5.1

523 49 6
                                    

Dua hari yang lalu, selesai Chayoung dan Younjung bertemu dengan petinggi yang mengetahui siapa Vincenzo Cassano dan perusahaan Babel, kepala Ahn Gi Seok, menghabiskan waktu malamnya untuk mencari keberadaan Vincenzo Cassano melalui alat canggih miliknya dan perusahaan, dibantu oleh Jo Sa Jang, pemilik geung Geumga, mereka bekerja keras sampai Tae Guk Jang, pria paruh baya yang pernah mengabaikan Ahn Gi Seok karna keberadaan Vincenzo di Korea lalu melepaskan Ahn Gi Seok demi mengetahui siapa sebenarnya Vincenzo, menggelengkan kepalanya tak habis pikir.

"sudah dua tahun, seharusnya kalian mendapatkannya." Omel pak Guk Jang, berkacak pinggang didepan pintu ruangan pak Ahn Gi Seok.

Sementara pak Ahn Gi Seok dan pak Jo Sa Jang berdiri dan sedikit memberi hormat dengan tundukan kepala. "k-kami akan menemukannya hari ini." Jawab Ahn Gi Seok lalu menggaruk tekuknya yang tak gatal.

"kau selalu saja berkata seperti itu dari dua tahun yang lalu, sungguh kalian berdua ini, kenapa tidak minta tim it untuk mencari daripada kalian terlihat menyedihkan seperti ini." Ucapnya.

"ralat, belum dua tahun." Sela pak Jang meski sedikit pelan.

"ah baiklah, teruskan saja. Semangat!" dan pak Guk Jang meninggalkan ruang kerja pak Ahn Gi Seok, membiarkan anak buah kepercayaannya ini melakukan dengan cara mereka sendiri.

Pak Ahn Gi Seok merasakan kepalanya sedikit pening, matanya juga mulai berdenyut, Rasanya sangat lelah karna sudah sampai dua pagi dini hari, ia tidak dapat keberadaan Vincenzo Cassano. Ia pernah terbesit pikiran soal Vincenzo Cassano yang mengubah nama menjadi nama lahirnya yaitu Park Joo-hyung, tapi rasanya mustahil jika ia mendadak merubah nama seperti itu, bukankah mudah terdeteksi jika namanya berubah?

"apa yang harus kita lakukan jika pak Vincenzo tidak muncul sampai sekarang?" tanya pak Jang, menyenderkan kepalanya pada senderan sofa yang empuk. Mencoba melepaskan penat di kepalanya.

"jujur saja, aku pun juga tidak tahu." Jawab pak Ahn, sama sama lelah dan sedikit frutasi.

"Italia, aku jelas membaca tiket tujuannya ke Malta, kenapa tidak ada pak Vincenzo di riwayat Italia?" gumam pak Jang, mengusap wajahnya dengan kedua tangannya. "aku yang membelinya, jelas Italia." Sahut pak Ahn.

"tapi—" tibat-tiba pak Ahn duduk tegak, sedikit menyamping agar ia bisa menatap atasannya sekaligus teman dekatnya. "apa?"

"dia bisa saja pakai kapal dan membayarnya secara illegal, bisa jadi bukan?"

"bisa jadi."

"menurut film yang aku tonton—"

"masih punya waktu untuk nonton film?" timpal pak Ahn, ah pak Jang tak sengaja keceplosan. Ia hanya berdeham dan mencoba melanjutkan pemikirannya, "lupakan, tapi demi kehidupannya dia menyusup lewat kapal dan pergi ke pulau, menurutku Vincenzo pergi ke salah satu pulau dekat Italia bersama keluarganya, jika tidak—"

"keluarganya bisa kita lacak." Potong pak Ahn sembari bertepuk tangan, sepertinya mereka mendapatkan cahaya atas masalah hidup mereka karna Vincenzo.

Kembali lagi dengan layar pc, pak Jang berdiri dan menghampiri meja pak Ahn tuk melihat proses pencarian keluarga Cassano. Hanya membutuhkan beberapa menit, layar computer model OLED menampakan foto keluarga Cassano dan foto Vincenzo bersama satu laki-laki Italia yang diketahui sudah diambil empat tahun yang lalu.

"i-ini bukannya anak kandung Cassano? Fabi? Fave?" kata pak Jang dengan telunjuknya yang menunjuk wajah anak Cassano. "Fabio Cassano, pak Jang." Balas pak Ahn lalu beralih mencari riwayat keluarga Cassano dan betapa mengejutkannya, ia mendapatkan informasi jika keluarga Cassano sudah tidak tinggal di Italia.

"kan sudah ku bilang, pasti." Gumam pak Jang sembari mengangguk-angguk.

"mari kita cari pulau yang terdekat di daerah Italia." Perintah Pak Ahn.

VINCENZO II : The Last Tower [-]Where stories live. Discover now