Bag. 18

997 144 23
                                    

Waktu gak nunggu siapapun, cuma dua pilihannya. Di perjuangkan atau diikhlaskan.

🍃

Fiony memandang pantulan dirinya di cermin, acara belajar masak dengan Chika di apartemen perempuan itu gagal

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Fiony memandang pantulan dirinya di cermin, acara belajar masak dengan Chika di apartemen perempuan itu gagal. Bukan karena Chika, tetapi karena Fiony mendapat telfon dari Freya yang menangis akibat berada di rumah seorang diri.

Adiknya itu memang penakut sekali jika berada di rumah sendirian, salah Fiony juga sih. Dia lupa kalau tadi pagi Maminya memberitahu kalau ada urusan bisnis bersama Papinya di luar kota selama tiga hari.

"Kamu mau makan apa, Fre?" tanya Fiony memandang adiknya yang asik rebahan di kasur melalui pantulan cermin.

"Apa aja," Freya berguling sedikit agar bisa merubah posisi menjadi duduk, "Asal bukan masakan ce Fio."

Fiony merotasikan kedua bola matanya, "Hadeh."

Perempuan itu mengambil ponselnya yang hanya terdapat notifikasi spam dari grup yang berisi Jessi dan Indah. Entah kedua teman satu kelasnya itu sedang membicarakan apa, Fiony sedang tidak mood untuk bergabung ke obrolan mereka.

Ia membuka aplikasi ojek online untuk memesan makanan yang sudah menjadi menu favoritnya.

"Nih pilih mau apa," Fiony memberikan ponselnya pada Freya setelah selesai memilih makanan untuknya.

Perempuan dengan balutan baju piyama pink-nya itu berjalan ke arah balkon kamar yang memang sejak tadi sengaja dibuka. Memandang pada langit yang kini tampak tak ada satupun bintang, mungkin saja mendung?

Langit hitam benar-benar tak bisa di baca, sama seperti hatinya kini yang entah kenapa terus menerus gelisah.

Aran.

Nama laki-laki yang berhasil menyita seluruh perhatiannya itu kini entah bagaimana kabarnya. Laki-laki pemilik lesung pipi yang membuatnya tampan sekaligus manis secara bersamaan.

Laki-laki si pemilik mulut manis dengan sejuta tingkah menyebalkan.

Brum~

Sebuah motor sport tiba-tiba saja memasuki area pekarangan rumahnya, dari perawakannya Fiony seperti mengenali siapa orang itu.

Dengan cepat Fiony berjalan masuk ke dalam kamar lalu pergi untuk turun ke bawah dan menyambut orang itu.

Ding dong~

Ceklek~

Hal pertama yang Fiony lihat saat membuka pintu adalah senyuman manis yang membuat kedua lesung pipinya terlihat jelas.

Ya, itu Aran.

"Punten neng, ada kiriman paket nih." Aran tersenyum begitu manis sambil membawakan se-buket bunga tulip putih.

Hiraeth [Fiora]Where stories live. Discover now