Kesepakatan

1.4K 178 11
                                    

Gelas tinggi disodorkan ke arah Zhan. Pantulan rembulan terpatri di gelas cembung, menciptakan refleksi keindahan malam.

Mata Yibo memandang tajam, menyusuri lekukan wajah indah yang lebih bersinar dari purnama di atas sana.

Bibir itu sedikit terbuka, ingin mengucapakan kata. Tapi mata Yibo yang seperti ujung belati membekukan pikiran Xiao Zhan.

Secara logika Zhan adalah pria yang cakap dan berpengalaman. Ia sudah sering memimpin rapat internal partai. Menghadiri pertemuan antar anggota parlemen. Bergabung bersama kedubes dari negara asing dan pernah menjadi perwakilan Dernia dalam rapat PBB.

"Kau yang bernama Wang Yibo?" Xiao Zhan dengan sikap bersahaja.

Tidak ada jawaban untuk beberapa saat, hanya asap rokok yang mengepul dari mulut pemuda itu. Xiao Zhan sangat anti dengan asap rokok, tapi misinya kali ini membuat ia harus sedikit mengalah dan bersikap ramah.

"Ah, aku lupa. Kita hanya mengenal wajah dan desahan satu sama lain. Tapi kita tidak saling mengetahui nama!"
Pemuda itu tertawa, melepas satu tiupan berisi asap nikotin ke udara.

Darah Xiao Zhan berdesir mendengar kalimat itu. Peristiwa yang terjadi sudah lama sekali, saat ia baru saja terjun ke dunia politik dan menghadiri sebuah pesta. Xiao Zhan bahkan lupa di mana dan bagaimana caranya, sampai ia berakhir dengan pasrahnya dihajar dari belakang oleh orang asing.

"Bisakah kita singkirkan pembahasan mengenai masa lalu? Kita punya banyak waktu untuk bertemu kembali. Hari ini mari kita bicarakan hal yang penting dulu."

"Oh, tentu. Aku sangat ingin bertemu denganmu di lain waktu."

Pemuda itu mengambil satu batang rokok dari saku jaketnya setelah membuang rokok yang tinggal separuh tadi ke tanah.

"Jadi, informasi apa yang ingin kau ketahui tentang pergolakan mahasiswa?" Pemuda itu menyalakan rokok yang baru, menghisapnya kuat lalu mengeluarkan asapnya membentuk bola-bola.

Xiao Zhan hanya melihat tanpa peduli, "Apa kau mengenalnya? Aku melihat wajahnya di beberapa media dan sedikit info mengenainya, mahasiswa itu sulit didekati."

Xiao Zhan mengambil gelas yang tadi disodorkan Yibo. Mencicipi sedikit minuman alkohol yang sebenarnya pantang untuk ia minum setelah dirinya resmi jadi anggota partai besar.

"Aku sangat mengenalnya." Pemuda itu menjawab pertanyaan Xiao Zhan, sambil memandang wajah Zhan dengan tatapan yang berbeda.

"Tapi untuk itu, aku meminta imbalan padamu."

"Aku bisa berikan uang, kemewahan, jabatan di sebuah percetakan terkenal, atau kau punya keinginan lain?" Xiao Zhan memberikan penawaran.

Pemuda itu tersenyum dengan satu sudut bibir yang ditarik ke atas. Memandang lagi wajah pria di depannya. Seorang politikus muda yang parasnya tampan, lebih cocok menjadi selebriti dari pada bersaing di kancah pemilu yang penuh tipu daya.

"Santai saja, Tuan Zhan. Aku tidak terburu-buru. Kita nikmati dulu makanannya."

Pemuda itu mendorong piring berisi ikan air tawar yang dipanggang dengan bumbu merah, dan ditetesi dengan sedikit perasan jeruk nipis, makanan khas Dernia.

"Aku vegetarian."

Jawaban Xiao Zhan lagi-lagi membuat pemuda berprofesi jurnalis lepas, bernama Wang Yibo itu tersenyum abstrak.

Yibo mengambil piringnya sendiri, mencelupkan tangannya pada mangkok kecil berisi air. Ia makan dengan lahapnya menggunakan tangan. Hingga ikan beserta nasi dan cabai yang dihaluskan dalam sebuah wadah terbuat dari tanah liat itu, tandas. Menyisakan tulang belulang dan suara sendawa yang mengisyaratkan bawa Wang Yibo telah kenyang.

Trap The SenatorWhere stories live. Discover now