya ketika mengingat kembali perlakuan Zee kepadanya.

Bukankah sifat Aran sama seperti Zee dulu? Terlihat baik dan perhatian.

"Makasih ya, maaf untuk seragamnya." ucap Fiony.

Hiraeth [Fiora]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang