Hadiah

778 115 8
                                    

Tubuh Yibo menjadi semakin berat, Xiao Zhan bahkan kesulitan untuk bergerak. Ini disebabkan tubuh Yibo yang bertopang sepenuhnya pada tubuh kurus Xiao Zhan.

Ini menjadi semakin sulit, saat Yibo sepertinya akan pingsan. Kekuatan mereka tak seimbang. Dari pada menahan massa badan Yibo terbilang padat berisi, dan berakhir dengan Zhan yang patah tulang.

Calon senator itu memilih pasrah, membiarkan Yibo jatuh terkulai, dengan tangan yang melingkari bahu Zhan. Membuat si pemilik bahu, ikut terhuyung dan jatuh tepat di atas tubuh yang kini terbaring di rerumputan.

Xiao Zhan tidak mengumpat, tidak juga menggerutu. Ia bukan tipikal orang-orang yang dengan mudah merasa kesal. Setidaknya sang ayah tidak sia-sia menyiapkan Zhan di sekolah khusus kepribadian, 3 bulan sebelum ia resmi dilantik jadi pengurus partai.

Xiao Zhan dengan tenang, berusaha bertumpu pada dada Yibo untuk bangkit dari posisinya. Sedikit cemas saat ia menoleh ke arah pintu ke luar gedung.

Takut, jika tiba-tiba ada orang yang kebetulan mencari angin segar, tanpa sengaja melihat mereka berdua. Yibo dan Zhan di atas rumput, dengan tubuh Yibo yang terlentang dan badan Zhan yang menimpa di atasnya.

Beruntung tak ada satupun orang yang ke luar dari gedung. Sehingga Xiao Zhan dan Yibo selamat dari segala macam tuduhan. Dengan hati-hati Xiao Zhan mengangkat tubuh bagian bawahnya, dan menekan dada Yibo untuk menjaga keseimbangan.

Tanpa ia sangka tangan Yibo yang semula lemas terkulai, dengan wajah hampir hilang kesadaran. Tangan itu tiba-tiba menahan pinggang Zhan agar tak bergerak. Menjatuhkan tubuh Zhan kembali ke atas tubuhnya.

Xiao Zhan terbelalak, tak menyangka jika Yibo sejak tadi sedang melakukan drama. Sekolah kepribadian selama 3 bulan sudah tak berlaku lagi. Xiao Zhan dengan penuh emosi menerjang dada Yibo dan menggerakkan kakinya agar bisa terlepas dari wartawan cabul di bawahnya.

Kaki Xiao Zhan yang meronta, membuat keperjakaannya bergesekan dengan paha dalam Yibo yang mengangkang lebar.

"Jangan banyak bergerak, semakin kau bergerak. Semakin kau membuka kunci kandang singa yang lapar."

Seketika Xiao Zhan terdiam, ia tahu maksud dari perkataan Yibo dengan istilah singa dalam kandang. Sebagai calon senator yang terjaga tatakramanya, tidak serta merta membuat Xiao Zhan buta, akan istilah atau perumpamaan yang menjurus pada pornografi.

"Aku akan diam. Tapi lepaskan aku!!" Xiao Zhan berkata dengan nada kasar, tapi dengan suara yang sangat kecil volumenya. Bagaimana pun ia harus tahu sikon. Jika ini bukan di tempat umum, sudah habis Yibo babak belur dengan jurus taekwondo, yang pernah Xiao Zhan pelajari di sekolah.

Adegan dramatis, terkesan melankolis dengan bumbu romantis itu berakhir. Saat terdengar langkah kaki yang berderap mendekati mereka.

Yibo dengan cepat menarik Zhan dalam pelukannya, menyembunyikan tubuh mereka berdua di balik pohon yang besar.

Napas Xiao Zhan masih tak beraturan, ini pengalaman pertama baginya bersembunyi dari orang lain karena sebuah keteledoran. Yibo dengan cepat menutup mulut Zhan yang mengeluarkan suara helaan napas yang kasar.

Kedua pria yang baru saja ke luar, berdiri di salah satu pohon palm yang minim pencahayaan. Xiao Zhan kenal, salah satunya adalah anggota dari partai saingannya, yang juga mencalonkan diri dalam pemilu yang akan datang.

Mereka terlihat menoleh ke kanan dan ke kiri, sebelum salah satunya mengeluarkan sesuatu dari saku celana. Sebuah bungkusan kecil yang tidak begitu jelas apa isinya. Tapi bagi Yibo yang sangat berpengalaman dengan urusan perdagangan gelap. Pria itu sedang menyerahkan sejenis obat terlarang pada calon senator.

Trap The SenatorWhere stories live. Discover now