Bab 1

2K 201 10
                                    

Warning!!!

Cerita ini bersifat fiksi
Tidak ada sangkut pautnya dengan tokoh politik mana pun atau partai apa pun
Semua murni halu
Wang Yibo dan Xiao Zhan hanya nama yang saya pinjam
Selebihnya hanya karangan
Jika ada kesamaan nama, tempat, latar, konflik dan kejadian
Itu semua tidak disengaja

Hanya beberapa opini yang saya selipkan
Selebihnya semua hasil imajinasi

Selamat Membaca

Semoga suka

*
*
*













Wajah itu akan selalu Wang Yibo ingat, seorang pemuda yang selalu tampil di layar kaca. Mata lentik, senyum manis, tubuh ramping, lekuk yang menggoda sudah lama menjadi incaran nya.

Bukan tanpa sebab,  Wang Yibo yang berprofesi sebagai wartawan lepas,  menjadi gelandangan seperti sekarang karena pemuda manis itu. Ia diusir oleh kekasihnya Zhao Liying dikarenakan pria bernama Xiao Zhan menggoyangnya di atas ranjang. Ironisnya, mereka melakukan itu semua di apartemen kekasih Yibo.

.
.

Kota Dernia sedang terbakar, jalanan dipenuhi ratusan mahasiswa berseragam jingga. Panas matahari diserap oleh aspal yang mendidih dibakar oleh kaki-kaki mereka yang menghentak. Puluhan spanduk direntangkan. Ratusan mahasiswa berteriak berdesakan di depan gedung parlemen. Seorang pemimpin dari mereka berteriak di atas sebuah mobil dengan pengeras suara di tangannya.

Sorak sorai dilempar ke jalan, sahut menyahut dari pengeras suara dan pengikutnya sampai ke dalam ruangan di mana para pria dengan setelan jas warna gelap duduk mengelilingi meja persegi panjang.

Dernia adalah negara kecil, populasinya kurang lebih 312.000 jiwa yang notabene bekerja sebagai petani dan seniman.

"Waktu pemilihan sudah dekat. Kita tidak bisa membiarkan ini terjadi." Seorang pria setengah baya yang sepertinya menjadi pemimpin mereka berujar.

Wajah-wajah di ruangan itu terlihat khawatir, gelombang pergerakan mahasiswa hampir terjadi setiap hari. Mereka juga tak mengerti, kenapa para mahasiswa ini menjadi tak terkendali, mereka bertanya-tanya siapa pemimpin mereka. Pria tua itu juga tak menyangka, jika di Dernia yang notabene penduduknya petani juga mengalami hal yang sama.

"Jika kita gagal dalam pemilihan, maka partai republik akan menguasai. Kita tahu apa yang terjadi jika mereka yang berada di posisi atas," sahut seorang anggota yang lain.

Seorang pria bertubuh tinggi, berjas rapi masuk ke ruangan dengan senyuman. Meski suasana sedang tegang, pria itu tetap memilih bersikap tenang.

Ia duduk di sebelah pria setengah baya, yang merupakan pamannya. Sebelum itu, ia memberi hormat pada anggota partai yang hadir.

Setelah itu diskusi panjang dilanjutkan. Banyak argumen dan opini dilempar ke meja, tak satupun mendapat persetujuan. Setiap kepala memiliki pemikiran yang berbeda, dan tak satupun yang mau menerima ide anggota lain.

Pria muda yang terakhir datang, berdiri dari kursinya. Ia memberi isyarat agar para pria tua itu diam sejenak.

Pria bernama Xiao Zhan, politikus termuda di partai dengan usia yang baru menginjak 30 tahun. Ia merupakan anak satu-satunya, pemimpin partai saat ini yang akan segera undur diri.

Ayahnya sangat dihormati oleh mereka, dan disegani oleh anggota partai lain. Tak heran Xiao Zhan juga mewarisi hal yang sama. Ia selalu mendapat tempat terhormat di mata anggotanya.

Trap The SenatorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang