Memiliki sebuah kesamaan membuat Aran tertarik dengan perempuan cantik yang tak sengaja ia kenal melewati gosip yang beredar di radio sekolah.
Sama-sama kehilangan rumah karena sahabatnya.
Sungguh takdir yang sangat kejam bagi mereka, tetapi apakah...
"Iya, padahal kan gue udah lama pindah ke sini." Indah memulai ceritanya dengan semangat, ''Tapi gue baru tau kalau ternyata gue satu perumahan sama Jinan."
"Wah? Serius?" ujar Fiony ikut semangat.
"Iya!! Ketauan anak rumahan banget kali ya gue, sampe baru tau kalau rumah Jinan cuma beda dua rumah dari rumah gue." jelas Indah sambil tertawa.
Kemarin sore, perempuan asli Jambi itu disuruh untuk mengirim makanan pada tetangga sekitar dan berakhir dengan bertemu Jinan.
"Bukan lo yang anak rumahan kok, Ndah." Jinan ikut menyahuti, "Guenya yang emang nolep."
"Ah engga," Indah membantah hal terssbut, ''Gue juga jarang keluar kok."
"Dunia memang sempit ya," sahut Fiony.
"Bener," setuju Jinan yang juga baru mengetahui kalau tetangga barunya adalah teman sekolahnya.
"Guys itu Deo bukan sih?" tanya Indah sambil menunjuk ke arah orang yang dimaksud sebagai Deo.
Fiony memicingkan matanya memastikan apa yang dilihat Indah benar atau tidak, "Bener itu Deo."
"Sama siapa tuh? Cantik lagi ceweknya." ujar Indah.