Hot Zhan

1.1K 108 1
                                    

Pintu kamar ayahnya tidak terkunci. Setelah bertanya pada pelayan, apakah ayahnya makan tadi pagi dan meminum obatnya. Xiao Zhan ingin melihat sendiri keadaan ayahnya. Usia beliau yang sudah berada di angka 5. Mulai lemah, karena penyakit darah tinggi yang ia derita. Sedikit saja masalah yang ia dengar, membuatnya berpikir keras dan berakhir dengan tensi darahnya yang meningkat.

Pagi tadi, Zhan memang curiga, tiba-tiba ayahnya tidak turun untuk sarapan. Jadi, sebelum Zhan berangkat untuk menemui Yibo. Ia menelpon dokter keluarga, untuk memeriksa kondisi ayahnya.

Xiao Zhan mendorong daun pintu dengan sangat hati-hati agar tak membuat suara. Ia tak ingin mengganggu waktu istirahat ayahnya.

Di ranjang yang tidak terlalu besar, sprei putih dan bantal dengan warna yang sama. Seorang pria setengah baya, berbaring dengan posisi miring, membelakangi Zhan.

Ia berjalan cukup pelan, mendekati ayahnya yang sedang tertidur. Dengan gerakan halus, Xiao Zhan duduk di pinggir ranjang, tangannya mengelus pundak orang terkasihnya.

"Apa kau sudah dengar berita itu?" Tuan Xiao tiba-tiba bersuara.

Xiao Zhan terdiam, masih terkejut dan berusaha mengumpulkan kata yang tepat agar ucapannya tidak membuat beban bagi ayahnya.

"Aku sedang mencari informasi yang valid. Kita tidak bisa percaya pada rumor begitu saja, mungkin itu hanyalah perangkap yang dipasang, sebelum pemilu dilangsungkan."

Tuan Xiao berbalik perlahan, tubuhnya menghadap Zhan. Ia terlihat kacau, matanya memadang putera semata wayangnya penuh harap.

"Lakukan yang terbaik untuk partai kita. Jangan sampai nama baik yang kakekmu bangun dengan susah payah hancur hanya karena fitnah."

Tangan tuan Xiao yang mulai menampakkan tanda penuaan, memegang punggung tangan Zhan. Tangan itu terasa dingin, tapi wajah tuan Xiao terlihat berkeringat.

Itu adalah reaksi yang dialami tuan Xiao setiap kali memikirkan sesuatu atau mendengar sesuatu yang mengguncang jiwanya. Zhan tahu ayahnya tidak baik-baik saja. Ia harus mengambil langkah berani untuk menyelamatkan nama baik partainya, terutama nama baik keluarganya.

.
.

Barisan pemuda yang membara di jalanan kota Deria. Mulai mengurangi amunisinya. Jam menunjukkan pukul 10.30 siang, panas matahari semakin membakar. Aspal yang dilapis timah, memanas di bawah kaki mereka.

Seorang pemuda yang memegang pengeras suara, turun dari kap mobil yang menjadi tempatnya berdiri dan memaki-maki ketidak adilan.

Ia meberi isyarat bagi anggotanya untuk beristirahat. Air mineral kemasan, dan nasi bungkusan yang dibawa bersama mereka di dalam mobil bak terbuka, diturunkan.

Salah satu dari mereka, yang berstatus sebagai wakil dari pemimpin tadi. Mengarahkan anggotanya untuk tertib saat menerima makanan.

Taehyung sebagai pemimpin yang sejak tadi berteriak paling nyaring, mulai lelah. Ia duduk di bawah pohon di halaman kantor kepala daerah, dengan sebotol air mineral di tangannya.

Taehyung meletakkan pengeras suara yang ia pegang, di atas kap mobil yang membawa mereka. Ia ingin duduk sejenak dan memeriksa sesuatu. Juga mengabarkan pada kekasihnya. Bahwa ia baik-baik saja.

--Hari ini berjalan lancar, juru bicara wali kota meminta bertemu perwakilan mahasiswa nanti malam.

Dikirim ke nomor tanpa nama, tanpa foto profil dan langsung dihapus begitu ada tanda centang dua.

--Sore ini aku free, kapan pemotretanmu selesai? Aku sudah merindukanmu.

Dikirimkan ke nomor My Jeonie dengan dua emoticon love warna ungu.

Trap The SenatorWhere stories live. Discover now