18. Ide Bisnis

1.8K 204 94
                                    


kalo masuk notif, bilang ya!


Senin sudah datang, Boruto sudah kembali bekerja. Cutinya sudah habis. Sarada sedang berkutat menyelesaikan bagian terakhir dari naskah novelnya. Sudah jam sebelas, waktu makan siang hampir datang. Sarada memutar kursinya, menenggak air putih yang ia siapkan di meja. Tangannya meraih brownies coklat yang sudah ia potong di meja, memakannya perlahan.

Uang bulanan sudah Boruto berikan. Sarada awalnya terkejut dengan jumlahnya, tapi kata Boruto tidak apa. Bisa disimpan untuk esok hari.

Sarada putuskan untuk membeli robot penyedot debu dan pembersih ruangan. Ia tidak mungkin membersihkan seisi rumah ini sendirian, encok punggungnya nanti yang ada.

"Boruto makan siang apaan ya?" Sarada berjalan ke dapur, membuka kulkas. Ia tak yakin Boruto akan makan siang dengan benar kalau ia tidak memasakkannya.

Jadilah Sarada mengambil paha ayam dari lemari, mencucinya, membersihkannya lalu merebusnya dengan bumbu bacem yang sama seperti daging kemarin. Sarada berniat membuat ayam bakar.

"Dulu waktu di Indonesia yang pedes itu apa sih, namanya? Sambel?" Sarada berbicara sendiri, mengambil ponsel untuk mengecek nama masakan yang mau ia masak.

Setelah melihat, Sarada memutuskan memasak sambal bawang karena hanya bahan untuk itu yang ada. Sempat terpikir memasak sambal terasi, tapi ia tidak punya terasi.

Kapan-kapan saja ia beli di toko milik orang Indonesia.

Tak butuh waktu lama, Sarada sudah menyelesaikan masakan ayam bakar dan sambal bawangnya. Mengambil rantang, Sarada menaruh nasi, ayam bakar, dan sambal bawang di sana. Untuk minuman Sarada memutuskan membuat jus jeruk saja, biar segar. Es batu ia taruh di termos terpisah.

Sejenak senyum Sarada terkembang lebar, membayangkan wajah Boruto yang lahap memakan masakannya.

Jadi begini ternyata, rasanya masak buat suami ...

Setelah menyetir mobil sekitar setengah jam, Sarada sampai di gedung pencakar langit tempat suaminya bekerja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah menyetir mobil sekitar setengah jam, Sarada sampai di gedung pencakar langit tempat suaminya bekerja. Memakai gaun formal warna coklat muda sebetis, Sarada berjalan memasuki gedung sambil membawa rantang. Kacamata hitam bertengger manis di hidungnya, membuat ia jadi pusat perhatian para pegawai yang lalu lalang.

"Eh, itu istrinya Pak Bos bukan sih?"

"Uchiha Sarada yang penulis itu, 'kan? Gila, gue ngefans tau!"

"Lulusan Harvard, penulis terkenal, suaminya juga bos besar. Kurang apa coba?"

"Hush, sekarang namanya udah ganti jadi Namikaze Sarada!"

Sarada tersenyum geli mendengar bisik-bisik para pegawai yang berjalan melewatinya. Sarada hanya menebar senyum sambil menganggukkan kepala, yang langsung dibalas para pegawai di sana.

Unpredictable Marriage | BoruSaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang