41. Lorong Antar Ruang & Waktu

1.9K 223 84
                                    

Sarada dan Boruto mematung tak percaya melihat sepasang suami-istri yang duduk di santai di hadapan orangtua Boruto, dengan anak perempuan yang duduk manis di pangkuan sang wanita.

Naruto yang menyadari kehadiran anak-menantunya langsung melambaikan tangan.

"Boruto, Sarada, sini! Tamu Ayah sudah nungguin, nih!"

Hinata tersenyum lembut. Sementara dua sosok asing yang familiar itu hanya mengulum bibirnya.

Boruto menggamit pinggang Sarada, menjaga ibu hamil muda itu agar tidak ke mana-mana. Menuruti ucapan Naruto, kini mereka berdua duduk di hadapan sepasang suami-istri yang datang dengan anak perempuan mereka itu.

"Boruto, ini calon investor perusahaan kita." Naruto tersenyum mengenalkan. Pria berambut kuning dengan mata biru menawan itu juga tersenyum, sementara wanita dengan obsidian sekelam malam itu mengulum bibirnya sembari mengelus sang putri di pangkuannya.

"Albert Brighton, ini istriku, Sarah." Albert tersenyum, mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan. Sementara Boruto memandangi Sarada ragu, tapi wanita itu hanya mengangguk menyuruh Boruto membalas uluran tangannya.

"Namikaze Boruto. Ini istri saya Namikaze Sarada." Boruto merangkul Sarada posesif, membuat pria dengan ciri fisik yang hampir persis dengan Boruto itu tertawa geli.

Mata Sarada memicing mengamati wanita di hadapannya. Bahkan dalam sekali lihat, ia bisa mengerti kalau wanita di hadapannya ini benar-benar persis seperti dirinya. Matanya, rambutnya. Garis wajah, rahang. Tinggi badan. Kalaupun ada yang membedakan adalah kulit wanita itu lebih terawat dengan proporsi tubuh lebih berisi karena sudah pernah melahirkan.

Juga garis wajah wanita itu yang cenderung lebih dewasa, Sarada menebak umurnya memang lebih tua beberapa tahun dari dirinya.

Boruto mengamati pria yang menyebut dirinya sendiri dengan nama Albert Brighton. Merasa tak asing, Boruto menelan ludah begitu menyadari tingkat kemiripan dirinya dan Albert yang hampir sempurna.

Yang membedakan hanyalah pria itu tampak lebih buncit, lebih tembam, sorot matanya lebih berwibawa tapi rautnya lebih bahagia. Kalau menilik putri kecil mereka yang kini menarik-narik rambut ibunya pelan, Boruto paham keluarga di depannya ini jelas keluarga bahagia.

"Maaf. Sir Naruto dan Nyonya Hinata bisa tinggalkan kami berlima? Ada hal penting yang harus kami bicarakan." Albert tersenyum hangat, meminta izin Naruto dan Hinata.

Di dalam hati Albert, setitik perasaan harus menyelinap bergemuruh di dada. Memandang Naruto dan Hinata di sini seolah jadi obat rindu atas orangtuanya yang sudah lama meninggal.

Naruto dan Hinata berpandangan. Beberapa saat kemudian Naruto mengangguk, menyetujui usul Albert Brighton.

"Baiklah. Aku dan istriku pergi dulu. Boruto, Sarada, jaga diri baik-baik!" Naruto dan Hinata melangkah meninggalkan mereka berlima di taman belakang. Sementara putri kecil mereka terus menarik-narik rambut Sarah, ingin melihat-lihat bunga.

"Bun, Shania mau ke sana!" pinta putri mereka riang, membuat Sarah akhirnya melepaskan Shania dari pangkuannya dan membiarkan anak kecil itu berjalan-jalan.

Kini tinggal mereka bertempat duduk di meja berhadapan, dengan Sarada yang memandang mereka bingung, serta Sarah yang justru tersenyum miring.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Unpredictable Marriage | BoruSaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang