22

163 15 2
                                    

Suara sirine terdengar jelas saat ia memasuki gerbang gedung kepolisian. Usai ia mendapatkan kabar bahwa pelaku yang mencelakai Chayoung sudah ditemukan dan sekarang sudah ditahan di gedung kepolisian. Awalnya pak Nam yang dihubungi sebagai wali tapi Vincenzo memintanya untuk maju bersama pak Nam tuk menemui pria itu.

So Piljo, orang yang kini menatapnya dengan bengis dari tempat duduknya berada. Rasanya mustahil melihat So Pil Jo dapat menatapnya dengan senyuman licik yang terukir untuknya. Matanya berair dengan tersirat amarah, ia menghampirinya dan menamparnya begitu keras hingga ia terjatuh.

Sontak kepolisian melihatnya kaget.

Yoonjung berlutut dan menarik kerah So Piljo begitu kuat dengan tak lepas matanya yang begitu penuh amarah.

"nona Yoo-" Derek Jongi hendak menarik Yoonjung, mencoba menghindari keributan baru tapi alhasil dirinya yang terdorong akibat tangannya yang disingkirkan begitu kuat dari tangan Yoonjung.

"kamu?! bilang sekarang, kenapa kamu melakukan itu kepada kakak ku!" seru Yoonjung, ia terlihat menyeramkan. Bahkan ketika ia tak mendapatkan jawaban dari mulut So Piljo, ia kembali mengeluarkan suaranya lebih keras.

"jawab aku, SO PILJO!"

"Goo Yoonjung?" nafasnya tadi yang menggebu luar biasa, mulai sedikit pelan kala bingung bahwa So Piljo mengenalnya. "kakak dari Goo Yuna bukan?" tanya nya sekali lagi bahkan senyuman miringnya terukir.

Ia tidak terlihat takut sama sekali.

"wah benar, kau Goo Yoonjung kakak dari Goo Yuna."

"apa?!" pekik Yoonjung.

Belum bisa menelah apa yang dimaksud, Yoonjung lebih dulu ditarik oleh Ju Seongho dengan pak Nam. Lalu So Piljo dengan tangannya telah di borgol ikut ditolong oleh polisi, setidaknya membiarkan pria tua itu duduk dengan benar sebelum hukum menjatuhkan hukuman lagi padanya.

"Nona Yoonjung," tiba-tiba saja derek Jongi berdiri dihadapannya. Tatapannya terlihat tidak seperti biasanya, lebih terlihat sedih. Lurus menatap Goo Yoonjung yang sudah menepis tangan Pak Nam dan Ju Seongho yang menarik lengannya.

"mari kita bicara di tempat lain."

"disini, saya mau disini pak Jongi." tegas Yoonjung. Dagunya mengeras, emosinya masih ada didalam sana. Matanya beralih pada So Piljo yang kini sudah duduk manis di ruang kepolisian. "bagaimana dia bisa tahu adik ku?"

Ada keraguan di sana ketika beliau ingin menjawab. Ia tak tega melihat Yoonjung semakin marah. Ingin mengajak gadis itu ke tempat lain tapi,

Yoonjung bukanlah Chayoung.

"So Piljo adalah pelaku atas tabrak lari dari korban murid sma, Goo Yuna."

Sesak rasanya, dadanya semakin sesak. Hampir saja ia kehilangan keseimbangan jika Seongho tidak menahan bahunya. Matanya tak berkedip, nafasnya semakin lama semakin menipis dan air matanya sukses jatuh membasahi pipinya.

"pak Jongi, bagaimana bisa?" tanya Pak Nam, sama ia juga belum paham betul bagaimana bisa itu terjadi pada So PIljo dengan Goo Yoonjung.

"kami menemukan helai rambut korban di persembunyiannya di rumahnya. Kami mengira bahwa itu helai rambut yang tidak sengaja ada padanya tapi," sejenak pak Jongi menarik nafasnya dalam, "asisten kami menemukan kesamaan helai rambut dengan korban."

"PRIA BRENGSEK!" Yoonjung kembali di hadapan So PIljo dan memukul wajahnya begitu keras. Kemarahannya benar-benar memuncak hingga kepolisian menarik kedua lengannya.

Keributan kepolisian menjadi-jadi usai sebelumnya diciptakan reporter. Dengan hadirnya Yoonjung, pihak kepolisian yang belum siap dan baru saja usai dengan keributan reporter harus bertemu dengan keributan lagi. Kali ini karena anggota keluarga korban mengamuk, itu wajar ketika seorang kakak yang juga berhubungan dengan kasus lainnya, mengenai dua orang yang ia sayang.

VINCENZO II : The Last Tower [-]Where stories live. Discover now