21. Pindah

1.7K 210 185
                                    

Sarada duduk di kursi samping Boruto. Boruto melajukan mobilnya menyusuri distrik Azabu, menuju rumah yang sudah Boruto incar untuk mereka sewa. Daritadi Sarada menundukkan kepalanya, sok sibuk dengan ponsel yang ia mainkan secara tidak jelas itu.

Kejadian saat malam pertama kembali terulang! Boruto yang memeluk Sarada seperti monyet memeluk dahan pohon, pria itu sepertinya mimpi buruk lagi. Tapi yang jadi masalah, Sarada ngiler!

Boruto sih tidak apa-apa, pria itu santai saja sebenarnya. Tapi Sarada terbirit-birit lari ke kamar mandi untuk membersihkan air liurnya, gadis itu terlampau malu.

"Sar," panggil Boruto memecah keheningan. Pria itu menghentikan mobilnya di depan rumah bernuansa coklat muda. Sarada menoleh, sok tidak peduli dengan menatap buncah Boruto.

"Apa?"

"Udah sampe, kamu enggak mau turun?" tanya Boruto sambil membuka pintu mobil, membuat Sarada menoleh kaget.

Ah, terlalu sibuk sama lamunannya sendiri membuat Sarada lupa melihat sekitar.

Sarada menjinjing tasnya di bahu, berjalan mengikuti Boruto yang sudah mendahuluinya. Rumah nuansa coklat muda itu akan mereka sewa untuk enam sampai tujuh bulan ke depan.

Boruto ternyata sudah memegang kunci, Sarada juga tidak tahu pria itu dapat dari mana. Mungkin Boruto sudah menyewanya juga, entahlah. Sarada memerhatikan halaman depan rumah. Ada beberapa tanaman ditata rapi, rumah ini memang tidak terlalu besar. Bahkan paling hanya seperempat dari rumah Uchiha dan penthouse yang mereka huni.

Tapi cukup untuk sementara, lagipula Sarada akan lebih sering sendirian saat Boruto bekerja.

"Ini rumahnya, udah full furnished," beritahu Boruto sembari membuka pintu dan melangkahkan kakinya masuk. Ada interkom di dekat pintu. Lorong rumah, lalu langsung ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan dan dapur. Lalu ada kamar mandi juga. Furnitur sudah tertata rapi seperti yang Boruto katakan.

"Kamarnya mana, Bolt?" tanya Sarada penasaran. Boruto berjalan menuju salah satu pintu, membuka pintu itu lalu menunjukkannya pada Sarada.

Kamar tidur utama dengan ranjang king size dengan kamar mandi dalam. Ada lemari besar dan meja rias juga.

"Ini kamar kita," beritahu Boruto santai. Sarada berjengit, mendelik kaget.

"Kamar kita?" Sarada menatap Boruto bingung. Boruto menganggukkan kepalanya.

"Iya, kamar kita."

"Kita tidur satu ranjang, gitu?" tanya Sarada lagi, memastikan. Boruto yang mendengarnya kembali menganggukkan kepala.

"Iya. Kamu enggak keberatan, 'kan?" Boruto memandang polos Sarada, diam-diam menyembunyikan senyum licik di balik tatapan polosnya.

"Enggak ada kamar lain, emangnya?" tanya Sarada lagi, meringis. Boruto hanya berbalik, berjalan memandu Sarada menuju pintu kamar satunya.

"Ini sama pemiliknya didesain jadi kamar bayi, Sarada. Lihat," suruh Boruto sambil menunjuk pintu, membuat Sarada mengembuskan napas pasrah melihatnya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Unpredictable Marriage | BoruSaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang