23. Our First Time

3K 218 245
                                    

warning, hehehe🙏😇

Sarada tidak mampu memejamkan matanya. Boruto memang berbaring di sebelahnya, menghadap ke arahnya. Tapi ia sengaja membelakangi Boruto.

Jantungnya berdentum kencang, euforia membuat tubuhnya terasa hampir meledak!

Sarada menggigit bibir. Ia tadi tidak sengaja melihat cara menyenangkan suami yang muncul di beranda Instagramnya. Berhubung hari ini Boruto baru saja pulang dari perjalanan jauh dan mereka juga mau pindahan, Sarada jadi tergerak untuk melakukannya.

Dan sekarang Sarada sibuk merutuki kenapa ia bisa sesinting ini sekarang.

Sarada jelas belum siap kalau Boruto melakukan sesuatu padanya.

Ditambah status kontrak yang masih melekat pada pernikahan mereka, oh, ayolah! Sarada bisa gila lama-lama.

"Belum tidur?" Suara parau Boruto terdengar, tangannya melingkari pinggang Sarada lancang. Sarada menelan ludahnya kasar.

Canggung sekali situasi ini.

"Aku enggak bisa tidur," jawab Sarada jujur. Membelakangi Boruto, Sarada bersyukur Boruto tidak bisa melihat wajahnya yang memerah seperti kepiting rebus.

"Sama. Aku juga." Soalnya aku pengen sesuatu, Sarada.

"Kenapa?" Sarada bertanya, ia jadi penasaran. Namun ia menahan rasa ingin berbaliknya.

Sumpah, membelakangi Boruto saja, ia bisa mencium harum vanila bercampur rempah-rempah entah apa. Begitu khas, Sarada mati-matian menahan dirinya agar tak berbalik dan memeluk Boruto.

Sementara Boruto sendiri mabuk kepayang. Kepalanya mendusel manja ke leher Sarada, menghirup aroma parfum yang begitu manis. Saking manisnya, Boruto jadi ingin menggigit. Eh?

Sarada yang bisa merasakan kulit hidung Boruto bersentuhan dengan kulit lehernya hanya bisa menahan napas.

Ia memang menyemprotkan parfum di situ. Jelas saja di situ paling wangi.

"Aku suka parfumnya," bisik Boruto, mendusel leher Sarada sembari memejamkan mata menghirup aroma yang kian membuatnya mabuk itu.

Entah keberanian dari mana, Boruto tiba-tiba menyingkap kimono Sarada dengan tangannya. Menampakkan bahu telanjang Sarada, mendadak pria itu mengecupnya pelan.

Beralih ke leher, entah setan mana yang merasukinya, Boruto menempelkan bibirnya lembut pada ceruk leher Sarada, lalu menggigit dan menghisapnya pelan.

Sarada yang merasa tersengat jadi membelalakkan mata.

"Aw, sakit, Bolt!" erang Sarada pelan. Gadis itu sudah mulai panik saat tangan Boruto kian erat memeluk pinggangnya. Tubuhnya berdesir hebat saat Boruto mengeluarkan lidah, menjilat bekas kemerahan yang ia ciptakan di leher istrinya.

"Geli, Bolt!" desis Sarada menggerakkan kepalanya. Boruto tersenyum miring, ada sesuatu yang sudah terlanjur berdiri di bawah sana.

Sarada yang merasakan ada sesuatu menghunjam di sela-sela pahanya membulatkan mata. Menyadari apa yang terjadi, gadis itu melepas tautan Boruto pada pinggangnya dan berbalik menghadap Boruto.

Sial, wajah Sarada sudah kepalang merah. Boruto menatapnya sayu, membuat Sarada memalingkan pandangannya salah tingkah.

"Sarada ..." Suara serak-serak basah Boruto keluar. Sarada masih memalingkan pandangannya, tapi lagi-lagi lengan Boruto bergerak cepat menarik tubuhnya merapat.

Kini tubuhnya menempel sempurna pada tubuh Boruto. Ia bisa mencium aroma maskulin memabukkan yang menguar dari tubuh suami kontraknya itu. Pelan tapi pasti, Boruto memeluknya posesif.

Unpredictable Marriage | BoruSaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang