Bag. 39

476 74 13
                                    

Aku emang baik-baik aja, tapi aku juga ngga bilang kalo itu ngga sakit.

🍃

Brak~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Brak~

Fiony menutup pintu mobil Vito yang ia pinjam untuk pulang ke rumahnya. Pesan yang ia terima dari Shani membuatnya menyingkirkan egonya dan berniat untuk mendengarkan penjelasan dari Maminya itu.

Dengan langkah ragu Fiony melangkahkan tungkai kakinya menuju ke pintu utama rumah orangtuanya.

Ceklek~

Fiony tak menemukan siapapun saat memasuki area rumahnya. Bahkan beberapa lampu yang biasanya menyala kini dibiarkan padam, menandakan bahwa di dalamnya memang tak ada siapa-siapa.

"Mami?" panggil Fiony dengan nada suara sedikit kencang, namun tetap tak ada balasan.

"Kemana deh?" ujar Fiony bingung, kemudian berniat menghubungi Shani untuk menanyakan keberadaannya.

"Shan, dari awal juga aku udah bilang mending kamu sama aku aja,"

"Diem Anrez!"

"Jadi kita mau nikah kapan?"

"Kamu bisa diem ngga sih? Aku lagi pusing!"

"Ngapain dipusingin? Ini semua kan emang yang kamu mau, udahlah besok kita nikah aja,"

Ceklek~

"Aku jamin kamu bakal jauh lebih bahagia pas sama aku daripada sama Kak Vino,"

"Pusing aku dengerin kamu daritadi,"

"Kenapa pusing sih sayang?" Anrez merangkul pundak Shani dengan mesra saat sudah masuk di dalam rumah.

Keduanya masih tak sadar jika di dalam sana ada Fiony yang sejak tadi mendengar dan memperhatikan mereka.

"Ka--"

"Jadi, ini yang mau Mami jelasin ke aku?" potong Fiony dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Fiony?!" Shani tampak terkejut dengan kehadiran Fiony, begitupun dengan Anrez yang langsung melepas rangkulannya dan menjaga jarak dengan Shani.

"Fio, Mami bisa jelasin!" sahut Shani dengan cepat.

Fiony menggeleng, "Ngga perlu, semuanya udah jelas buat aku. Aku ngga nyangka Mami bisa setega ini sama keluarga kita."

Hiraeth [Fiora]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang