Pembalasan

770 82 5
                                    

Hari tenang di Dernia, musim gugur menerbangkan dedaunan kering. Meliuk-liuk ke udara. Kemudian jatuh ke tanah, terinjak kaki dan roda.

Begitu pula kehidupan. Saat kita berada di atas, semua orang melihat kita dengan mengangkat wajahnya. Namun, saat kita jatuh. Jangankan melihat, kita terinjak pun mereka tak akan menyadari.

Setelah kasus suap dan korupsi wali kota di Dernia terangkat ke media. H-7 sebelum pemilu, yang seharusnya diisi dengan ketenangan dan doa. Berubah menanas, akibat serangan dari berbagai media.

Wali kota yang menjabat saat ini adalah orang dari partai saingan Zhan, partai Republik. Kondisi ini, membuat beberapa calon runtuh pamornya, dan sebagian yang lain berusaha bertahan dengan cara menjatuhkan lawan.

Zhan tak luput dari sasaran, foto-fotonya bersama Yibo saat berangkulan, masuk ke apartemen dengan keadaan setengah mabuk, tersebar luas. Yibo sangat tahu, siapa orang yang bertanggung jawab akan hal itu.

Malam ini, ia akan menyelesaikan semuanya.

.
.

Angin bertiup kencang, melambaikan rambut hitam panjang seorang perempuan. Ia bersidekap, di sampingnya berdiri seorang pria berpakaian serba hitam, dengan pedang di tangan.

"Akhirnya kau tahu tujuanku!" Wanita itu tersenyum mengejek, gincunya yang berwarna maroon terlihat seperti ratu yang kejam.

Wang Yibo tidak gentar sama sekali. Ia baru saja mengasah pedangnya. Jika sesuatu mendesak dan tak bisa diselesaikan dengan jalan damai. Maka darah akan ditumpahkan untuk memenangkan pertarungan.

"Sejak awal aku sudah tahu, kau punya obsesi menghancurkan Zhan!" Seruan Wang Yibo hanya dibalas senyuman kecil.

Air muka wanita itu berubah seperti badut yang menertawakan seorang anak kecil yang jatuh.
"Bukankah kau memiliki niat yang sama, Wang Yibo?"

Ada perasaan terpukul di hati Wang Yibo. Tidak bisa dipungkiri, sejak awal, Yibo memiliki obsesi untuk menghancurkan Zhan dengan motif balas dendam.

Cerita yang tak banyak diketahui.

Three muskeeteer yang melegenda, pernah ada di Dernia. Tiga pria yang memiliki mimpi dan tekad yang sama.

Xiao Jinyoung, ayah Zhan. Pria sederhana, pekerja sebagai buruh pabrik. Ia menuntut keadilan terhadap para boss yang telah semena-mena memberinya jadwal yang ketat. Sehingga ia tak bisa menemani istrinya yang sedang melahirkan.

Upaya menuntut keadilan membuatnya bertemu Wang Jackson, ayah Yibo dan Kim Taejin, yang kaya raya tapi tak punya sesiapa, kecuali cucunya yang bernama Kim Taehyung.

Mereka berasosiasi, berkompromi untuk mendirikan partai sendiri untuk tujuan memperjuangkan hak asasi rakyat.

Wang Jackson sebagai pemimpin, Xiao Jinyoung sebagai juru bicara. Ia dikenal lebih cakap, dan memiliki komposisi sebagai oratur ulung. Sementara Kim Taejin sebagai pendana untuk menyokong segala kebutuhan mereka selama kampanye.

Semua berjalan baik meski butuh perjuangan dan waktu yang tidak singkat. Akhirnya partai Demokrasi banyak dipercaya masyarakat luas. Dengan metode pendekatan secara personal pada penduduk Dernia, di kalangan menengah ke bawah.

Semua itu membuat para pesaing gerah, terutama partai Republik yang terhitung sebagai partai terbesar di Dernia.

Partai yang dipimpin Choi Siwon itu merencanakan sesuatu untuk menggoyahkan ketiganya. Fitnah besar-besaran, yang dialami ketiganya membuat Kim Taejin bangkrut, dan Wang Jackson digugat cerai oleh istrinya.

Selang beberapa tahun, Xiao Jinyoung bangkit. Menghimpun kembali kepercayaan rakyat. Dimulai dari masyarakat sekitar sungai Haipan. Xiao Jinyoung membawa serta Xiao Zhan untuk mengenalkan padanya dunia politik yang keras, tapi harus tetap mempertahankan sisi kemanusiaan di dalamnya.

Wang Yibo yang tidak tahu menahu asal mula kisah hidup ayahnya. Malah menyimpan api kebencian yang amat besar pada Xiao Jinyoung. Menurut Yibo, politikus itulah yang menyebabkan kedua orang tuanya bercerai, dan ayahnya terkena serangan jantung.

Yibo melimpahkan kesalahan pada ayahnya, yang dicap sebagai pria bodoh yang mudah diperdaya. Yibo menitipkan Wang Jackson ke rumah sakit khusus lansia.

Ia sendiri mengambil langkah berani, merintis karir di dunia wartawan. Baginya, menjadi jurnalis. Adalah cara yang tepat untuk mencari tahu kelemahan musuhnya, lalu menghancurkannya.

Xiao Zhan yang kala itu menjabat sebagai pengurus baru partai Demokrasi. Menjadi target utama Wang Yibo. Sebab, dari cerita ibunya yang tidak sepenuhnya benar. Rekan sesama politikus yang telah membuat ayah Yibo jatuh, adalah pendiri partai Demokrasi. Tentu membalas semua kesalahan di masa lalu, pada generasi saat ini. Akan membuat semuanya setimpal.

Sebulan sebelum pelantikan resmi Xiao Zhan sebagai pengurus partai. Ia menghadiri pesta yang diadakan salah satu teman Yibo. Di sanalah mereka bertemu, bukan sebagai musuh. Melainkan sebagai dua pria yang baru saja berkenalan.

Yibo dengan rencana jahatnya, sengaja memasukkan bubuk viagra ke dalam minuman Zhan. Dengan tujuan untuk mempermalukan Zhan di depan semua orang, karena tak bisa mengontrol gairahnya yang berlebihan.

Tak sangka, kedatangan Kim Jongin yang tiba-tiba meraih gelas yang harusnya diminum Zhan, membuat Yibo panik. Kim Jongin, meletakkan kembali gelas itu di antara gelas lain yang serupa.

Di sinilah takdir memainkan peran. Yibo tanpa sengaja, mengambil gelas yang sudah ia tambahi bubuk viagra. Itu terbukti ketika tiba-tiba milik Yibo berdiri. Tonjolan di celananya tak bisa disembunyikan.

Dengan niat menolong, Zhan mengantar Yibo pulang ke apartemennya. Meski mereka baru saja berkenalan, terlihat ketulusan Zhan saat membantu Yibo kembali hingga mereka tiba di dalam kamar.

Sayang sekali, reaksi viagra sudah mencapai puncaknya. Yibo kehilangan akal sehat, meski ia tahu itu adalah kamar kekasihnya. Yibo tetap menyerang Zhan hingga mereka jatuh terlentang di ranjang.

Xiao Zhan bisa saja berteriak minta tolong, untuk menyelamatkannya dari terkaman Wang Yibo. Tapi malam itu, Xiao Zhan mungkin sedang dalam pengaruh alkohol. Ia membiarkan Yibo menguasai tubuhnya. Membawanya ke puncak surga bersama.

Hingga ... pintu didobrak dari luar, dan kekasih Yibo menangkap basah mereka berdua sedang melakukan doggy style.

.

Malam ini, Liying kembali, untuk mengambil kembali apa yang Zhan curi. Ia berdiri di depan Wang Yibo. Bersama body guardnya yang memegang pedang panjang berkilat saat terkena sinar lampu.

"Awalnya, aku memang berniat menghacurkan Zhan. Sebelum aku mengetahui kebenarannya. Tapi mulai hari ini dan seterusnya. Aku yang akan menghancurkan siapapun yang berani menghalangi Zhan menggapai mimpinya."

Yibo menarik pedang miliknya, mengangkatnya ke udara. Mata Liying menatap tajam. Ia memberi isyarat pada pria berbaju hitam untuk menyerang.

Gesekan benda tajam tak terelakkan, menimbulkan percikan dan suara menyakiti telinga. Tapi bagi Liying itu adalah tontonan yang luar biasa. Ia benar-benar terobsesi untuk menyingkirkan Yibo, sehingga jalannya untuk menjatuhkan Zhan semakin mulus.

Setetes keringat membasahi dahi Wang Yibo. Ia tahu lawannya tidak mudah dikalahkan. Namun, ia ingat cara mudah untuk menjatuhkan lawan--menurut Zhan--adalah mengacaukan fokusnya.

Saat pedang beradu dan tangan mereka menahan serangan satu sama lain. Mata Yibo malah berpindah fokus pada bagian bawah si lawan, dan dengan wajah pura-pura simpati. Ia berseru dengan lantang, "Resletingmu terbuka!!"

Sontak saja, pria berbaju hitam itu mengikuti arah pandang Wang Yibo. Bersamaan dengan itu pertahanan di lengannya berkurang. Yibo menggunakan kesempatan itu untuk menyerang. Dengan keadaan yang tidak siap, ujung pedang Wang Yibo dengan cepat menebas leher pria itu. Membuat darahnya menciprat ke wajah Yibo dan menetes ke ujung pedangnya.

Yibo tertawa senang, pandangannya kini beralih pada perempuan yang berdiri di belakang tubuh berpakaian hitam, yang kini ambruk ke lantai.

"Sekarang giliranmu!" ucap Yibo bersama senyuman iblis yang terpatri di wajahnya.













Tbc.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 23, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Trap The SenatorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang