10

544 48 17
                                    

Bukan prank*

Vincenzo pergi dari tempat menuju toilet, Chayoung membuka ponselnya sekedar melihat waktu lalu ia kembali mematikan ponselnya ikut dalam pembicaraan rekan kerjanya yang cukup random sepertinya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Vincenzo pergi dari tempat menuju toilet, Chayoung membuka ponselnya sekedar melihat waktu lalu ia kembali mematikan ponselnya ikut dalam pembicaraan rekan kerjanya yang cukup random sepertinya. Ditemani dengan minuman dingin yang baru saja sampai di meja mereka. Cukup menyegarkan.

"meskipun sebenarnya aku dulu ingin menjadi dokter, nyatanya aku menjadi pengacara."

"alasannya pasti berubah karna kondisi?" tebak pak Nam sembari mengaduk-aduk minumannya. "benar, keluargaku tidak ada yang masuk kedokteran. Jadi aku masuk hukum saja karna aku ada darah hukum tapi kalau aku ingin tetap ada keinginan kedokteran, aku ingin menikah dengan dokter." jawab Younjung.

"dokter?" beo Luca.

"benar!" jawab Younjung.

"karna kamu ingin anakmu menjadi dokter bukan?" tebak Chayoung.

"benar! tapi aku tidak mau memaksa toh pasti juga akan dokter meneruskan ayahnya. Kalau kak Chayoung bagaimana?" tanya Younjung melipat kedua tangannya diatas meja.

"a-aku? bagaimana maksudmu?"

"saat kecil, kak Chayoung ingin jadi apa? mungkin berbeda dengan impian kerja sekarang." jelas Younjung.

Chayoung berpikir sejenak, menghitung berapa kali ia sudah berganti cita-cita. Ah ini karna dia terlalu banyak menonton acara televisi. Impiannya saat kecil bisa tak terhitung. Parahnya ia pernah ingin menjadi Power Rangers dan itu jelas tak mungkin.

"terlalu banyak tapi yang jelas menjadi pengacara salah satu impian kecilku." jawab Chayoung.

"omong-omong...." Chayoung mengerutkan dahinya kala Younjung bersikap aneh padanya. "bagaimana dengan hadiah dariku? suka tidak?" tanya Younjun.

"aah ini?" Chayoung reflek melihat pakaiannya yang serba hitam penuh elegan pemberian dari Younjung. Nona Hong menarik kedua sudutunya dan tersenyum kepada Younjung, "suka sekali, dimana kamu membeli ini?" tanya Chayoung.

"tidak tau, mungkin sudah cukup lama tapi baru aku beruntuk i sekarang."

"Seperti itu?" gumam Chayoung sembari mengangguk-angguk. "terima kasih Younjungnie! koleksi bajuku bertambah." kata Chayoung.

"Sama-sama!"

"kalau begitu biar aku membeli jajanan kesukaanmu! Kentang gorengkan!" dan Chayoung membereskan barangnya, bersiap untuk pergi dari tempat. Lantas Younjung menahan tangan Chayoung, "kak! untuk apa! kita sudah pesan ini, nanti saja, sayang duit kak!" tahannya tapi tak membuat Chayoung mengurungkan niat sama sekali.

"uangku banyak, ada yang mau nitip?" tanya Chayoung.

"tidak, aku tidak mau merepotkan." kata Luca dalam bahasa sehari-hari Chayoung.

"tidak apa, sebagai tanda sambutan dariku, akan ku belikan untuk kalian! tetap disini, aku akan balik beberapa menit, tidak lama! telfon aku kalau makanan sudah jadi!" dan Chayoung melesat pergi sampai Younjung tak bisa menahan kakaknya itu pergi meninggalkan mereka.

VINCENZO II : The Last Tower [-]Where stories live. Discover now