16. Cause You

2.3K 218 87
                                    

maaf kl Ilma unpub repub terus, chap ini agak eror gatau knp, jadi Ilma unpub repub hehe. Thank u

yg tadi kepencet hihi. btw puter mulmed ya, cocok buat chap ini.

Boruto langsung melotot begitu membuka mata dan sadar di mana ia sekarang.

Posisi kepalanya yang ada di dada Sarada, dengan tubuh yang memeluk gadis itu erat. Dagu Sarada ada di atas kepalanya, membuat Boruto refleks melotot horor. Pelan pria itu melirik bagian selatannya, membelalakkan mata dengan hati tak karuan rasanya.

Bagian selatannya menegang hebat.

Bagi pria, ereksi pagi jelas hal biasa.

Yang jadi masalah adalah, sekarang ada Sarada!

Ia tidak ingin Sarada salah paham dan berpikir aneh-aneh gara-gara hal ini. Apalagi mengingat kecerewetan Sarada, Boruto tidak bisa membayangkan apa yang terjadi kalau Sarada mengetahui hal ini.

Boruto bangkit perlahan, melepas tangannya yang melingkar di pinggang Sarada. Buru-buru pria itu berdiri, Boruto kian kesal menyadari bahwa kamar yang mereka tempati ini tidak ada kamar mandinya.

Boruto menyusuri setiap sudut ruangan, siapa tahu ada pintu tersembunyi yang menuju ke kamar mandi. Bagian pusat tubuhnya menegang, Boruto menarik napas dalam-dalam.

Sial.

Tanpa sadar Boruto membuat suara berisik, apalagi tingkahnya yang menggedor-gedor sembarang dinding itu, aduh! Sarada mengerjapkan matanya, seberkas cahaya mulai masuk melalui retinanya.

"Bolt?" Sarada meraba-raba ranjang sebelahnya. Seingat ia, tadi malam Boruto tidur memeluknya, 'kan?

Ke mana suami kontraknya itu sekarang?

Mata Sarada memicing saat menemukan Boruto sedang merayap di dinding, mengetuk-ketuk dinding sambil menempelkan telinganya. Alis Sarada mencuat geli, kelakuan absurd Boruto baru kali ini ia lihat!

"Bolt, kamu ngapain?" Sarada membenahi kancing piyamanya yang terbuka, bangkit dari tidurnya. Boruto membulatkan mata, menoleh kaget melihat Sarada yang sudah bangun di depan matanya.

"Eh, kamu udah bangun?" Boruto mengalihkan pembicaraan, sebisa mungkin menutupi bagian bawah tubuhnya. Sarada mengangguk bingung, tapi sejenak kemudian gadis itu jahil.

"Kamu ngapain, Bolt? Kok ketuk-ketuk dinding gitu?" cecar Sarada penasaran. Boruto menggelengkan kepala cepat, berpura-pura tidak melakukan apapun.

"Enggak ngapa-ngapain, kok. Kamu tidur aja lagi, saya mau jalan-jalan." Boruto tersenyum paksa, membuat Sarada menahan tawa melihatnya.

"Kamu kebelet pipis?" tebak Sarada memicingkan mata. Melihat gerak-gerik Boruto yang seperti merapatkan kedua kaki membuat Sarada mengambil spekulasi paling normal yang ada di pikirannya.

Namun Boruto cepat-cepat menggelengkan kepalanya. Oniks Sarada sigap menangkap pemandangan yang membuat matanya melotot seketika. Boruto yang bingung langsung mengikuti arah pandang Sarada, safirnya refleks membulat, badannya langsung berbalik membelakangi Sarada.

"Jangan lihat!" hardik Boruto keras. Wajah Sarada memerah sempurna, ia baru kali ini melihat pria dewasa selain keluarganya mengalami hal seperti ini di pagi hari.

Bola mata Sarada mengedip tak percaya, ia langsung mengalihkan pandangan ke tembok dan mengabaikan Boruto yang sibuk dengan dirinya sendiri.

"Kalo kamu enggak tahan mending kamu ke luar, deh, Bolt. Cari kamar mandi di luar aja, atau tanya resepsionis aja kamar mandinya di mana. Enggak usah ketuk-ketuk dinding gitu, berisik. Kasihan yang nginep di sebelah," nasihat Sarada lagi, memberi saran sambil tetap memalingkan muka. Boruto yang sudah kepalang malu langsung mengambil jaket dan mengikatkannya di pinggang, lalu buru-buru pergi ke luar kamar untuk mencari kamar mandi.

Unpredictable Marriage | BoruSaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang