Sialan

629 88 3
                                    

Tak ada yang bisa menandingi kemewahan restoran golden army di Dernia. Musik pengiring yang membawakan lagu dari komposer legendaris. Tempat yang tenang, berada di puncak sebuah hotel bintang 5. Dengan pemandangan kota Dernia sebagai pelengkapnya.

Kim Jongin tersenyum miring, setelah meletakkan ponsel kembali ke saku jasnya. Ia mengambil gelas di hadapannya. Mendentingkan gelas itu pada gelas milik Zhan.

"Aku sudah mengetahui rencana Yibo, kemungkinan ia akan mencari cara lain," gumam Jongin, menyesap anggur di tangannya. Menikmati moolight sonata yang dimainkan musisi di atas panggung kecil, tak jauh dari tempatnya.

"Aku ingin tahu, siapa kaki tangan Yibo yang menyusup di partai. Setiap kali kami melakukan rapat. Yibo selalu tahu detail kejadian saat rapat berlangsung."

Xiao Zhan melihat ke atas, berpikir sejenak. Semua hal yang berkaitan dengan Yibo membuat kepalanya berputar. Mencari jawaban dan kesimpulan.

"Aku mengenal Yibo, ia tidak memiliki kenalan atau teman seorang politikus." Jongin memberikan gambaran.

Dalam dunia politik, siapapun bisa jadi musuhmu. Tak perduli dia kawan, teman atau saudara. Tidak ada yang bisa membaca wajah seseorang jika menyangkut pilihan. Bisa saja seseorang yang Zhan percaya menusuk di belakangnya. Atau sebaliknya, orang yang punya tujuan menghancurkan Zhan berbalik membelanya.

Seperti saat ini ...
Wang Yibo baru saja menerima pesan dari Taehyung, tentang rencana anggota partai Republik, yang menjadi saingan Zhan di kancah pemilu mendatang. Sudah memiliki rencana yang matang untuk menjatuhkan lawan.

Xiumin berniat menyebarkan foto Zhan yang memeluk Yibo, memasuki apartemen Liying. Foto aib yang sudah lama sekali. Walaupun begitu, isu seperti itu sangat sensitif, apalagi menjelang pemilu yang sudah menghitung minggu.

"Tidak akan kubiarkan orang lain yang menghancurkan Zhan," geram Yibo. Tangannya gemetar menekan pemantik api, untuk menghidupkan rokoknya.

"Jangan bilang kau berubah simpati padanya!" sahut Taehyung yang ikut mengambil sebatang rokok bertuliskan dji sam soe.

"Cih! Mana mungkin aku simpati padanya. Aku hanya tidak rela, jika dia hancur, sebelum aku melakukan sesuatu." Yibo menggeram, tangannya sedikit mengepal.

Taehyung melirik, melaui ekor matanya. Ekspresi yang dibuat Yibo terlalu berlebihan. Sesuatu berusaha disembunyikan dari balik wajah penuh emosinya.

"Kau tanyakan pada kekasihmu, bukankah dia bekerja pada Zhan. Tanyakan padanya di mana dan bersama siapa Zhan sekarang? Aku harus memberinya peringatan!!"

"Jungkook tidak akan semudah itu memberikan informasi," sahut Taehyung, sambil menjentikkan ujung rokoknya ke asbak.

"Kau bisa jejalkan penis besarmu. Agar ia buka mulut!" sergah Yibo dengan mulut kotornya, yang sudah kehilangan saringan.

"Woi ... woi ... Aku dan Jungkook pemain profesional. Kami tidak bermain curang di belakang," sergah Taehyung cepat. Dahinya berkerut beberapa lipatan.

"Kalian memang profesional ..."

Jeda sesaat.

"Profesional di atas ranjang!!" lanjut Yibo kemudian, yang membuat Taehyung terkekeh.

"Sebentar ..." Taehyung berpikir sejenak, "... yang ingin kuketahui. Siapa yang mengirim foto-fotomu pada Xiumin sialan, yang suka mengadakan pesta lajang itu?" seru Taehyung, matanya melirik kiri dan kanan. Kedua otaknya sedang bekerja bersamaan, mencari jawaban.

"Aku tahu siapa orangnya. Dia satu-satunya teman yang aku miliki saat aku terpuruk. Teman yang kupercaya untuk menjaga rahasiaku. Teman yang kini menikamku dari belakang."

Trap The Senatorजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें