24. Support System

1.9K 211 162
                                    

Sarada kembali menghela napas panjang setelah selesai menata pakaiannya dengan Boruto di lemari mereka. Boruto belum pulang. Matahari sudah hampir tenggelam.

Bisnisnya kacau. Sarada tahu, penarikan modal sepuluh persen saja bisa membuat perusahaan bergoncang. Apalagi ini, duapuluh persen. Dalam jangka waktu yang berdekatan, pula.

Suasana kantor pasti ricuh. Banyak oknum yang memancing di air keruh. Posisi Boruto sebagai direktur eksekutif penanggung jawab perusahaan jelas dipertaruhkan. Apapun yang terjadi, Boruto jelas yang menanggung kerugiannya.

Sarada jadi terdiam lama. Mencoba memutar otak, tapi Sarada sadar Boruto hanya suami kontraknya.

Benar. Pernikahan mereka hanya perjanjian bisnis. Sarada harusnya baik-baik saja setelah menerima uang dari Boruto. Selama uang yang diberikan Boruto lancar, ia tidak masalah, 'kan?

Harusnya begitu.

Selama uang Boruto masih cukup untuk biaya pencalonannya menjadi anggota parlemen nanti, harusnya Sarada tidak usah ikut campur terlalu jauh.

Ia tidak perlu masuk terlalu dalam ke kehidupan Boruto.

Kurang dari dua tahun lagi mereka akan berpisah. Jadi buat apa Sarada repot-repot memikirkan Boruto?

Tapi wanita itu tertunduk menatap lantai.

Nyatanya sekarang ia sangat khawatir. Sangat, sangat khawatir. Bagaimana keadaan Boruto, apakah pria itu baik-baik saja. Bagaimana pria itu menghadapi para pegawai dan pemilik modal. Bagaimana cara pria itu mempertahankan bisnis dan meyakinkan para investor.

Setelah ia menikah dengan Boruto, ia sudah melihat sisi terlemah pria itu.

Dan Sarada tidak bisa tidak khawatir.

Sarada ... Sarada sudah terlanjur jatuh terlalu dalam dengan perasaannya sendiri. Sarada sudah terlanjur tenggelam.

Namikaze Boruto

Bolt?
Pulang jam berapa? Mau aku masakin apa?
Aku tunggu waktu makan malem yaa, semoga lancar semuanya❣️

"Haah!" Sarada memekik pelan, mengeluarkan tekanan emosinya yang meluap. Berjalan menuju dapur, ia sudah selesai membereskan bahan makanan tadi. Ah, mie yakisoba mungkin pilihan tepat untuk makan malam.

Jangan bikin aku bingung sama perasaanku sendiri, Bolt.

Bulan sudah bertakhta di tempatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bulan sudah bertakhta di tempatnya. Boruto masih sibuk di depan komputer sembari menerima telepon. Keadaan kantor begitu rusuh, beberapa karyawan meminta resign secara tiba-tiba.

Kalau cuma satu atau dua karyawan yang resign, mungkin Boruto tidak akan panik. Masalahnya lebih dari sepuluh karyawan divisi marketing yang jadi jantung utama perusahaan mendadak serentak mengundurkan diri.

Unpredictable Marriage | BoruSaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang